01.

185 18 3
                                    

"Seungmin, ya?"

Disinilah kedua anak adam itu berada, di kamar yang tak terlalu luas yang hanya berisikan kasur dan lemari. Begitu sepi, berbeda jauh dengan kamar minho.

"Aku terima perjodohan ini bukan karna aku yang mau seungmin."
Minho membuka suara terlebih dahulu, sedari keluarga minho datang tak ada satupun di antara mereka berdua yang membuka suara.

"Padahal kamu bisa aja nolak, kak." Seungmin menjawab. Ah sekedar memberi tahu. Sekarang keduanya sedang duduk di kasur empuk milik seungmin. "Susah, omongan orang tua ku mutlak."

Seungmin tertawa, entah apa yang lucu, dia tertawa seakan akan mereka baru saja berbicara hal lucu. First impression minho untuk seungmin 'Gila.'

"Yaudah sama aja, aku harusnya bisa sih nolak, tapi ya gitu."

"Pernikahan kita bakal dimulai beberapa bulan lagi, oh ya. Aku udah ada pacar. Orang yang ku cinta, orang yang harusnya nikah sama aku."

Seungmin mengangguk mengerti, lagi pula apa peduli dia. Mau minho pacaran, kawin lari atau apalah. Ia tak peduli selagi ia tak menaruh kata 'cinta' untuk minho, ia tak masalah.

"Ini nomor ku, simpan aja." Seungmin mengambil selembar kertas yang diberikan oleh minho.

"Iya, nanti aku hubungi."

Tak ada lagi yang dibicarakan, mereka akhirnya memutuskan untuk turun ke lantai bawah menemui keluarga mereka yang sedang berbincang hangat layaknya sahabat.

"Loh udah selesai ngomong nya? Tadi mama denger suara ketawa, kalian udah saling nyaman ya."

Seungmin tersenyum. Tak berani menjawab begitu pula dengan minho.

"Ma, aku masih ada urusan di kantor, harusnya bisa di handle mas chan tapi kayanya mas chan tetap butuh bantuan aku. Aku udah bilang ke seungmin kok. Dia udah izinin."

Bohong. Ia tak mengatakan apapun kepada seungmin, 'oh, hidupku mulai sekarang penuh drama ya. Kalo ini film aku bakal jadi artis.' Seungmin membatin.

"Tuhkan udah deket satu sama lain. Seungmin juga kalo ada waktu luang bisa ke rumah mama ya. Nanti mama suruh minho anter kamu ke rumah mama."

"Iya, tante."

"Loh! Kok panggil tante sih, panggil mama aja"

"Ah iya maaf, ma"

Tak perlu waktu lama untuk mengucapkan salam perpisahan, kini keluarga lee sudah mengangkatkan kaki dari rumah seungmin.

"Gimana calon kamu, minho?" Ucapnya dengan nada mengejek.

"Brengsek."

Minho sudah dudukan dirinya di kursi kerja. Dapat dilihat dengan jelas tumpukan tumpukan kertas di meja minho.

"Udah di omongin sama hyunjin?" Ia tata kembali kertas kertas bertumpuk ke meja minho.

"Belum, aku belum siap. Hyunjin pasti sakit hati."

"Pasti lah. Bayangin kamu aja pacaran sama hyunjin udah jalan 3 tahun, tiba tiba aja denger kamu di jodohin? Yang bener aja. Aku kalo jadi hyunjin ku sumpahin kamu."

"Udah stop mas chan. Kata kata kamu gak membantu sama sekali."

Gelak tawa keluar dari mulut sang lawan. Mas chan.

Mas chan salah satu orang ke percayaan keluarga lee, dulu sebelum mas chan lahir keluarga bahng sudah terlebih dahulu bekerja dengan keluarga lee. Hubungan di antara keduaanya sangat dekat.

Kini mas chan atau kerab di panggil bangchan sudah berumur 28 tahun. Berbeda 3 tahun dengan minho. Bangchan juga bisa disebut sahabat minho karna keduanya sudah berteman sedari kecil.

"Aku mau kasih tau hyunjin tentang perjodohan ku mungkin h-1 bulan aku nikah mas" ia tatap sang lawan bicara dengan mata tajamnya layaknya seorang kucing. "Kamu gila ta? Masa h-1 bulan. Saran ku sih dari sekarang di omongin min."

"Aku nya belum siap. Aku takut nyakitin hyunjin"

"Kamu nerima perjodohan ini aja udah cukup nyakitin hyunjin, minho."

"Duh udahlah mas, kerjaan ku banyak. Pusing."

"Aku ingetin ya, jangan sampe kamu nyakitin 2 orang itu minho, mereka gak salah apa apa"

"Iya mas, siap." Jawabnya dengan nada yang mengejek.

"Kamu serius gak sih."

"Iya mas chan."

"Seungmin, gimana udah dapet kerjaan?"

"Belum, aku masih nyari sih."
Kini seungmin bersama dengan salah satu teman dekatnya, Felix.

"Mau ikut aku kerja aja gak?, ayah ku kan punya kafe ya, kerja di tempat ku aja, aku juga kerja disitu kok. Jadi ada temen." Felix menawarkan.

"Aku pikir pikir dulu ya. Aku juga gak butuh kerja dalam waktu deket kok, jadi masih mikir mikir juga."

"Hahaha. Oke oke nanti kalo butuh kabarin aja" Seungmin mengangguk.

"Aku lama gak liat jisung lix, mana pacarmu yang ok itu?"

"Loh jisung belum kasih tau kamu?, dia di aussie loh! Mau kuliah disana"

Felix satu satunya teman yang seungmin punya, sebenarnya tidak juga sih. Seungmin cukup banyak mengenal orang orang di sekolah tapi tak pernah ia anggap teman. Kata teman hanya ada untuk felix.

Sebelum mereka berdua lulus SMA Jisung menyatakan cinta nya kepada felix, sungguh cemburu sekali seungmin dengan felix. Bukan dalam artian dia menyukai jisung, bukan.

Ia cemburu karna felix sudah jatuh dalam kata 'cinta'  sedangkan ia belum. Tak pernah ia rasakan kata cinta seumur hidupnya. Seungmin cukup bahagia untuk felix, ia tak apa jika dirinya tak rasakan kata cinta, asalkan temannya merasakan kebahagian ia tak masalah sama sekali.

Jisung, jisung pria yang baik. Seungmin tak terlalu mengenali jisung karena seungmin jarang sekali bersosialisasi. Ia cukup mengenal nama saja. Tapi semenjak felix dan jisung mengubah statusnya dari teman menjadi pacar mau tak mau ia harus kenal dengan jisung.

Ia harus kenal dengan pacar sahabatnya ini. Ia tak mau sahabatnya merasakan kesedihan di dalam kata 'cinta' karena menurut seungmin kata cinta adalah kata suci yang tak boleh terkena kesedihan.

Kata cinta harus di dasari kebahagian dari kedua pasangan, tak boleh ternodai dengan kesedihan. Setetes saja kesedihan di salam kata cinta, semua akan merubah segalanya.

Cinta bisa saja merubah segalanya, termasuk hidup.

"Oh di aussie, aku kira dia bercanda doang tentang kuliah di aussie, jadi kalian ldr?" Anggukan seungmin dapatkam dari sang lawan bicara.

"Mau gimana lagi, aku juga ga bisa larang dia buat gak kuliah kan."

"Kamu kuliah lix?"

"Nanti iya, mungkin nyusul jisung"
Seungmin mengangguk paham. "Kamu gak kuliah seung?"

"Kuliah, kayanya." Bohong kalo felix tak tau keadaan hidup seungmin seperti apa, hampir setiap detik seungmim bercerita kepadanya. Felix selalu dengarkan. Seungmin sudah felix anggap seperti keluarganya sendiri. Toh keluarga felix juga sudah mengenal seungmin dengan baik dibanding ibu seungmin sendiri.

"Fel, aku ngajak kamu kesini tuh ada yang mau aku omongin"

"Hm? Apa kenapa coba gak bilang dari tadi" Felix berkata sambil memasukan sesendok ice cream ke dalam mulutnya.

"Fel, aku di jodohin. Februari atau maret aku nikah."

—kkeut.






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐋𝐨𝐯𝐞, 𝐥𝐨𝐯𝐞, 𝐥𝐨𝐯𝐞 || 2min Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang