5. He's Crazy Bastrad

107 5 0
                                    

Apakah kalian ingat mengenai perkataan pria gila ini dua minggu yang lalu? Kalau kalian ingat tentang pernikahan yang akan di laksanakan dirinya dan pria gila ini, pernikahan mereka berdua benar-benar terjadi hari ini.

Di atas pelaminan sana, mereka berdua sudah berganti status menjadi pasangan suami istri. Berawal dari pertemuan konyol, di lanjut dengan pertaruhan konyol yang telah di selenggarakan oleh keduanya, dan berakhir menjadi pasangan suami istri saat ini.

Mengenai permintaannya kepada pria gila ini mengenai restu kedua orang tuanya? Pria ini mendapatkan restu itu. Dia sendiri juga tidak tau bagaimana caranya pria gila ini mendapatkan restu kedua orang tuanya.

Setau dia, ayahnya ini sangat sulit sekali memberikan restu kepada pria yang ingin menjadikan dirinya sebagai istrinya. Jangankan istri! Jadi kekasihnya aja banyak yang tidak di restui! Maka dari itu dia tidak pernah membawa kekasihnya ke rumahnya. Ia menjalin hubungan dengan para kekasihnya dengan diam-diam. Atau yang lebih di kenal dengan backstreet

Ayahnya itu sangat memperhatikan dirinya. Ayahnya tidak mau memberikan dia ke sembarang orang. Tapi yang ia herankan saat ini, mengapa ayahnya ini memberikan izin kepada pria gila ini, yang notabennya orang baru di kehidupannya dia?! Padahal pertemuan dia dan pria gila ini juga terbilang unik dan singkat. Tidak ada yang namanya berteman, bahkan menjalin hubungan sebagai kekasih. Tapi anehnya ayahnya ini mengizinkan pria gila ini untuk menikahi dirinya.

Apa mungkin ayahnya ini di ancam? Atau mungkin ayahnya di pelet?! Gak tau juga dia! Udah pusing dia tuh! Gimana maunya author aja! Dia manut aja udah.

"Kau sedang memikirkan apa?" Bisikan yang diberikan oleh suami gilanya, yang saat ini sudah merangkul pinggangnya.

Mendengarnya, membuat dirinya langsung mendesis dan menatap suaminya dengan tatapan nyalang. "Sebenarnya siapa kamu? Apa yang kau inginkan dari kehidupan aku?" Tanyanya, yang saat ini tengah menatap pria gila yang sudah berstatys sebagai suaminya ini dengan tatapan penuh selidik.

Bukannya menjawab, Jaemin malah terdiam sejenak, mencerna ucapan istrinya. "Kalau aku bilang, aku menyukai dan mencintai dirimu sejak awal. Pasti kau tidak akan percaya kan?" Ujarnya, yang tentunya langsung di sahuti istrinya.

"Tentu saja! Orang gila mana yang tidak bingung atas tingkah-mu yang langsung menikahi diriku, padahal kita baru bertemu!" Seruan yang ia berikan, disertai tatapan sinis akan pertanyaan retorik yang suaminya berikan.

Mendengarnya, membuat dirinya langsung menghela nafasnya berat. Percuma berbicara dengan wanita yang ada di sampingnya ini. "Ya sudah kalau kau tak percaya. Aku juga tidak akan menuntut dirimu untuk percaya." Serunya.

"Apakah kau lelah?" Tanyanya lagi, yang saat ini masih setia menatap istrinya dari samping yang terlihat sangat lelah.

"Pertanyaan bodoh macam apa itu?! Tentu saja aku lelah! Perempuan mana yang tidak lelah memakai gaun yang sangat berat dan besar ini?! Di tambah hells yang sukses membuat kakiku pegal." Sahutan protes yang langsung ia berikan akan pertanyaan retorik suaminya.

"Kenapa kau bertanya seperti itu? Apakah kau ingin menggantikan--yak!" Pekikan tertahan yang ia berikan, karena suami gilanya yang tiba-tiba menggendong dirinya ala bridal style, dan turun dari pelaminan. Melewati ballroom hotel berbintang, yang sudah di dekor dengan sangat mewah.

Tindakan suaminya ini tentu saja mengundang atensi para tamu. Sedangkan dirinya? Ia langsung menenggelamkan wajahnya di dada bidang nan besar milik suaminya. Sungguh! Ia sangat malu di jadikan pusat perhatian saat ini! Berbeda dengan suaminya yang nampaknya acuh, dan tetap tegap ketika melewati para tamu yang sedang menatap mereka.

Sampai di depan lobby hotel, suaminya langsung memasukkan dirinya ke dalam mobil dengan sangat perlahan. Bukan hanya dia saja! Suaminya juga membantu dirinya dalam memasukkan gaunnya yang sangat besar sampai jatuh ke luar mobil. Dan dia langsung merutuki ibunya dalam hati, karena memilihkan gaun pernikahannya seperti ini.

Setelah memasukkan semua gaun miliknya, suaminya langsung bergegas masuk ke dalam kursi penumpang sampingnya. "Kembali ke rumah kita Ahjussi." Titah suaminya kepada supir pribadinya.

Supir pun mengangguk mengerti dan langsung menjalankan mobilnya pergi. Meninggalkan gedung hotel di mana acara pernikahan antara mereka berdua masih berlangsung.

"Bagaimana dengan pestanya?" Cicitnya yang tidak mengalihkan pandangannya dari gedung hotel. Ia baru mengalihkan pandangannya, di saat gedung hotel itu sudah tak terlihat dari pandangannya.

"Aku tidak perduli. Pesta itu tidak telalu penting. Yang terpenting saat ini adalah kita sudah menjadi pasangan suami istri, plus kesehatan kamu yang jadi faktor utama. Aku tidak mau melihat dirimu kelelahan karena pesta itu." Jelas suaminya.

Dia tersentuh dengan ucapan suaminya? Tentu, namun cuma sedikit. Selebihnya ia mendecak pada omongan suaminya. "Apakah kau selalu berkata manis kepada setiap wanita yang kau temui? Kenapa mulut kamu ini sangat pandai sekali berkata manis?" Serunya kesal.

"Tidak. Aku hanya berkata manis kepada dirimu." Balas Jaemin dengan cepat. Sungguh! Dia tidak pernah berbicara manis kepada siapapun! Jangan-kan manis! Dia juga tidak pernah berbicara kepada orang lain kalau itu tidak penting. Ia juga hanya membalas dehaman saja kepada orang yang berbicara kepada dirinya. Berbeda kalau dirinya sedang meeting bersama klien, dan kepada wanita yang sudah berstatus sebagai istrinya ini.

"Kalau kau tidak percaya? Kau bisa tanyakan kepada orang sekitarku." Serunya, seakan tau akan tatapan yang istrinya berikan saat ini, yang tengah menatap dirinya dengan tatapan percaya.

Dan dia yang mendengarnya pun langsung mendengus tak suka. "Untuk apa? Apakah penting? Aku tidak perduli mengenai itu." Sinisnya tak suka. Kenapa suaminya ini sangat menyebalkan sekali?!

Setelah mengatakan itu, mereka pun kembali diam. Hening dan tidak ada pembicaraan lebih lanjut, sampai akhirnya mereka tiba di sebuah rumah besar milik mereka berdua. Rumah yang Jaemin beli sebelum mereka menikah. Ia tidak mau mengajak anak orang susah. Maka dari itu, dirinya membelikan semua kebutuhan istrinya.

Mulai dari tempat tinggal, kendaraan, uang dan hal lainnya. Dia itu bukan tipikal orang yang mengajak pasangannya untuk berhidup susah.
Karena kodratnya seorang lelaki itu, memberikan apa yang wanitanya inginkan. Terlebih ketika seorang laki-laki meminta seorang wanita yang ia cintai kepada orang tuanya. Laki-laki itu harus siap secara materi dan jasmani. Pasalnya, mereka mengambil puteri tercinta yang selalu orang tuanya penuhi segala kebutuhan yang di inginkan sang puteri.

Masa iya laki-laki dengan enaknya bilang mau ajak anak orang susah, sedangkan orang tuanya sudah bersusah payah membahagiakan puterinya, serta memenuhi keinginan puterinya. Apalagi kalau wanita itu sebelum menikah, ia bekerja. Ia sudah terbiasa menghasilkan uang untuk keperluannya.

Jadi, untuk para pria miskin di luaran sana yang tidak mau berusaha untuk mencapai kesuksesan? Jangan sekali-kalinya kalian berani mengajak nikah seorang perempuan. Dan untuk para wanita di luaran sana? Jangan pernah mau mengiyakan ajakan seorang pria yang mengajak dirimu untuk berhidup susah.

Karena, pada dasarnya Tuhan tidak suka dengan pria yang bergantung kepada nasib, tanpa adanya usaha. Toh belum tentu ketika kamu menemani dia dari nol. Kamu akan di cintai dan di perlakukan baik oleh pria yang kamu temani dari nol. Bisa saja pria itu selingkuh dari dirimu, ketika dia sudah mencapai puncak kesuksesan!

Jadi, jangan mau jadi wanita bodoh ya! Kasian para pahlawan wanita di kuar sana yang sudah berjuang untuk hak wanita.

WHO AM I? - JAEMRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang