1- Nyasar di pesantren

26 2 0
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

𝟷. ᴀᴡᴀʟɪ ᴅᴇɴɢᴀɴ ᴍᴇᴍʙᴀᴄᴀ ʙᴀsᴍᴀʟᴀʜ , ʙɪsᴍɪʟʟᴀʜɪʀʀᴀʜᴍᴀɴɪʀʀᴀʜɪᴍ. . .

 اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ مُحَمَّدٍ

𝟸. ʙɪᴀsᴀᴋᴀɴ ʙᴇʀsʜᴏʟᴀᴡᴀᴛ ᴋᴇᴘᴀᴅᴀ ʙᴀɢɪɴᴅᴀ ʙᴇsᴀʀ ᴋɪᴛᴀ, ɴᴀʙɪ ᴍᴜʜᴀᴍᴍᴀᴅ sᴀᴡ.

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِـيْمِ الَّذِيْ لَااِلَهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ ×٣

𝟹. ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ sᴇɴᴀɴᴛɪᴀsᴀ ʙᴇʀᴅᴢɪᴋɪʀ.

————÷÷—————————÷÷————

                    ★𝔄𝔥𝔩𝔞𝔫 𝔴𝔞 𝔰𝔞𝔥𝔩𝔞𝔫 𝔯𝔢𝔞𝔡𝔰𝔶★

                                       ★

                                       ★

                                       ★

————÷÷—————————÷÷————

Jangan membandingkan diri dengan orang lain, pada dasarnya manusia telah diatur oleh Tuhan, baik itu dalam kebahagiaan ataupun luka. ”

————÷÷—————————÷÷————

Di malam hari yang gelap, seorang gadis dengan langkah tertatih-tatih kini tengah mengigau tak jelas, " Hidup memang butuh kasih sayang, lantas darimana gue mendapatkan kasih sayang itu ? " Monolognya.

Gadis itu terus bermonolog tanpa sadar hingga kini ia telah berada di komplek perumahan yang ia tempati. Perumahan gajah Mada, namanya.

" Astaga, gue kebanyakan minum anggur. Ah bedebah, gue bakal di hukum lagi sama perempuan itu," Dengan oleng, ia memencet Bel di samping pintu rumahnya.

Ting!

Dengan sekali saja ia memencet bel, pintu langsung terbuka menampilkan seorang wanita setengah paruh baya yang sudah membawa sapu di tangan kanannya.

" Eh mami, maaf kali ini gue gak mau tidur di gudang, tubuh gue lemes mi. " Lirihnya seakan meminta belas kasihan.

"FATIMAH! " Perempuan setengah baya yang bernama Zulfa itu berteriak, marah. Lalu memukuli lengan anak tirinya itu dengan sapu yang dipegangnya. " Aduh mam! Sakit tau, anu, Geavin bebep ku mana toh mam? " Gadis dengan lingire itu meracau tak jelas.

" Fatimah, papi mu akan marah anak sialan. Saya pasti tidak akan diberi jatah bulanan karena kamu anak berharga, cepet sekarang ke tempat cambuk! "

"Hadeh, ini nih faktor usia. Udah berapa kali mam gue bilang, gue gak suka di panggil Fatimah. Gue bukan ustadzah, jadi panggil gue Al ! " Balasnya, namun Zulfa tetap tidak mendengar-kannya

" Anak sialan! Bagaimana kalau papi mu tau kalau kamu pulang larut begini Fatimah! "

" Tinggal bilang aja kok, udahlah, gue capek tau, dari jam 5 sore gue party, sekarang gue mau tidur. Capek! " Keluh gadis yang kerap di panggil Al itu.

" Tidur tidur, pergi cuci piring, cuci baju, jemur baju. Kerjaan kamu, kamu tinggalkan begitu saja. Awas sekali lagi kalau kamu ulangi, saya siksa kamu, " Ancam Zulfa sinis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bimbing aku , Gus Athala ! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang