Prolog

12 2 4
                                    

Kita mulai dari sini.




SELAMAT MEMBACA



Aku menemukan sebuah buku folio berwarna merah di perpustakaan pribadi milik Bunda ku tersayang. Bukan hal yang mudah untuk bisa masuk ke dalam ruangan itu sebab Bunda selalu menguncinya. Tidak ada orang yang bisa masuk kesana selain Bunda dan tante Avril, sahabat Bunda sekaligus owner tempat Bunda bekerja.

Jika kalian pikir isi dari buku tersebut adalah kumpulan resep masakan, maka pemikiran kalian itu salah!

Bukan resep masakan yang ku temukan melainkan sebuah catatan seperti narasi berbentuk rangkuman dari sebuah peristiwa.

Peristiwa yang terjadi saat bunda masih remaja, catatan harian masa muda bunda.

Aku penasaran, kira-kira seperti apa masa muda Bunda?

Aku sempat bertanya pada Bunda, seperti apa kiranya masa mudanya namun Bunda seolah enggan berbagi cerita. Dia hanya berkata. "Masa muda Bunda ya? Kamu mau Bunda ceritakan bagian mana? Masa muda bunda begitu rancu, bunda saja bingung harus mulai dari mana dulu."

Hingga akhirnya aku memutuskan untuk membaca buku folio berwarna merah tersebut demi memuaskan rasa penasaran ku.

Kata Bunda, kita tidak boleh membaca catatan harian atau diary milik orang lain tanpa izin karena itu tidak sopan, namun maaf bundaku tersayang... Aku benar-benar penasaran dengan isi catatan harian mu, jadi maaf kalau anakmu nekat mengintip tulisan privasi mu. Aku ingin menghilangkan rasa penasaran ku agar nanti aku bisa tidur dengan nyenyak tanpa harus repot menebak-nebak seperti apa isi dari buku tersebut.

Awalnya aku menikmati membaca catatan tersebut karena diksi yang tersusun sangat rapi seolah itu adalah karangan seorang penulis profesional, bisa dibilang catatan yang ada di dalam buku tersebut seperti novel yang sering ku baca karena saking rapinya penulisan serta tata bahasa nya. Tulisannya rapi, hurufnya bisa konsisten di tengah-tengah antara garis atas dan garis bawah. Berbeda sekali dengan tulisanku yang selalu mepet dengan garis bawah.

Ditulis menggunakan pena, bahasa yang digunakan pun bahasa semiformal alias bahasa gaul hingga membuat siapapun yang membaca catatan ini akan langsung berpikir "Oh! Mungkinkah ini sebuah naskah untuk novel remaja?".

Hingga aku sampai di pertengahan halaman yang nampak sengaja dirobek sebab bekas robekan nya masih tersisa disana, sangat jelas kalau ada seseorang yang sengaja merobeknya.

Aku penasaran, robekan itu menghilang kemana?

Aku perlu robekan itu agar bisa lanjut membaca ke halaman selanjutnya sebab cerita sebelum adanya robekan itu dan sesudah robekan itu sangatlah berbeda, halaman yang hilang itu seperti pembatas antara cerita sebelum dan sesudahnya.

Ku putuskan untuk menyusun rencana agar aku bisa kembali lagi ke perpustakaan pribadi milik Bunda guna mencari sobekan halaman yang hilang. Siapa tahu kan sobekan itu ada di dalam sana?

Namun kemudian aku menyesal, seharusnya aku tidak nekat mencari potongan halaman yang hilang tersebut.

Harusnya aku tidak mencarinya dan harusnya aku tidak usah tahu tentang isi dari lembar halaman yang hilang itu agar aku tidak merasa kecewa.

Seharusnya aku tetap tidak tahu isi dari halaman buku catatan harian Bunda yang hilang.



BERSAMBUNG



Halo, Na disini.

Ini adalah karyaku yang lahir karena ketidaksengajaan. Aku ingin menyampaikan apa yang ku inginkan di dunia ini lewat tulisan.

Aku juga ingin memberi tahu kalian kalau aku punya beberapa tokoh yang luar biasa disini yang terinspirasi dari tokoh asli di dunia nyata.

Jadi, sayangi mereka ya? Karena aku juga amat sangat menyayangi mereka.

Kalian sudah siap untuk masuk ke duniaku yang baru?

Jangan berekspektasi terlalu tinggi ya, karena aku tidak yakin kalau cerita ini akan sesuai dengan selera kalian.

Ingat, aku membuat cerita ini disaat aku sedang tidak baik-baik saja. Mohon maaf kalau sekiranya alurnya terlalu biasa saja tapi ku harap semoga kalian menyukainya.

Terima kasih sudah membaca~

Semoga harimu selalu menyenangkan dan jangan lupa untuk berbahagia ☺️❤️

Catatan Harian BundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang