Bagian 1

7 2 0
                                    

Bagaimana bisa aku jatuh cinta pada sosok fatamorgana




Andhira tersenyum kecil mendengar ocehan sesosok mahluk laki laki disampingnya. Ia duduk diatas jendela tanpa memakai sepatu dan kakinya penuh luka.

"Tau gak, aku pingin makan sate kadal loo!!!" Ucap laki laki itu.
"Riga, jan mulai deh," ucap Andhira menutup mulutnya yang tersenyum menahan tawa itu dengan buku.

Auriga nama laki laki itu. Dia sosok malaikat bagi Andhira. Sosok yang menemani nya di kala kelam-kelamnya masa hidupnya. Sosok pengganti Ayah sekaligus kaka laki-laki nya.

Andhira mengambil sketchbook nya di laci dan mulai menggerakkan pensil mekanik dengan gemulai. Dengan senyuman yang lebar ia menggambar sesosok laki laki berkacamata dengan rambut acak-acakan dan kemeja sekolah yang lusuh.

"Gak bosen gambar aku terus?" Tanya Auriga dengan senyuman khas nya.

"Pede banget kamu," cibir Andhira yang masih fokus dengan sketchbook nya.

"Loh kenyataan, tapi aku emang ganteng sih, pantas kamu suka," ujar Auriga dengan rasa percaya diri yang penuh.

"Dih, si setan pede bener," ketus Andhira sambil tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Hahahahahahahahaha," Auriga tertawa terbahak-bahak. Ia mengulurkan tangan nya dan mengacak-acak surai Andhira.

"Aan!" Panggil seorang perempuan dengan rambut pendek dan postur tubuh yang ideal.

Andhira merasa terpanggil dan dia menoleh kearah pintu kelasnya. Seorang perempuan berlari menuju mejanya yang berada di pojok belakang. Andhira tersenyum lebar. Ia membenarkan kacamata yang bertengger di hidung nya yang kecil.

"Halo, Dev," sapanya dengan suara yang pelan.

"Lo lagi ngomong ama Auriga?" Tanya Deva sembari mengambil duduk di kursi kosong samping Andhira.

Andhira memang duduk sendiri. Dia anak yang tertutup dan pendiam yang hobi menggambar. Banyak yang bertanya-tanya mengapa Deva murid se populer dia, mau berteman dengan Andhira si anak pendiam, berkacamata, dan potongan rambut yang tak modis.

Andhira menjawab dengan menganggukkan kepalanya. Pipinya merona dia menyunggingkan senyum di bibirnya yang merah walaupun tanpa lipstik, liptint, atau apapun namanya.

"Kenapa Dev?" Tanya Andhira.

"Denger-denger sekolah ini bakalan ada murid baru lohhhh, dan paling penting muridnya cowok tau," ucap Deva dengan nada yang terdengar bahagia.

Andhira menutup sketchbook nya dan memfokuskan pandangannya kepada Deva.

"Jadi?" Tanya Andhira, menaikkan salah satu alisnya.

"Ck!" Deva memutar kedua bola matanya. "Gak peka banget jadi orang," lanjutnya.

Andhira tersenyum gemas melihat Deva yang sudah kesal dengannya. Ia hanya menunggu Deva melanjutkan kalimatnya.

"Barangkali bisa jadi gebetan lo, apalagi kalo ganteng, gimana?" Deva bicara dengan nada yang cepat.

Andhira tersenyum dan membuka sketchbooknya kembali. Ia kembali menorehkan tinta untuk menebalkan garis yang sudah tergambar. "Semoga aja," ucap Andhira asal sembari tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RenjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang