↬ ring

302 28 1
                                    

AROMA petrikor menguar di indera penciumanku, netraku tak luput dari kaca jendela yang mulai basah ulah tetesan air, aku menyatukan kedua jemariku guna menghalau rasa dingin yang menyentuh kulitku. Gigiku pun bergemelutuk, hujan membuat hawa disini semakin dingin layaknya es.

Pandanganku seketika teralihkan saat mendengar suara langkah serta pintu berderit, manikku menangkap seorang lelaki tampan nanti jangkung dengan segelas coklat hangat, lekukan garis tipis tercipta di belah bibirku.

"Ini coklat hangat untukmu, minumlah. " Lelaki itu berucap dengan senyuman manisnya lalu menaruh gelas berisikan coklat hangat itu dimeja tepat didepanku.

Aku mengangguk lalu tersenyum tipis kemudian meminumnya.

"Terimakasih Soobin-nie, " Lelaki yang dipanggil Soobin itu mengangguk lalu dengan segera mengambil handuk lantas ia mengusakkannya di surai dan juga wajahku dengan lembut. Aku pun menikmati usakannya.

Lelaki ini adalah lelaki yang selalu menjagaku dan melindungiku setiap harinya. Sungguh, Soobin benar-benar baik dan berhati lembut.

"Dingin hmm? " Aku mengangguk patah-patah sembari menekuk bibirku hingga membuatnya terkekeh gemas.

"Maaf aku telat menjemputmu, Yeonjun. " Aku tersenyum lalu menggeleng.

"Tidak masalah, toh sekarang aku sudah aman bersamamu. " Soobin tersenyum manis, rona merah menjalar di pipinya apa Soobin malu karna ku? Ia bahkan mencubit pipiku dengan gemas.

"Aku sebenarnya penasaran kau pergi kemana? " Soobin berujar sembari membuka hoodie ku yang basah, aku menatapnya dengan senyuman tipis dengan penuh arti.

"Kenapa tersenyum? Apa itu membahagiakan? Kau pergi tanpa memberitahu apapun, kau membuatku khawatir, Junnie." Aku tersenyum mendengarnya, pasalnya teman sekamarku ini sangat perhatian dan juga posesif.

"Maaf, aku baru saja mengunjungi Rumahku,"

Soobin mengerutkan alisnya bingung. "Rumah? "

Akupun mengangguk, "Iya, rumah. "

"Bukankah rumahmu disini? Bersamaku? " Soobin menatapku dengan penuh arti, tidak terlihat seperti bercanda, ia pun mengelus pipiku.

Benar, aku dan Soobin sudah tiga tahun tinggal bersama di sebuah apartemen kecil, kami memutuskan tinggal bersama sejak aku dan Soobin memiliki masalah yang hampir sama lantas itulah yang membuatku dekat dengan Soobin.

Aku tersenyum sendu lalu menunduk dan mengabaikan ucapan Soobin. Kemudian mengalihkan pandanganku ke jemariku yang tersemat sebuah cincin.

Soobin menyadari bahwa aku memakai cincin, ia sedikit terkejut lantas memegang tanganku dan mengelus jemariku yang tersemat cincin lantas mencium punggung tanganku.

"Cincinnya cantik sekali, sama seperti orangnya. "

Aku tersipu mendengar perkataan Soobin.

"Sangat cocok untukmu, kau baru membelinya? "

Aku mendongak lantas menggeleng, yang membuat alis Soobin kembali tertaut bingung.

"Aku tidak membelinya, ini pemberian seseorang, hanya baru saja kupakai sekarang. "

"Pemberian siapa? "

Kelabu [soojun Ft. taejun]  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang