1 • Nyanyi Sampai Tengah Malam

48 3 0
                                    

Juli, 1989

"Diamlah, Ella! Ini sudah malam. Lanjut bernyanyinya besok saja. Sekarang cepatlah tidur!"

Lysandra kini sudah berada di kamar putri sulungnya dan menatapnya dengan kesal setengah mengantuk.

Bagaimana tidak? Sekarang sudah pukul 12 malam dan putrinya yang masih berumur 10 tahun tersebut masih saja teriak-teriak menyanyikan salah satu lagu Celestina Warbeck dengan nada asal-asalan.

Grisella yang kaget mendengar suara ibunya, menoleh dan menatap ibunya sembari memajukan bibirnya. "Tapi aku masih belum mengingat nada lagu You Stole My Cauldron But You Can't Have My Heart, Mother" Ucapnya merajuk.

"Kau sudah menyanyikan itu dari tadi siang, Ella. Sekarang tidurlah. Besok pagi Mother ada pekerjaan di Kementerian, tapi Mother tak bisa tidur karena suaramu kedengaran sampai kamar Mother." Ucap Lysandra sambil menutup matanya menahan kesal.

"Kalau kau masih terus bernyanyi, kau akan membangunkan seisi manor ini." Lanjutnya.

"Tapi, Mothe-" perkataan Grisella langsung dipotong oleh Ibunya.

"GRISELLA FLINT"

Mendengar nama lengkapnya terucap dari mulut Ibunya, Grisella cepat-cepat melompat ke atas kasurnya langsung berbaring dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

Lysandra yang melihatnya menghela nafas dan menggeleng pelan. Memanggil nama lengkap anak dengan nada kesal dan sedikit menggeram memang efektif agar anak jadi menurut. Ia tahu itu dari Molly, tetangganya yang memiliki 7 orang anak.

Lysandra mulai mendekati kasur Grisella dan mengecup puncak kepala putri sulungnya yang masih tertutup selimut.

"Tidurlah dan jangan lakukan hal-hal aneh." Ucap Lysandra sebelum akhirnya keluar dan menutup pintu kamar putrinya.

♪♪♪♪♪

Arsenius lengkap dengan setelan kerjanya keluar dari kamar menuju ruang makan. Ayah dua anak itu bergabung bersama keluarga kecilnya untuk sarapan.

"Good morning, Flints!"

"Morning, Father!" Sahut Grisella dan Xander bersamaan. Keduanya sudah duduk manis menunggu ayahnya.

"Morning..."

Arsenius mengerutkan dahinya menatap istrinya yang menjawabnya dengan lesu.

"Kau baik-baik saja, Lys? Apa kau sakit?" Tanya Arsenius khawatir.

Lysandra menggeleng, "Aku hanya kurang tidur saja."

"Apa kau semalam insomnia? Kau stress karena pekerjaan di Kementerian? Kalau begitu izin saja dulu sehari, Lys."

Lysandra menggeleng untuk kedua kalinya, "Aku kurang tidur karena semalam putrimu terus bernyanyi sambil teriak-teriak sampai tengah malam."

"Benarkah itu, Ell?" Arsenius menoleh ke arah Grisella dan melihatnya dengan tatapan meminta penjelasan.

Yang ditatap hanya menyengir. "Maafkan aku, Mother. Aku hanya sangat suka dengan lagunya."

"Huh.. Jangan bernyanyi lagi, suaramu itu sangat jelek seperti kucing terjepit." Ejek Xander yang langsung mendapat tatapan sinis dari kakaknya.

"Hey, Dery! Memangnya kau tau seperti apa suara kucing terjepit?" Tanya Grisella dengan kesal. Adiknya yang hanya berbeda 1 tahun darinya itu memang suka sekali mengejeknya.

"Tidak, sih. Tapi pasti mirip sekali dengan suaramu." Jawab Xander terkikik dan kembali mendapatkan tatapan sinis dari Grisella.

Arsenius yang melihat adu mulut kedua anaknya hanya tertawa dan mengacak pelan rambut Grisella. Ia kini beralih menatap istrinya.

"Tapi aku tak mendengar apa-apa semalam, Lys."

"Itu karna kau tertidur seperti orang mati." Jawab Lysandra

Arsenius kembali tertawa dan mulai menyendokkan sarapannya.

"Ngomong-ngomong kau tau lagu itu darimana, Ella?" Tanya Arsenius.

"Diagon Alley." Jawab Grisella.

"Kemarin aku mengajak Ella dan Dery ke Diagon Alley. Kebetulan sekali Celestina Warbeck sedang manggung disana, sepertinya dalam rangka pembukaan toko baru. Aku tidak ingat toko apa itu." Lysandra ikut menjelaskan. "Kemudian Ella terus menyanyikan lagu itu sampai di rumah." Lanjutnya.

"Ya, aku sampai muak mendengarnya." Xander ikut menimpali.

"Well, aku hanya berusaha mengingat nadanya. Karena itulah aku terus menyanyikannya." Ucap Grisella membela diri.

Arsenius tertawa untuk kesekian kalinya. Keluarga kecilnya ini sangat aktif, tidak ada yang pendiam, bahkan saling sahut menyahut seperti sekarang ini. Ia jadi teringat keluarga Weasley yang tinggal di dekat rumahnya, seingatnya keluarga itu juga termasuk keluarga yang "heboh".

Arsenius juga teringat dengan Molly Weasley yang merupakan penggemar berat Celestina Warbeck.

"Hey, seingat Father. Ibunya Ron penggemar berat Celestina Warbeck. Mungkin kau bisa belajar nada lagu itu dengannya."

Grisella yang mendengar itu langsung membulatkan matanya antusias.

"Benarkah?!?! Wah, kalau begitu setelah ini aku mau ke rumah Ron saja. Tidak jadi ke Manor si gigi ronggang itu."

Karena kedua orangtuanya bekerja, Grisella dan adiknya seringkali dititipkan di rumah sepupunya, Marcus Flint. Namun hanya pada hari Senin sampai Rabu, sebab Ibunya hanya bekerja 3 hari dalam seminggu di Kementerian.

Lysandra bekerja di bagian pusat informasi Kementerian Inggris atau yang biasa disebut resepsionis oleh muggle. Dan, ya. Hanya 3 hari. Saking banyaknya pegawai kementerian, mereka mempekerjakan banyak orang untuk 1 posisi dalam seminggu. Sedangkan Arsenius adalah seorang Auror.

"Tapi Mother sudah menitipkanmu dan adikmu dengan Bibi Eloisa, Grisella. Dan jangan panggil sepupumu begitu, itu tidak baik." Ucap Lysandra.

"Kalau begitu Dery saja yang kesana. Aku tidak mau bermain dengan Marcus, aku mau belajar nada lagu dengan Ibunya Ron." Balas Grisella.

Pembicaraan keluarga kecil Flint kala itu terus berlanjut dan berganti-ganti topik. Sampai tak terasa sarapan yang ada piring masing-masing habis dan sudah waktunya bagi Arsenius dan Lysandra berangkat kerja.

♪-----♪

𝗖𝗔𝗡𝗧𝗔𝗡𝗧𝗘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang