Kay yang baru bangun tidur sudah mencium aroma masakan dari pantry apartnya. Begitu dia keluar kamar ia sudah melihat seorang gadis ber piyama kelinci sedang berkutat dengan kuali dan spatula.
Senyum gadis itu merekah Ketika sang empunya apartemen yang hanya memakai kaos dan celana boxer pendek sudah berada di hadapannya, “Selamat pagi!” sapa nya. “Pagi,” jawab Kay dengan suara serak khas bangun tidur.
“Kamu ngapain pagi-pagi masak di sini?”
“He he, gas aku habis waktu lagi masak, mau turun buat beli mager, yaudah ke tempat kamu aja,” ujar gadis itu enteng.Baik Rana maupun Kay sama-sama mengetahui password apartemen masing-masing, jadi tidak heran jika Rana se enak jidatnya bisa masuk ke apart Kay. Kay duduk di meja makan depan pantry, menunggu masakan Rana matang.
"Kamu ada kelas jam berapa?" Tanya Kay seraya menopang kan dagunya di meja pantry.
"Jam 9," jawab Rana. Tangan mungil gadis itu masih sibuk menggoyangkan spatula di atas kuali berisikan nasi goreng.
"Sama dong. Mau bareng nggak?" Rana menatap tajam Kay yang tersenyum.
"Kamu mau aku diamuk fans-fans mu?" Sungut Rana. Kay melengos kesal, kalau melihat fakta, nyatanya fans Rana lebih militan.
Rana ini merupakan salah satu dari ikonnya kampus dan kakak tingkat terfavorit saat menjadi panitia PKKMB dan juga selebgram, ya walaupun tidak se terkenal Anya geraldin, dapat dikatakan sebagai selebgram daerah. Karena selain cantik, Rana itu ramah dan terlihat friendly. Maka dari itu, tidak heran jika diluaran sana banyak kaum pria dan wanita yang mengidolakan Rana.
Sedangkan Kay, ia adalah drummer dari Band Maple, Band yang sudah terkenal di kota medan. Tak jarang Band nya turut hadir di beberapa acara kampus hingga festival musik nasional.
"Terakhir kali kamu nyapa cewek aja, fans mu langsung mencak mencak di base kampus. Apa lagi kalau sampai ngeliat kamu pergi bareng cewek, bisa habis aku ditangan fans mu," Gerutu Rana. Kay tersenyum sungkan, benar juga apa kata Rana, sebelumnya Kay sudah pernah menegur kelakuan bar-bar fansnya, tetapi mereka insyaf hanya beberapa minggu. Setelahnya mereka kembali berulah.
Kay sendiri jadi bingung harus melakukan apa lagi, teguran yang ia berikan sudah melalui lisan maupun tulisan, tetapi tidak mempan.
"Tapi May, kelakuan adik tingkat kamu juga seram, kereta mantanmu korbannya, pernah digantung di pohon belakang FISIP, " sahut Kay. Sambil meringis, Rana meletakan dua piring berisi nasi goreng di hadapan Kay.
"Hmm, terus kalau misalnya kita berdua pacaran, respon mereka gimana ya?" Tanya Rana seraya duduk di samping Kay yang terlihat membeku seperkian detik.
"Ha?"
"Ish, aku tanya, gimana kalau misalnya kita berdua pacaran? Nah mereka responnya bakal gimana?"
Rana mendengus dan mulai menyuapkan sesendok nasi miliknya dengan kasar."Ya nggak gimana-gimana, kalau mereka marah sama kamu, ya tinggal aku marahin balik, pacar aku nggak ada yang boleh ganggu, " jawab Kay santai sambil menuangkan air ke dalam gelas, namun sekarang, Rana yang membeku. Kedua sudut bibirnya ingin sekali terangkat, tapi sebisa mungkin ia tahan.
Kay melirik sekilas ke arah Rana, dan tersenyum samar.
"Udah jam delapan nih, cepat habisin makanan kamu. Mobil mu masih di bengkel kan?" Tanya Kay, dan diangguki Rana.
"Iya, makanya nanti aku mesen ojek online aja," jawab Rana yang sudah kembali normal.
Andai saja Ibunya tahu jika selama di sini ia dan Kay tidak seperti apa yang dipesankan ibunya, mungkin Rana akan ditelepon setiap jam nya.
...
Kelas sosiologi Rana sudah selesai sejak satu jam yang lalu, gadis itu memilih untuk menunggu kelas berikutnya di sekretariat BEM FISIP.
Kegiatannya dari tadi adalah membersihkan ruangan yang terlihat kotor akibat tadi malam dipakai untuk rapat dan setelah selesai ia duduk sendiri sambil memainkan gawai berlogo apel digigit miliknya.
Tidak lama, datang adik tingkatnya yang juga sama menunggu kelas berikutnya. Jovandra Jazziel, mahasiswa jurusan sosiologi semester tiga ini datang menemaninya, Jovan yang melihat Rana sedang sendirian datang menghampiri. Semenjak malam keakraban yang diadakan BEM, Jovan menjadi lebih berani untuk berinteraksi dengan Rana, bahkan mereka sering berkirim pesan, atau bisa dikatakan Jovan adalah penggemar Rana yang beruntung.
Tapi walaupun begitu, Jovan sendiri sudah memiliki pacar anak kedokteran yang seangkatan dengan dirinya. Shahila Gintara namanya.
"Wih! udah bersih aja nih kandang macan, memang paten betul lah kak Rana ini. Padahal aku mau bantu beresin tadi. " Rana menatap malas Jovan yang mengacungkan dua ibu jarinya, mulutnya berdecih kesal.
"Aku tau ya tadi pagi kau sama si Kevin udah di sekret. Tapi bukannya diberesin malah tambah buat kotor," semprot Rana.
Sekret BEM ini berada di depan fakultas Fisip, jadi saat ingin menuju kelas tadi pagi Rana bisa melihat orang-orang BEM ini tadi pagi sudah ada di sekret. Ia pikir mereka akan membereskan terlebih dahulu kekacauan tadi malam yang mereka buat, tapi nyatanya nihil.
Begitu Rana sampai ke sekret, bungkus makanan dan sisa puntung rokok masih berserakan di lantai dan orang-orang yang tadi pagi Rana lihat sudah menghilang entah kemana.
Marah-marah di grup chat pun seperti tiada guna bagi Rana, karena mereka malah saling lempar tanggungjawab bukannya datang membantu. Jadi, karena malas berdebat lagi Rana putuskan untuk membersihkannya sendiri.
Jovan menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal seraya tersenyum sungkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beside You
FanfictionMereka ada di tempat yang sama, saling berdekatan, saling bergantung, dan saling peduli. Namun tersembunyi.