Uncle

4.8K 217 25
                                    

"Apa kau sekarang seorang malaikat, Uncle Neji?" Tanya gadis kecil berambut biru gelap pendek dengan iris mata biru yang begitu menggemaskan sambil memberikan Uncle-nya setangkai Bunga Matahari yang tadi ia petik bersama ibunya yang memiliki bola mata levender yang sama dengan bola mata milik seseorang yang kini sedang memangku dirinya.

"Himawari, mungkin aku tidak bisa disebut malaikat, sekarang aku hanya hidup di dunia yang berbeda denganmu, tapi walaupun kita berbeda dunia, aku akan tetap selalu berusaha menjaga dan mengawasimu dari sini.." ujar seseorang yang dipanggil Uncle Neji yang kini sedang duduk memangku Himawari sambil menerima Bunga Matahari pemberian keponakan tercintanya.

Himawari melirik ke Sarada yang sedang duduk dan bercengkrama diatas pangkuan Uncle-nya.

"Uncle Itachi, mengapa Uncle meninggal begitu cepat?" Tanya Gadis kecil Uchiha yang akrab dipanggil Sarada seraya membenarkan letak kacamata merahnya yang sedikit turun.

"Kau masih terlalu kecil untuk tahu penyebab mengapa aku meninggal, Sarada.. Tapi kau bisa menganggapnya sebagai nasib, atau takdir.." Ujar Uncle Itachi dengan senyumannya yang selembut kain sutera seraya membelai lembut rambut keponakan satu-satunya tersebut.

"Uncle Neji, m-mengapa Uncle meninggal begitu cepat?" Tanya himawari dengan raut wajah khawatir.

Uncle Neji yang mendengar pertanyaan dari Himawari tersenyum simpul dan menyipitkan matanya.

"Aku meninggal karena melindungi dua orang yang sangat berarti bagi hidupku. Mereka berdua memiliki masa depan yang begitu indah, dan salah satu dari masa depan mereka yaitu membawa kakakmu dan dirimu ke dunia dimana kau berada."

Uncle Neji berhenti sejenak.

"Ketika aku masih Genin, aku harus melawan ayahmu saat Ujian Chuunin. Saat itu, ayahmu menyebut diriku sebagai orang yang jenius. Lalu seiring berjalannya waktu, saat aku sudah menjadi Jounin, aku ingin membuktikan kepadanya kalau aku memang Shinobi yang jenius, yaitu dengan melindungi ayah dan ibumu.. Sekalipun aku harus meninggal karenanya, tapi aku tidak pernah sama sekali merasa menyesal telah melakukannya.." Ujar Uncle Neji dengan senyumnya yang teduh, dan setetes air mata bergulir di pipinya, namun dengan cepat ia hapus.

"Mom dan Dad telah menceritakan begitu banyak tentang Uncle, tetapi mendengar cerita langsung dari Uncle Neji rasanya jauh lebih baik daripada diceritakan Mom dan Dad. Habisnya, Mom selalu saja menangis setiap menceritakan tentang Uncle kepada aku dan Nii-chan. Aku tahu Mom pasti sedih, tapi aku kan tidak senang melihat Mom menangis.." Ujar Himawari dengan menunjukkan deretan giginya yang masih kecil-kecil.

Uncle Neji menepuk pelan kepala Himawari. Kau manis sekali, Himawari.. seperti ibumu..

"Waktunya pulang, Himawari.. kita harus pergi.." ujar Uncle Neji seraya menurunkan Himawari dari pangkuannya dan melirik ke arah Itachi berada.

"Sarada, waktunya untuk berhenti bermain dengan wajahku.." Uncle Itachi tersenyum lembut. "Aku harus pergi sekarang.." Uncle Itachi juga menurunkan Sarada dari pangkuannya.

"Tapi, Uncle.." rajuk Sarada sambil menggenggam erat tangan Uncle Itachi.

"Ketika kau sudah cukup dewasa, aku akan menceritakan kepadamu tentang seorang pahlawan yang berarti bagi hidupku.." Uncle Itachi menepuk pelan kepala Sarada sambil menunjukkan deretan giginya yang rapi.

"Ah, Sarada.. aku.. titip salam untuk ayahmu, jika kau sudah bertemu dengannya.. tolong sampaikan padanya kalau aku masih tetap menyayanginya, sampai kapanpun.." perlahan raut wajah Uncle Itachi berubah sedih, namun dengan cepat ia menunjukkan senyumnya agar keponakannya tidak merasa khawatir kepadanya.

Sarada hanya bisa mengangguk pelan, karena sampai saat ini ia masih belum pernah bertemu dengan ayahnya.

"Uncle Neji.." dengan air mata yang menetes dari sudut matanya, Himawari memeluk Uncle Neji dengan erat, seakan tidak ingin membiarkan Uncle Neji pergi meninggalkannya.

"Himawari, jangan menangis.. aku harus pergi.." neji membungkukkan tubuhnya agar bisa menyamai tinggi Himawari yang masih kecil.

"Aku.. suatu hari nanti.. a-aku.. aku akan mengajak Boruto Nii-chan bertemu denganmu, Uncle.." Himawari hampir terisak.

"Aku harap kita bisa bertemu lagi, Himawari.." Ujar Uncle Neji seraya menghapus air mata Himawari yang membasahi pipi tembamnya. "Sampaikan salamku pada ayah, ibu, dan kakakmu, aku sangat menyayangi kalian semua.. terutama salamku untuk ayahmu, tolong jaga Hinata-sama.. aku.. tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada Hinata-sama.." Uncle Neji tersenyum, memeluk, dan mencium kening Himawari, meyakinkannya agar tidak menangis lagi.

"Sampai nanti, Sarada.. aku harap bisa bertemu denganmu lagi.." Uncle Itachi memeluk dan mencium kening Sarada dengan lembut.

"Aku.." Sarada terdiam sejenak. "..sayang Uncle.." ujar Sarada dengan menundukkan wajahnya, karena ia bukan tipe orang yang mudah mengungkapkan rasa sayangnya terhadap siapapun.

"Ya.. aku juga menyayangimu, Sarada.." ujar Uncle Itachi seraya melepaskan pelukannya dan kembali berdiri.

"Sampai nanti, Hima-chan.."

"Sampai nanti, Sarada-chan.."

Sarada dan Himawari melambaikan tangan mereka dan menyaksikan Uncle mereka memudar, memudar, semakin memudar, perlahan menghilang, dan akhirnya benar-benar menghilang.

uncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang