Langkah kaki perempuan dengan pakaian formal tidak bersuara kencang karena alas kakinya pakai flatshoes. Terlebih, geraknya tergesa karena seharusnya ia sudah mulai online interview 5 menit lagi. Ia baru saja sampai di coffeeshop dekat rumahnya yang biasa buka pagi.
"Pesanan nomor satu. Satu ice peach tea ya kak", ucap pelayan yang disambut sedikit anggukan dan senyum.
Perempuan itu segera membuka aplikasi meeting online dan menekan utas yang dikirim oleh rekruiter perusahaan yang ia lamar.
"Halo mba Riana. Bisa dengar suara saya, mba?"
"Halo.. m-mas. Terdengar mas."
"Oke mba Riana. Terima kasih sudah meluangkan waktunya untuk interview online pagi hari ini. Sebelumnya, mba Riana melamar untuk posisi staff HR ya. Perkenalkan, saya Hirawan Natuna Wijaya. Selanjutnya, mba Riana bisa panggil saya Awan.
Boleh langsung diceritakan mba, profil mba Riana, kemudian pengalaman kerja mba Riana sebelumnya."
Walaupun berjalan secara online, ia tidak bisa menahan kegugupannya di interview yang entah ke berapa kali.
"Baik mas Awan. Perkenalkan, saya Arum Mariana Catrin. Nama panggilan saya Riana. Saya lulusan program studi Psikologi dan saat ini mencari opportunity baru sebagai staff HR. Sebelumnya, saya memiliki pengalaman 10 bulan sebagai staff HR dan ingin belajar lebih di perusahaan ini."
Riana melakukan online interview dengan mantap dan berharap semoga ia bisa lolos di perusahaan yang satu ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Drauma
RomanceRiana tidak akan mengira bahwa perjalanan hidupnya bekerja sebagai HR harus bertemu drama dan trauma di perusahaan barunya. Ia harus menghadapi konflik keluarga, naik turun percintaannya dengan Patra, dan kedekatannya dengan Awan. Ia juga merasakan...