Titik Temu

550 114 41
                                    

....

....


....

Jeon Jungkook.

Nama itu menggegerkan jagat maya.
Dimana siapapun langsung bergidig ngeri dan merinding usai sekali dengar namanya.

Cukup keren, bukan?

Laki-laki itu amat terkenal, dia jadi buah bibir belakangan. Eits, jangan salah. Bukanlah kabar positif yang tersiar, melainkan pria itu adalah penjahat kelas kakap yang baru diwanti berhasil meloloskan diri dari kecelakaan maut mobil tahanan.

Perjalanan menuju Daegu.
Dimana tujuan pemindahan masa dan area kurungan para pelaku busuk yang kriminalnya sudah di atas tingkat rerata.

Penjahat berbahaya yang resmi didakwa hukuman mati.

Naas, ada satu kejadian pahit menimpa.

Kecelakaan tunggal bus tersebut membuat kendaraan yang berisi para tahanan itu berguling dan terpental jauh hingga pelosok tebing.

Berita pahit itu menewaskan seluruh tahanan, kecuali satu orang.

Jungkook adalah napi kejam dengan catatan kriminal yang luar biasa.

"Haha brengsek! Betapa serunya dunia ini! Damn, gokil banget gila!" seru Jungkook mengayunkan tangan, dia meloncat lincah.

Sepanjang jalan dia dipenuhi seringai dan siasat licik, menjilati bagian bibirnya yang dilapisi darah kering.

Pria tegap itu sudah berkelana selama dua hari menuruni tebing curam Daegu dengan kondisi separuh badan terluka, memar dan pelipis sobek.

Sampai dari area kejauhan, Jungkook menemukan sebersit cahaya yang berasal dari rumah papan sederhana.

Atau yang lebih cocok terbilang, pondok kumuh?

Oh, ternyata ada rumah juga ya di pedalaman tengah hutan begini?

Bagus, tempat persinggahan yang tepat untuknya bermalam. Pikir Jungkook seraya tersenyum miring.

Hendak menodong masuk, langkahnya tercekat. Jungkook terusik oleh bunyi derek yang bersumber dari arah belakang.

Samar, ada sekelimbas harum yang teramat dia rindukan.

Mengikuti intuisinya tanpa sirat takut, Jungkook melangkah yakin. Memastikan asal suara pekak itu. Ah, bunyi orang menimba air di sumur.

Makin dekat, Jungkook melihat perawak seseorang yang nampak terengah-engah memindahkan ember air dari sumur yang terbilang cukup dalam.

Airnya jernih sekali, mirip seperti sang penimba air.

"Beningnya." lontar Jungkook spontan.

Tanpa sengajanya membuat sosok tersebut terperangah dan menoleh.

"Eh? Anda siapa?"

Kedua netra mereka bertemu. Butuh 5 detik mereka terantai dalam kebisuan.

Sontak Jungkook kagok, sedikit gelagapan. Bicaranya sayup, "Maaf saya tersesat saat dalam perjalanan kemari. Saya menemukan rumah ini sebagai satu-satunya tempat saya bernaung setidaknya untuk satu malam jika Anda mengizinkan."

Sosok tersebut menjauh dari muara sumur, mendekati tamu asing itu. "Oh, begitukah. Apa Anda turis dari ibukota?"

Jungkook mengangguk, berdusta tipis. "Ya, mungkin bisa dibilang begitu."

.

.

.

Penjelasan itu membuat hati si pemilik pondok terketuk. Lalu, keduanya bersama berlindung dari hawa dingin pada malam bertabur bintang itu. Cuaca minus sepuluh, prediksi BMKG.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tapak Wangi | kookvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang