𖥻 Satu

20 4 6
                                    

Suasana siang hari yang panas mengundang para sebagian siswa kelas 9A dan 9B untuk terduduk di bawah pohon beringin besar yang memang sudah lama tumbuh di tepi lapangan, tempat sempurna untuk nongkrong.

Siswa dan siswi disana terlihat antusias dengan botol yang sedari tadi di gilir untuk bermain truth or dare yang sudah menjadi kebiasaan di jam istirahat.

"YAH GUE LAGI" seorang anak laki-laki mengacak rambutnya frustasi, begitu stress dengan permainan ini yang selalu menumbalkan dirinya.

"truth or dare?"

"truth"

"lo dari tadi truth mulu, ganti" kesal anak gadis di sebelahnya

"suka-suka gue lah" sewot anak lelaki itu tak mau kalah.

"jujur, waktu jam penjas kemarin, lo pura-pura pingsan kan?"

Gelak tawa terdengar di kerumunan  begitu mendengarkan pertanyaan random yang sudah jelas jawabannya.

Mereka tau, si pelawak kelas ini, seorang park jongseong, dia terbiasa pura pura pingsan dan membuat yang lain selalu kewalahan harus membopong dirinya setiap pelajaran jasmani berlangsung.

"Lo becandain penyakit gua?"

"Kok marah, beneran ya?" sewot gadis di sampingnya

"Sok tau lu, kaga lah, gua beneran pingsan, keminum vitamin kadaluarsa"

"HAHAHAHAHAHHAAHAHHA"

Gelengan pelan terlihat pada beberapa anak, jeongseong selalu memiliki alasan yang tidak masuk akal.

Tidak ingin berlama-lama karna malu, iya mengambil alih botol itu dan memutar nya dengan keras.

Botol terhenti, menunjuk gadis yang sedari tadi bersandar pada pohon dengan permen buah dimulutnya.

"Eum.. gua truth aja deh" ucapnya dengan permen yang masih lekat di mulutnya.

"Oke, jadi lu.. "

"GUA GUA, gua mau nanya!" jongseong memotong pertanyaan anak lain dan menunjuk dirinya sendiri untuk memberi pertanyaan pada gadis tersebut, Sassy.

Jongseong sedikit melirik ke arah sahabatnya, Lee Heeseung.

Pergerakan itu disadari oleh beberapa murid, bahkan anak gadis yang ada di tempat itu pun mengerti alur pertannyaan jongseong. Hampir semua murid yang berada disitu tau, bahwa Lee Heeseung sudah memendam perasaannya pada gadis itu, selama 3 tahun.

"Gini sas, jadi kan lu tau nih.."

Sassy masih belum bisa membaca situasi, fokusnya hanya berada pada permen buah dan mengabaikan jeongseong yang ingin menanyakan pertanyaan keramat. "heem, apaan?"

"Si Heeseung.."

"Cieeeee" tanpa aba-aba sorakan murid terdengar memanas-manasi atmosfer di bawah pohon beringin yang sudah cukup dingin, semua orang mengerti situasi ini.

Pergerakan Sassy terhenti, ia berhenti mengisap permennya, menyabut gula-gula batang itu keluar, sembari melirik jeongseong pelan, sepertinya ia tau alur pertannyaan ini, kepalanya bahkan tidak berani melirik Heeseung yang duduk tak jauh darinya.

Sama halnya dengan Heeseung, ia tak berani mendongakan kepalanya dan  meneguk salivanya pelan sembari membuat janji di dalam dirinya bahwa setelah ini ia akan menonjok jongseong karna membuat Sassy jadi malu karena dirinya.

dia tau... Sassy tidak menyukainya.

"Si Heeseung suka sama lo, lo sendiri... gimana?"

"CIEEEEEE CIEEEE"

"PRIKITIWWWW"

"SUIITTT SUIITTTTT"

Heeseung yang pemalu benar benar tidak ingin berada di situasi ini, ia mengalihkan pandangannya, takut menatap raut wajah Sassy, terlalu takut gadis itu makin menolaknya atau menatapnya jijik..

"Gue.."

Bohong namanya kalau Heeseung mengabaikan suara Sassy. Dia terlalu takut akan jawabannya, remaja lelaki itu berpura pura bersikap normal dan memandangi rumput dengan tatapan kosong walau kini ia merasa panas luar biasa sekujur tubuh.

"... heeseung dia..."

"LAMA BANGET" ujar gadis lain yang langsung di pukul oleh gadis lainnya, merusak suasana saja.

".... dia ganteng"

Heeseung memerah padam, mukanya ia selipakan dilipatan tangannya, meredam senyumnya, ditambah dengan teman-temannya yang kini menggodainya sembari mencolek-colek heeseung yang tidak kuasa menyembunyikan saltingnya.

"CIEEEEE ADA YANG SALTING NIH"

Kericuhan mulai terdengar, apalagi oknum park jeongseong yang kini menepuk-nepuk punggung sahabatnya itu brutal, "Seung lampu hijau Seung, gas Seung"

"GAS DONG"

"langsung pacaran aja gak si"

"PACARAN DONG"

Heeseung tidak tahan, dan entah dari mana keberaniannya datang, ia bangkit dari sikap pengecutnya dan membawa Sassy pergi dari sana.

"WOY KEMANA TUH"

"jangan jangan..."

"CIUMAN?!"

"WOY GAK MUNGKIN"

"CIEEEEE BERDUAAAN"

Ricuh terdengar di belakang sana, Heeseung terus berjalan ke depan dengan Sassy di genggaman kanannya.

Dan sejujurnya, Sassy sedikit bersyukur Heeseung menarik nya dari kebrutalan teman-teman kelas mereka, namun dilain sisi merasa aneh dengan sikap laki-laki yang sok berani ini, Heeseung mau membawanya kemana?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 23, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

3 Months ft. Lee Heeseung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang