Perempuan dan lukanya.

1 0 0
                                    

"Dasar penjahat ulung. Bodoh. Kamu itu manusia paling bodoh yang pernah aku kenal. Ragamu, gerak-gerikmu, semua tentangmu adalah kebodohan. Aku menyesal mengenalmu. Semua waktuku terbuang sia-sia. Kamu bukan lagi kamu yang dulu. Aku harap aku tidak bertemu denganmu lagi," ucap perempuan itu seraya meninggalkanku pergi.

Ya, dia benar. Aku memang penjahat ulung dan bodoh. Semua kemarahannya tampak nyata dan logis. Aku tidak marah padanya karena memang seharusnya tidak begitu. Apa katanya? Aku bukan lagi aku yang dulu? Memang bagaimana aku yang dulu itu? aku memang perempuan jahat, tak ubahnya dulu dan kini. Lalu apa katanya, dia menyesal mengenalku? Mengapa baru kini semuanya ia sampaikan? Aku lebih menyesal mengenalmu karena dari sinilah aku mulai menyakiti dunia orang lain. Dunia orang baik sepertimu.

Sekarang aku takut bertemu orang lain. Aku hanya tidak ingin menyakiti lebih banyak orang. Buatnya, atau buat orang lain, akulah si hama yang harus diberantas.
Kini perempuan itu, teman karibku, beranjak dari kehidupanku tanpa pernah menoleh ke belakang lagi. Oh bertemu denganku memang kesialan untuknya. Perempuan yang sudah kuanggap seperti adikku sendiri, kini pergi mengutuki dunia dengan namaku. Melempar sumpah serapahnya dengan mengeja namaku.

Mungkin menurut dunia, aku lebih baik sendiri. Tidak dengan apapun atau bersama siapapun. Begitu kelam dunia mengajariku untuk seorang diri. Tapi pernahkah ia sedikit saja mengerti aku dan seisiku? Pernahkah ia mencoba memahami? Atau paling tidak, pernahkah ia mencoba melihat semuanya dari perspektifku sendiri?

Aku mengutuki dunia, karena ia yang mencoba menghabisiku lebih dulu. Aku memakinya, karena ia menorehkan pisaunya atas diriku lebih dulu. Apa itu juga kesalahanku jika aku ingin melindungi diriku sendiri? Apa itu sebuah kesalahan besar untuk membuat diriku tetap hidup? Aku bingung bagaimana mengatakannya, tapi... apakah keberadaanku juga sebuah kesalahan? Lalu bagaimana dengan pisau-pisau itu? bagaimana dengan darah yang terpancar dari tubuhku?

"Itu akan sembuh." Jawab mereka.

Lalu bagaimana hidup itu setelah sembuh?
Semua berbekas.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 20, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AkuWhere stories live. Discover now