TWO

76 5 0
                                    


Bandara Soekarno Hatta 25 April 2009 ..

Tisya mengerjap-ngerjap matanya, setelah dia terbangun dari perjalanan panjangnya menuju tempat ini. Setelah dia merapihkan bajunya dia lalu bangkit dan berjalan bersama kakaknya keluar dari pesawat. Menyusuri jalan hingga mereka keluar dari anjungan kedatangan untuk segera mencari orang yang akan menjemputnya. Tapi Tisya merasa bingung karena dia akan menyangka suasana bandara akan sepi karena hari ini adalah hari Jum'at tapi apa yang dia dapatkan justru kebalikannya, ramai sekali. Di tengah tatapan kosongnya mencari orang yang akan menjemputnya, kedua matanya menangkap lelaki paruh baya yang sudah mereka cari dan mereka rindukan selama ini. Yap! Tentu saja laki-laki yang memakai kacamata, dan rambutnya yang sudah sedikit memutih berdiri dengan memegang kertas 'Tisya dan Jason' itu adalah ayahnya.

"Dad!!!" panggil Tisya dengan sedikit keras dari kejauhan.

Laki-laki tersebut segera melempar senyum yang mengembang begitu lebar di mulutnya dengan sedikit kerutan.


Bruuuk ..


Dia mendapatkan raganya yang kini sudah merasakan pelukan dari titipan Tuhan yang begitu dia rindukan. Matanya hanya dapat berkaca-kaca menggambarkan kerinduannya yang sudah terbayar sudah.

"Tisya, Jason.." tuturnya pelan.

Setelah itu dia segera mencium kening kedua anaknya tersebut.

"Dad sangat merindukan kalian. Kalian sudah sangat berubah, tambah cantik dan tampan." Ujar ayah mereka.

Setelah mereka bertiga telah selesai melepas kerinduan yang mengharukan itu, akhirnya laki-laki tersebut mengantarkan kedua anaknya tersebut ke sebuah rumah minimalis tapi bergaya modern. Setibanya, mereka segera merapihkan barang masing-masing.

Pada malam di hari yang melelahkan ini, mereka hanya memutuskan untuk hanya berdiam diri dirumah karena penat yang menguasai kemampuan mereka untuk menggerakkan kaki-kaki mereka untuk mencari makanan, sehingga mereka hanya mengisyaratkan makanan yang datang pada mereka.

Akhirnya Tisya merasakan suntuk jika dia harus berdiam diri terus di kamarnya hingga akhirnya dia turun dan mencari-cari ayahnya, tapi dia hanya bertemu dengan asisten rumah.

"Ayah kemana bu?" tanya Tisya.

Perempuan tersebut dengan rambut sepundak berambut hitam ya dengan kira-kira umur 30 segera berbalik dan melihat ke sumber suara.

"Oh, tadi katanya dia pamit non. Ada rapat mendadak jadi tuan balik lagi ke kantor."

Jakarta 26 April 2009 ..


*Tisya's POV*


Tet Tet Tet

Yeah, okay okay, aku bangun, batinku saat aku memegang jam yang dari tadi berbunyi tidak kunjung berhenti.

Hah look .. aku berada di sebuah kamar dimana disini sangaaaat berbeda. Yeah, maksudku tempat ini baru, daerah ini baru, dan semua nya baru. Hhh.. perasaanku hanya campur aduk antara sedih, senang, dan bingung. Aku masih tidak percaya jika sekarang aku sudah sampai di tempat asing.

Drrrt Drrt Drrt


Aku melihat ke sumber suara dan aku mendapati handphone yang menerima sebuah chat dari seseorang. And then, oh dia mom i'm really miss her. Dia mengirimiku chat dengan isi 'Hai nak, bagaimana pagimu disana?'


Hmm.. mom. Aku berharap mom disini karena pagi ini terasa sepi dan asing sekali, batinku.


Akhirnya aku segera membalasnya. 'Asing dan sepi mom. Aku hanya berharap mom disini, pasti pagi ini tidak terlalu asing'

LOVE IN DIRECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang