❀❀
Jeno berjongkok ketika kakinya tidak sengaja menginjak sesuatu. Dia mundur selangkah untuk melihat apa yang dia injak, sebelum akhirnya meraih sesuatu yang dia injak itu.
Sebuah bunga yang sepertinya baru saja dipetik.
Bunga pertama untuk hari ini. Jeno meletakkan bunga itu di atas meja dan segera melangkahkan kakinya lagi ke kamar mandi.
Baru saja dirinya membuka pintu kamar mandi, Jeno sedikit tertegun melihat bathtub -nya sudah penuh dengan air dan beberapa kelopak bunga berwarna kemerahan.
Bunga kedua.
Jeno menghembus napas pelan, dan beralih ke wastafel kamar mandi. Dia tidak lagi berniat mandi. Lebih baik cuci muka dan gosok gigi saja.
Di mana lagi nanti dia akan menemukan bunga-bunga itu?
Suara dari langkah kaki seseorang dengan nyaring membuat Jeno bergegas keluar dari kamar mandi, yang kemudian dia dapati adalah sang Manager.
"Oh, Jeno sudah siap?" Kepala Jeno mengangguk sebagai jawaban.
"Iya."
Mendengar jawaban Jeno, bisa sang Manager pastikan jika model asuhannya ini mengalami hal yang berulang setiap harinya."Oke, sekarang bunganya ada di mana?"
"Lantai kamarku, bathtub kamar mandi." Tangan dari Manager Jeno bergerak mengurut pangkal hidungnya.
"Kamu tidak mau melaporkannya pada polisi? Sudah beberapa kali kamarmu sepertinya dimasuki seseorang dan dengan sengaja menaruh dan menyebarkan bunga secara acak."
"Ayolah, Kak. Aku sudah bilang aku tidak peduli."
"Tapi, aku peduli. Jeno, kau tidak hanya model asuhanku, aku juga menganggapmu sebagai adikku."
Jeno menundukkan kepalanya. Sedikit tidak enak hati karena menurutnya akan merepotkan banyak orang hanya karena bunga-bunga yang selalu dia temukan.
"Jeno! Ini buat kebaikan kamu. Kita tidak tahu apakah si pemberi bunga adalah orang jahat atau baik."
"Nanti saja dibahasnya, Kak. Sekarang aku ingin sarapan."
Helaan napas dari sang Manager dibalas dengan senyuman lebar Jeno.
"Niat Kakak baik kok, terimakasih udah mengkhawatirkan Jeno. Tapi, Jeno tidak keberatan sama sekali dengan bunga-bunga itu. Lebih baik sekarang kita sarapan."
Managernya pun mengangguk setuju. Dia tidak mau memaksa, apalagi Jeno seperti tidak terlihat terganggu dengan keberadaan bunga-bunga yang selalu muncul itu.
Anehnya, bunga yang muncul selalu berbeda dan ditemukan di tempat yang berbeda pula.
Itu yang membuat sang Manager merasa modelnya ini mungkin mempunyai Sasaeng fans yang sangat menyeramkan, tapi sayangnya Jeno terlalu baik karena tidak mau Sasaeng fans itu berurusan dengan polisi.Tapi.... Tetap saja, demi kebaikan Jeno.
"Aku berharap tidak menemukan bunga di mangkok makan."
Jeno terkekeh sembari membuka laci dan mengeluarkan dua mangkuk yang biasa dia dan managernya gunakan."Omong-omong, sarapan apa yang Kakak bawa kali ini?"
"Salad sayur, Ayam teriyaki dan telur rebus. Oh! Aku hampir lupa dengan apel."
Managernya mengeluarkan kotak-kotak makanan yang dia bawa sebagai sarapan mereka.Baru saja kotak salad dibuka, keduanya terdiam ketika melihat ada sebuah bunga dalam salad sayur.
"Seingatku aku membuat salad sayur, bukan salad bunga." Jeno terkekeh mendengar ucapan managernya.
"Tidak apa-apa, kita bisa singkirkan bunganya." Jeno mengambil bunga dari salad itu dan meletakkan di sebelah mangkuknya.
Wajah sang Manager sudah sangat masam, Jeno terkekeh tanpa suara.
"Aku berharap itu bunga terakhir setelah kita sarapan."
Jeno hanya bisa mengangguk. Dia duduk di kursinya, dan mulai menikmati sarapan bersama Managernya.
Semoga...
Jeno melirik bunga yang dia temukan dalam salad tadi, memangnya ada yang akan meletakkan bunga dalam salad dari Managernya meskipun itu Sasaeng Fans?
Rasanya tidak mungkin.
Jujur saja dia penasaran, tapi jika dia mencari tahu seperti tidak ada jejak si pengirim.Tapi, bagaimana caranya dia mencari si pengirim?
❀❀
Rabu, 09/08
JaemJen threeshot coming soon.
Maybe nanti bakal ada sekitar satu atau dua karya yang lagi dengan status coming soon kayak book ini.
Genrenya sedikit fantasy, dan karena NarieArie udah lama gak nulis fantasy jadi saatnya mulai lagi dengan tiga chapter.Hehehe. Sudah dulu ya, kami pamit dulu~~
👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
❀ 𝙁𝙡𝙤𝙬𝙚𝙧𝙨 - JAEMJEN ❀ ✔
FanfictionJeno selalu menemukan bunga-bunga tanpa nama pengirim, setiap dia berada di mana saja. Di kamar, di depan rumah, di mobil, pokoknya di mana saja. Jeno awalnya tidak memikirkannya, tetapi semakin dia abaikan seperti ada sesuatu yang akan terjadi sete...