if it's your last

557 54 21
                                    

         
                      _____________

" Chaeng-ah cepatlah bangun ... kami sqngat merindukanmu terutama Jiu,  putri kesayanganmu "

"Terima kasih sudah bertahan untuk Jiu "
Jisoo mengusap   dengan lembut kening Chaeyoung, wajahnya kini terlihat sudah kembali berseri, meski matanya terpejam, Jisoo yakin Chaeyoung bisa mendengar ucapannya. Mengingat kondisi terakhir menunjukkan perubahan arah positif yang signifikan

"Hank merindukanmu termasuk Johwang-Ah yang kini punya keluarga baru " jisoo tersenyum mengingat tempo hari Jiu merengek tak mau bergerak pindah lantaran melihat clown fish yang di jual dipasar malam jalanan Hongdae

" Boleh aku cerita sedikit ? "

" Minggu lalu tepat sebelum kau sadar dari tidur panjangmu  ..... "
Jisoo menarik nafas panjang untuk sekian detik berusaha menyusun kalimat selanjutnya 

" Kami bertemu kembali setelah sekian lama "

"Aku ... Bertemu Jennie lagi ..."

Jisoo berhenti, hatinya terasa sesak begitu menyebut nama Jennie karena secara bersamaan wajah serta semua kenangan dimasa lalu kembali muncul diingatan Jisoo.
Jennie yang suka berganti - ganti mood diwaktu yang sama
Si Pemilik pipi bulat mandu seperti bentuk makanan kesukaannya
Si gummy smile yang terlihat angkuh dan arogan namun punya satu sisi lembut jauh lebih banyak didalam hatinya.
Jennie jennie dan Jennie

" Aku harus bagaimana Chaeng-ah ? " Jisoo  berusaha menyembunyikan butiran kristal bening yang sudah menggumpal disudut kelopak matanya ibu jarinya mengusap kasar wajah tirus itu dengan lembut

" Apa kita harus pindah rumah ?  "

" Oughhh!!! "

Pipi Jisoo terasa agak panas seketika lantaran tamparan ringan dari tangan Chaeyoung tepat mengenai pipi kiri Jisoo
Gerakan spontan dari Chaeyoung membuat jisoo tertegun

" Kau sudah bangun !!! "

" Kau mendengarku ? "

" Terima kasih Tuhan ................ "
Jisoo teringat ucapan suster yang merawat Chaeyoung tempo hari kini benar adanya, secara perlahan cepat atau lambat tubuh Chaeyoung akan pulih 
Hatinya Jisoo menghangat, sekali lagi ingin memastikan dengan cara menampar beberapa kali pipinya sendiri melalui tangan Chaeyoung yang masih terlihat sangat lemah, Tapi Jisoo tak peduli rasa sakit yang dirasakan oleh pipinya, merasa haru dan bahagia karena Park Chaeyoung memberi respon itu yang lebih membuatnya bersemangat.

" Jiu pasti senang !!! "

"Sayang .... Mommy marah, Mommy menampar Eomma ..... " Jisoo sefikit berteriak tubuhnya beranjak dari kursi  mencari keberadaan Jiu, berjalan mondar mandir di dekat ranjang Chaeyoung seperti orang bingung karena terlalu bahagia hingga otaknya tak bisa mencerna tindakan apapun dilakukannya

" Kau harus sembuh "

" Secepatnya !! " Jisoo berkata sambil menatap wajah Chaeyoung kemudian mengusap rambutnya sendiri bahkan sampai mengacak - acak hingga tak beraturan.

"  Apakah Aku sudah jadi gila karena sedih atau bahagia ? "

Beberapa menit kemudian Jisoo merasa sangat lelah, berusaha menahan tubuhnya dengan satu tangan menumpu ditembok di yang ada di belakang kursi, tubuhnya kemudian merosot kelantai duduk tak berdaya keringat nya mengucur deras seperti air terjun dari balik kemeja longgar yang Ia kenakan, hingga punggungnya terasa basah oleh keringat.
Otaknya masih terus berputar - putar mencoba mencerna semua kejadian beberapa waktu lalu , bukan jawaban justru semakin membuat pikiran nya kusut

 SHADOW || JENSOO ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang