Prolog

9 1 1
                                    

Menjadi anak rantauan dan hidup sendiri di kota orang membuat Renjana Mayesya harus terbiasa apa apa sendiri, dan yang paling berat saat Rana -sapaannya- lagi sakit, biasanya saat masih tinggal bersama orang tua, Rana akan di rawat oleh Ibu. Mulai dari disiapin obat, dibuatkan bubur dan terkadang kalau suhu tubuh Rana panas ibu selalu ngompres dahinya.

Jarak tempat Rana tinggal sekarang dengan kampung halaman memang nggak terlalu jauh, kurang lebih 3 jam saja udah sampai. Tapi kalau untuk bolak balik ya capek juga. Jadi Rana mutusin buat sewa apartemen yang dekat dengan kampusnya.

Satu tahun Rana lewatin dengan sedikit berat, karena pada dasarnya gadis itu manja banget sama Ibu dan Ibu pun sebenarnya berat untuk melepas anak semata wayangnya untuk hidup sendiri, tapi kenapa Rana tetap mutusin buat kuliah di Medan ya karena jurusan yang gadis mungil itu mau tidak ada di Siantar.

Tiga bulan pertama Ibu hampir tiap jam nge chat Rana nanyain Rana dimana? Lagi apa? Udah makan atau belum? dan lain sebagainya. Dan karena itu Rana mutusin buat setiap hari Sabtu sore ia akan pulang ke Siantar dan malam Senin balik lagi ke Medan.

Dan setelah satu tahun, Ibu akhirnya bisa sedikit legah setelah melihat putrinya bisa hidup mandiri, dan yang buat Ibu lebih legah lagi yaitu datangnya Kaysan Tarendra Batubara.

Kaysan itu sahabat Rana dari kecil karena mereka tetanggaan. Umur Rana sama Kay itu beda satu tahun tepat nya gadis itu lebih tua dari Kay, makanya Rana duluan yang lulus SMA dan lanjut kuliah.

Setelah satu tahun itu, Kay mutusin buat kuliah di universitas yang sama dengan Rana setelah dia gagal SNMPTN dan juga SBMPTN. Dan sekarang keduanya di Medan juga menjadi tetanggaan lagi, karena permintaan Ibu Rana sih sebenarnya. Kay tinggal tepat di sebelah unit Rana.

"May! Udah tidur belum?" May, adalah panggilan khusus dari Kay untuk Rana. Karena waktu kecil Kay sulit untuk mengucapkan huruf R. Dan May diambil dari kata Mayesha, nama belakang Rana.

Mata belok Rana mengintip dari intercom untuk memastikan yang manggil itu beneran Kay atau bukan, dan begitu Rana lihat wajah nya dari balik pintu Rana pun segera membuka pintu.

"Nih! " Kay menyodorkan sekotak pizza pesanannya. Iya, sebelum Kay pulang Rana memang ngechat dia untuk membelikan pizza kesukaannya. Kenapa nggak beli online? Karena Rana nggak punya voucher gratis ongkir hehe kalau minta beliin Kay kan Ia tinggal transfer harga pizza nya aja ke dia.

"Makasih Kaysan ganteng!" Ucap Rana yang hanya di tanggapi dengan "hmm"

"Jutek amat Pak, nggak ikhlas ya, Pak?"

"Ikhlas."

"Yang bener?"

"Iya."

"Kok kayak nggak ikhlas, nggak ada senyum nya."

"Aku ikhlas Renjana Mayesha sang Dewi kampus idola para kaum Adam!" Renjana tertawa melihat senyum terpaksa yang Kay tampilkan dan juga kalimat hiperbolanya.

"Apakah anda sudah puas kanjeng ratu?" Kepala gadis itu mengangguk sambil masih tertawa.

"Baiklah kalau begitu hamba pamit undur diri."

"Kamu nggak mau nemenin aku ngabisin ini?"

"Nggak! Aku mau tidur, besok pagi ada kuis."

"Yahh, mana habis kalau makan sendiri. Kalau buat besok aku nggak ada microwave. Temenin dong Kay, sampai jam 10 aja deh lewat dari jam segitu terserah kamu mau ngapain," bujuk Rana. Biasanya juga begitu, mereka berdua sering ngabisin pizza sambil nonton film sampai tengah malam.

"Ada syaratnya."

"Apa? Tumben." Rana mengernyit kan dahinya. Ini beneran Kay bukan sih? Sejak kapan dia minta syarat-syarat segala.

"Jadi model videoklip lagu band Maple ya" ha? Rana mendengus ketika sudah bahas ini lagi. Ini bukan sekali atau dua kali Kay meminta Rana menjadi model videoklip nya, mungkin ada sekitar tujuh atau delapan kali dalam seminggu ini dia minta.

"Ish kamu mah gitu. Gimana kalau aku jadi sutradara nya aja? Berbakat loh aku."

"Udah ada Zyan. Lumayan tau bayarannya, bisa lunasin apartemen 2 bulan."

"Lumayan sih, tapi yang lain aja deh. Lagian kenapa sih ngebet banget buat aku jadi model nya? Kayak nggak ada yang lain aja," Kesal Rana. Jujur aja, sebenarnya diantara teman teman mereka berdua nggak ada yang tahu kalau ia dan Kay itu aslinya sahabatan. Tingkatan mereka beda, letak fakultas juga jaraknya jauh banget, terus Kay maupun Rana nggak pernah ngajak teman-temannya untuk mampir ke rumah.

"Aku kemarin kalah suit. Perjanjiannya yang kalah harus jadi model videoklip buat peranin si cowok. Nah karena ada peran ceweknya juga, Aku nggak mau kalau sama yang nggak kenal. Sedangkan temen perempuan ku ya cuman kamu doang. Mau ya May?" Ok Rana ngerti sekarang. Kaysan itu sering banget kalah kalau main game sedangkan gadis itu sebaliknya. Udah tau begitu kenapa pula dia ikutan suit.

"Ya Allah Kay Kay. Udah tau win rate kamu itu cuman 3%. Masih aja ikutan suit. Ya udah aku mau, kasian aku kalau liat kamu nanti ngompol saat dekat sama cewek lain hahah. " Rana ngerti banget soal Kay yang nggak bisa mudah akrab sama orang baru, terutama dengan perempuan, dulu aja waktu dia mau masuk band Maple, Uzi harus membujuk Kay sampai 4 bulan.

"Sip! ini baru sahabat Kay." Hilih, dengan kurang ajarnya Kay merangkul Rana dan menyeret paksa buat masuk ke dalam apartemen Rana.
Setelah itu mereka duduk di karpet dan Kay mengeluarkan laptopnya untuk mereka nonton film.

Selagi Kay mengotak ngatik laptopnya Rana sibuk dengan pizza yang udah mulai dingin ini. Ternyata di dalamnya juga terdapat minuman soda dua cup.

Setelah semua siap, mereka berdua pun nonton dengan khidmat.

##

Renjana Mayesha

Kaysan Tarendra Batubara

Cast lain nyusul mengikuti alur cerita.

Beside YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang