Bagian 1

1.1K 35 5
                                    

Percaya tidak ? dengan cinta pada pandangan pertama ? Sampai saat ini aku masih kurang percaya denga kalimat itu.

Masih ada sedikit keraguan, apa benar itu cinta ? atau hanya sebatas kagum dengan salah satu ciptaan tuhan yang begitu indah.

Tapi semenjak kejadian itu aku benar-benar percaya pada kalimat "Cinta pada pandangan pertama"

***

Perkenalkan, namaku Rizky Abdi Wijaya. Seorang remaja yang baru saja berulang tahun yang ke-16.

Kalau ada yang memanggil namaku dengan sebutam Rizky atau Iky bearti orang itu adalah orang yang tidak begitu akrab denganku.

Biasanya yang sering manggil Rizky atau Iky itu temen-temen sekolah yang hanya kenal biasa.

Tapi kalau ada orang yang sudah menyebutku dengan sebutan Abdi, sudah dipastikan mereka ada orang-orang yang sangat dekat dan begitu mengenalku.

Termasuk dia, dia juga memanggilku dengan sebutan "Abdi...."

Ohiya, sekarang aku sedang duduk dikelas 1 SMA disalah satu SMA Negri di Palembang. Jarak rumahku dengan sekolah tidak begitu jauh sehingga terkadang aku sering berjalan kaki untuk kesekolah.

Entah kenapa sampai detik ini aku masih belum diizinkan untuk membawa motor sendiri kesekolah, padahal teman-temanku yang lain sudah membawa motor mereka sendiri kesekolah.

"Tuh yah... temen-temen Abdi udah pada bawa motor sendiri kesekolah" Ucapku saat Ayah mengantarku pergi sekolah dan melihat para siswa lain yang sedang memarkirkan motornya didepan halaman sekolah.

"Terus ?" Sahut ayahku.

"Jadi kapan nih Abdi bisa bawa motor sendiri kesekolah ? Biar ayah ga perlu susah-susah anter jemput Abdi"

"Nantilah, sekarang masih belum cukup umur toh ?"

Semua perdebatanku dengan kedua orang tuaku semuanya akan terhenti saat mereka menyebut umurku belum cukup untuk melakukan hal itu.

Sebagai anak tunggal yang tinggal disebuah gang dipemukiman padat penduduk membuatku merasa selalu berada dalam keramaian.

Ditempat aku tinggal, mau kalian keluar rumah jam berapapun akan ada orang-orang yang kumpul-kumpul. Entah itu lagi main gap, atau apapun itu yang jelas pasti akan selalu ada orang disetiap titik-titik tempat orang biasa berkumpul.

Maka dari itu, gang tempat aku tinggal begitu aman. Jarang sekali ada kemalingan atau hal-hal buruk lainnya.

Bangun pagi hari tidak perlu bingung mau makan apa, keluar saja sembari menelusuri jalan, akan ada banyak tetangga yang jualan sarapan pagi.

Dan yang enaknya lagi, tinggal digang itu semuanya pada kenal. Saling sapa kalau ketemu. Siapapun yang lewat asalkan itu warga sekitar, kita pasti tahu itu siapa, anak siapa, rumahnya dimana. Semua-muanya kita tahu.

Tapi emang si, kadangan ada ga enaknya juga. Suka pada rumpi, apa lagi kalau lagi ada masalah. Udah pasti satu gang pada tahu.

Udah, cukup sampai disini dulu perkenalannya. Nanti seiring berjalannya cerita, kalian bakal lebih mengenalku kok.

***

Adzan maghrib sudah berkumandang, seperti biasanya aku pun langsung bergegas menuju kemasjid yang letaknya berada didepan gang rumahku. Kalau berjalan kaki adalah sekitar 5 menit.

Walaupun aku bukan dari keluarga yang begitu agamis, setidaknya aku tidak pernah meninggalkan sholat lima waktu.

Sesempit apapun waktunya, aku akan berusaha untuk tetap melaksanakan sholat sendiri atau pun secara berjamaah jika memungkinkan.

1 OR 2 ( Aku Atau Dia ? )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang