00

625 44 46
                                    

Cinta, apakah definisi tepat dari kata itu?

Mereka muncul tiba-tiba seperti rumput liar di belakang rumah tapi mereka terasa seperti sebuah bunga yang mekar.

Cinta tidak bisa dikontrol, hanya bisa diajak kompromi.

Seseorang bisa jatuh cinta hanya karena dia bertubrukan dengan seorang gadis cantik di sebuah stasiun kereta maupun karena duduk bersebelahan di sekolah.

Banyak sekali penyebab dari cinta.

Tapi banyak sekali orang yang juga menjadi kecewa oleh cinta juga, bagai pedang bermata dua mereka bisa membuat senang atau sedih.

Secara silih berganti perasaan semacam itu muncul, tidak bisa dikendalikan, tidak bisa diajak kompromi, Cuma bisa dirasakan.

Untuk menambah argumen, kenapa mereka yang sudah pernah merasakan pahitnya cinta masih bisa kembali jatuh cinta?

Tidak bisa kumengerti sama sekali.

Rasa dari cinta tidak bisa kumengerti.

Aku hanya mengetahui cinta dari berbagai sumber seperti TV dan Buku, tapi aku tetap tidak mengerti apa bagusnya cinta.

Alasan paling bagus tentang masalah ini yang bisa kupikirkan adalah, mungkin karena aku belum pernah jatuh cinta.

Dalam kehidupanku tidak pernah ada perasaan seperti bunga mekar yang muncul seperti rumput liar di hatiku.

Matahari berganti warna dari putih menjadi merah menunjukan kalau kegelapan dari malam akan muncul sebentar lagi, sedangkan diriku masih duduk sendirian di ruang kelas kecil ini sambil membaca sebuah buku.

Tanpa mempedulikan keadaan sekitar lagi, mataku masih tertuju kepada buku bacaanku.

Ada sebuah alasan kenapa aku masih berada di sini.

Waktu semua murid keluar dari sekolah seperti kumpulan burung yang kabur dari kandangnya, aku masih terus duduk disini dan membaca buku.

Pikiranku mengenai cinta muncul karena buku bacaanku adalah sebuah novel roman.

Kuakui karakternya menarik tapi jalan ceritanya terasa hambar, bukan seperti cerita yang biasa kubaca.

Ini adalah kali pertama bagiku membaca sebuah novel roman.

Dengan sebuah suara tap, buku kututup dan aku berdiri dari kursiku seperti seorang raja yang bangkit dari singgasana miliknya, walaupun tempat dudukku hanya sebuah kursi sekolah biasa.

Perhatianku berpindah ke matahari merah yang bersinar dengan cahaya tipis miliknya.

"Sudah sore, kah'?"

Bagus sekali, pasti aku akan kena marah ibu. Begitulah pikirku.

Sebuah helaan nafas keluar seperti angin dari gua, terdengar lebih mirip sebuah siulan daripada helaan.

"Hari ini terlambat juga." Ada sedikit rasa kekecewaan kurasakan, aku kecewa pada diriku sendiri, biasanya aku tepat waktu seperti ayam yang berkokok di pagi hari, hanya saja karena buku aku selalu seperti ini.

Tasku kubawa dan aku berjalan keluar menuju lorong sekolah yang berhias cahaya merah matahri oranye.

Lorong ini selalu kulewati setiap hari, tidak peduli ada cahaya merah ataupun langit hitam tempat ini selalu terlihat sama bagiku.

Pendapat ini muncul dari seseorang yang tidak memiliki pengalaman berarti di lorong sekolah sehingga tidak bisa diandalkan, bisa saja lorong sekolah spesial bagi beberapa orang karena mereka menyatakan cinta mereka disini.

I am NOT a HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang