SERENDIPITY

177 8 0
                                    

•Welcome To My Story•

Enjoy the story, happy reading!

.
.
.
.
.
.

Senin adalah hari yang begitu menyebalkan untuk seorang Orlando Kariez Navero, lelaki yang tubuhnya menjulang tinggi dan memiliki alis tebal serta mata yang tajam bak elang.

Kadang ia pikir hari senin adalah hari sialnya sebab setiap hari senin pasti ada saja yang membuatnya masuk dalam perangkap kesialannya.

Misalnya lupa membawa topi, lupa membawa almamater dan lain sebagainya. Kadang juga jalanan jadi macet membuatnya terlambat masuk sekolah.

Seperti sekarang ini. Masih pagi kesialan datang, gerbang sekolah sudah di tutup dan ia harus menunggu sampai upacara selesai, selanjutnya menerima hukuman sampai jam pelajaran kedua.

Ia tidak sendiri, ada beberapa orang yang juga terlambat disini. Seperti teman sekelasnya, beberapa orang kelas tetangga nya dan satu orang, seorang gadis yang seragam sekolahnya berbeda.

Tampaknya gadis itu sendirian dengan air mukanya yang sedih.

Orlando tampak menyeringai, dalam hatinya ia berkata, "Sasaran baru."

Ia terus menatap gadis bername tag Elnora Carissa itu lamat-lamat hingga membuat si gadis menolehkan kepala kearahnya merasa tidak nyaman.

Orlando menaikan sebelah alisnya membuat Elnora bergidig dan memalingkan wajah. Seringai dan mata tajamnya itu mampu membuat Elnora merasa tak aman dan membuatnya takut.

Satu jam menunggu, akhirnya gerbang di buka kembali, satpam pun  mempersilakan siswa siswi yang tadi terlambat masuk. Tidak sepenuhnya, siswa siswi itu harus menjalani hukuman terlebih dahulu sebelum masuk ke ruang kelas mereka masing-masing.

"Orlando!" panggil pak Dody yang sudah siap dengan penggaris panjangnya. Pak Dody ini adalah guru matematika tergalak yang pernah Orlando temui, beliau juga selalu menghukum siswa yang terlambat setiap harinya.

Tanpa ba bi bu lagi Orlando menghampiri pak Dody yang sudah bersidekap dada. "Tolong antarkan siswa bernama Elnora ini ke ruang kepala sekolah segera." perintahnya.

"Kalo gitu saya ngga ngejalanin hukuman kan, pak?" Orlando niat bercanda.

"Setelah antar dia kamu kesini lagi dan jalani hukumanmu itu. Cepat!!" Orlando memutar bola matanya malas.

Niat hati setelah antar si anak baru itu ke ruang kepala sekolah ia ke kantin membeli minum dengan sahabatnya malah disuruh kembali ke lapalangan untuk menjalani hukuman. Dasar pak Dody botak!!

"Nak Elnora silakan ikuti Orlando ke ruang kepala sekolah, nanti di sana kamu akan bertemu dengan wali kelas kamu ya."

Elnora tersenyum manis menanggapi Pak Dody dan mulai mengikuti arah jalan Orlando walaupun dengan hati yang tidak tenang.

Langkah Orlando panjang sehingga membuatnya harus sedikit berlari menyamakan langkahnya dengan langkah Orlando. Tak sengaja ia berlari terlalu cepat membuat tubuh kecilnya menabrak tubuh Orlando dan membuat lelaki itu terlihat marah.

"Lo kalau jalan yang bener dong! Nabrak kan jadinya." gerutu Orlando kesal, benar-benar kesal.

"Ma-Maaf saya ngga sengaja, maaf ya jadi kotor baju nya kena muka saya." ujar Elnora seraya membersihkan kotoran yang menempel di seragam Orlando dengan hati-hati.

Perlakuan Elnora barusan membuatnya sedikit kikuk, ada rasa aneh yang menjalar di tubuhnya. Seperti sengatan jahat yang membuatnya terdiam akan perlakuan tak biasa itu.

Selang beberapa detik Orlando pun tersadar dan menepis tangan Elnora yang masih sibuk membersihkan seragamnya itu.

"Ngga usah pegang-pegang gue." setelah berucap seperti itu Orlando melangkah lagi, tak memperdulikan Elnora yang masih terdiam di tempatnya.

Sadar. Barulah Elnora mengikuti langkah Orlando lagi. Cukup lama berjalan sampai akhirnya mereka pun sampai di ruang kepala sekolah.

"Ini ruangannya, lo boleh masuk." ucap Orlando lalu berbalik dan meninggalkan Elnora.

"Terima Kasih!!" ujarnya namun tidak di jawab. Orlando terus jalan tanpa melihatnya lagi.

"Hmm nanti kalo ketemu lagi aku harus bilang makasih lagi. Aku juga belum tahu namanya." gumam Elnora sebelum masuk ke ruang kepala sekolah.

Disinilah kehidupan baru penuh lika-liku Elnora di mulai. Di bully, di kucilkan dan lain sebagainya selalu menjadi makanan sehari-harinya. Boh dia adalah gadis dari desa yang tidak tahu menahu tentang dunia modern di kalangan siswa dan siswi.

Namanya Elnora Carissa, nama itu terlihat modern? Ya, ibunya yang sudah lama meninggal memberi nama itu karena namanya sama dengan nama sahabat ibunya yang sudah meninggal juga.

Ibunya ingin selalu mengingat nama itu dan alhasil Elnora lah sasarannya. Mungkin yang modern dari dirinya hanyalah namanya, keseluruhannya masih tertinggal dan perlu beradaptasi.

🦕

Thank you♡

Gimana nih sama ceritanya. Setelah kurang lebih 1 tahun berhenti nulis akhirnya aku memutuskan untuk kembali menulis lagi.

Dan ini tulisan pertama ku di satu tahun itu. Setelah BUNDA ATHA tulisan yang masih aku publish semoga ini adalah tulisanku yang berhasil tamat dan bisa lama aku simpan di karya tulisanku yang lain, aamiin.

Next?????

SERENDIPITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang