New classmate

8 3 1
                                    

Happy Reading

"Vallia!! Liat tugas Fisika lo dong, gue belum ngerjain"

Aku sedikit terkejut saat mendengar suara yang menyerukan nama ku dan meminta contekan tugas. Ah, aku lagi-lagi termenung karena laki-laki bernama Reagan itu.

"Ha? Apa?" Jawab ku yang langsung memalingkan pandangan ku ke arah sumber suara.

"Makanya jangan bengong mulu neng geulis" Ujar Neyla dengan nada gemas.

Neyla adalah teman dekat ku di sekolah, dia anak yang malas jika sudah ada tugas. Dia sering meminta contekan kepada ku, bahkan saat ulangan, dan bodoh nya aku memberi contekan itu. Aku juga bingung kenapa dia bisa masuk kelas unggulan.

"Yaudah sih maaf, lo kalo mau liat tugas Fisika gue ada di loker, ambil sendiri aja, gak usah manja"

"Ay ay Captain"

Tring!

Suara bel berbunyi, tanda pelajaran akan di mulai. Siswa dan siswi di kelas unggulan 1 segera masuk ke dalam kelas lalu duduk di bangku mereka masing-masing. Keadaan kelas menjadi sunyi.

5 menit



10 menit



15 menit

Guru Matematika yang bernama pak Alex itu, tak kunjung masuk untuk mengajar, biasanya dia selalu tepat waktu. Saat hujan deras dengan petir pun dia akan tetap datang ke kelas dan mengajar. Tetapi sekarang ia tak ada di kelas.

Samuel sang ketua kelas akhirnya berdiri dari bangkunya, berniat untuk memanggil pak Alex. Namun, belum sempat Samuel berjalan, suara ketukan pintu terdengar.

Tok tok tok

Pintu terbuka, menampilkan dua sosok laki-laki. Aku mengetahui salah satunya yang tentu saja itu adalah pak Alex namun laki-laki yang berjalan di belakang pak Alex?

"Maaf semuanya saya telat. Saya disini ingin memperkenalkan teman baru kalian. Dia bernama Reagan Dermata, Reagan dulu di kelas 12 Mipa 1, namun sekarang dia pindah ke kelas 12 Mipa unggulan 1, yaitu kelas kalian" Ucap pak Alex.

Aku tercengang ketika mendengar nama dan wajah yang sangat ku kenali. Reagan selama ini satu sekolah dengan ku, tetapi kenapa aku tak pernah melihatnya? Padahal aku sering melewati kelas 12 Mipa 1 saat ingin ke kantin.

Kelas yang tadi hening menjadi banyak bisikan-bisikan tak suka. Bukannya sorakan gembira karena mendapatkan teman baru, justru yang ku dengar bisikan menghina.

"Kenapa si cacat itu masuk kelas ini sih"

"Kok bisa ya orang cacat kayak gitu masuk kelas unggulan"

Dear youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang