Our first met

10 0 0
                                    

Kuas itu terus bergerak dengan lihai membuat coretan yang indah, kertas yang mulanya berwarna putih bersih kini penuh warna membentuk lukisan pantai yang nyaris sempurna. Alunan melodi yang keluar dari headphone membuat si empunya ikut bergumam mengikuti irama.

Kalau dilihat dari ekspresinya gadis itu terlihat sangat fokus. Mata coklat terangnya terus memperhatikan setiap goresan kuas yang Ia gerakan. Sesekali ia memiringkan kepalanya mengamati detail lukisannya.

Ghisa Anastasya, gadis bertubuh mungil dengan headphone yang menyumpal telinganya itu kini sedang melukis di kamarnya. Kamar beruansa cottage dengan banyak lukisan yang tertempel di dinding menjadi tempat ternyaman Ghisa hingga saat ini, meskipun kondisi kamarnya kini agak sedikit berantakan karena alat lukis yang berceceran di mana-mana.

Ghisa hanyalah seorang gadis remaja biasa seperti pada umumnya. Namun yang membedakannya ialah di saat para gadis remaja di luar sana sibuk menghamburkan uang dengan nongkrong sana-sini atau membeli baju untuk sekedar mengikuti tren, Ghisa lebih suka mengurungkan diri dikamar sambil melukis atau membaca novel.

Bahkan tak sedikit temannya yang bilang kalau Ghisa terlihat kudet atau semacamnya, namun siapa yang peduli? Ghisa hidup untuk dirinya sendiri, bukan untuk menyenangkan hidup orang lain. Menurut Ghisa, bahagia itu sederhana tergantung bagaimana cara kita menikmatinya.

Keluarga Ghisa merupakan keluarga yang berkecukupan, tidak begitu kaya namun mereka tidak pernah tidur dengan perut kelaparan. Cukup seperti ini saja sudah membuat Ghisa nyaman berada di rumah dengan kehangatan yang selalu diberikan orang tuanya.

"Akhirnyaaaa selesai juga lukisan gue," Ucap Ghisa memandang hasil karyanya sambil meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku.

Gadis itu lantas meraih ponsel miliknya lalu membuka aplikasi kamera. Ghisa menghadapkan kamera ponselnya kearah lukisannya, beberapa kali ia membidik fotonya dari berbagai sudut yang berbeda. Biar aesthetic ye kan.

Hasil foto yang Ghisa bidik akan ia posting ke salah satu akun sosial medianya. Perlu kalian ketahui, Ghisa lebih sering mengunggah foto hasil lukisannya ataupun tempat-tempat yang menurutnya bagus, dari pada mengunggah foto dirinya sendiri karena Ghisa selalu merasa insecure. Menurutnya tidak ada yang bisa dibanggakan dari wajahnya, foto Ghisa di dalam galeri ponselnya pun masih bisa dihitung dengan jari. Padahal tak sedikit juga yang sering memuji wajah manis Ghisa.

Ghisa meneliti satu persatu hasil fotonya "nggak nyangka, berbakat juga gue ternyata," Ucap Ghisa. Pede amat lo Saaa.

Tapi memang benar lukisan Ghisa tidak ada yang mengecewakan. Sejak kecil Ghisa hobi menggambar, jadi bakat Ghisa ini tidak perlu diragukan. Bahkan ketika masih TK Ghisa pernah meraih juara dua lomba mewarnai tingkat kelurahan. Ghisa nih bos senggol dong!

Menghabiskan waktu berjam-jam membuat perut Ghisa terasa keroncongan. Ia memutuskan untuk turun menuju dapur berniat mencari makanan disana.

Sesampainya didapur Ghisa langsung membuka lemari es lalu mengambil beberapa snack dan satu kaleng kopi. Ia menaruh semua cemilannya di rak paling bawah sengaja dipisahkan dengan cemilan milik kakaknya—Jerry Alfandhi. Bahkan dengan telaten ia menempelkan label dengan namanya, agar tidak diambil oleh Jerry. Cemilanku ya cemilanku, cemilanmu ya cemilanku.

Ghisa menari dengan enerjik mengikuti irama dari balik headphone yang masih setia menyumpal telinganya, kali ini lagu one kiss milik Dua Lipa berputar.

"One kiss is all it takes, falling in love with me," Ghisa bernyanyi masih setia menghadap ke lemari es, tanpa ia sadari seseorang memperhatikannya dari tadi.

"Possibilities I look like all—eh?" Ghisa terkejut saat berbalik badan menyadari ada seseorang yang dari tadi memperhatikannya. Malunya kerasa sampe sini loh Saaa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Like We Just MetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang