~SATU~

3 0 0
                                    

Tuttt tuuut tuuut.......

Dring ponsel Alana sudah sedari tadi bergetar membuatnya terbangun dari tidurnya.

"Eh bego lu masih tidurr,liat jam bodoh dah jam berapa"celetuh seseorang dari balek ponsel.

"Udahh banguuun kok,huamp"saut Alana yang masih menguap.

"Cepet anak keciiik ini udah telatttt"

"Telat?"Alana menggeser layar ponselnya melihat jam

"ANJENG JAM 9 TELATTT ANJING KENAPA G TELPON DARI TADI"Alana segera beranjak untuk bersiap.

Alana segera beranjak dari kasurnya untuk bersiap siap .Beberapa minggu ini memang Alana dan teman temanya sedang dikejar deadline sehingga waktu tidur mereka hanya beberapa jam saja bahkan tak jarang mereka memilih untuk tidak tidur.Bagi mahasiswa teknik lebih baik tidak tidur dibandingkan harus mengulang matkul tahun depan.Terlambat bangun sepertinya sudah wajar dalam diri Alana sejak semester satu sampai sekarang dia memasuki semester tiga.Tak jarang Alana tidak mandi kekampus bahkan sering kali  sekedar menggosok gigi harus dilakukannya di kamar mandi kampus karena terburu buru.Hal tersebut bukan hanya di lakukan Alana saja tapi juga teman teman Alana atau mungkin semua mahasiswa teknik,entahlah.

Tidak terasa Alana sudah hampir setahun lebih di kampus yang tidak pernah ia bayangkan sama sekali.Sejak pertama Alana menginjakan kaki di kampus ini memang tak ada yang menarik hingga saat ini.Tapi setidaknya, di semester kali ini tidak menguras air mata Alana  terlalu banyak karena merasa sendiri di tempat rantau ini.Kini Alana sudah mulai akrab dengan teman temannya.Alana sudah mulai berbaur dengan seisi kelas.Meski begitu,tetap saja sampai hari ini Alana belum mengetahui nama pria manis yang dari pandangan pertama sudah berhasil menarik hati Alana.Sesekali Alana memang berpapasan dengan pria itu namun Alana tak terlalu menghiraukannya  dan tidak memperdulikan rasa dalam dirinya.Tiap kali berpapasan dengan pria itu mampu mengukir lesung di pipi Alana.Alana selalu berharap suatu saat ia bisa mengobrol dengan pria manis itu.

"Aduh gimana ini Ly"Bisik Alana yang kini di depan pintu kelas yang sudah terkunci.

"Ya kau sih kebooo"celetuh Lily.

"ya maaf "

"Yudah yuk tunggu aja bapanya selesai baru kita masuk matkul berikutnya"

"Hmmm,kamar mandi dulu ndaksi"ajak Alana kepada temannya Lily.

"Yaudah ayukkk"Belum juga Alana jalan Lily sudah berjalan menuju kamar mandi.

"Ehhh tunggu Ly"Alana mempercepat langkah mengejar Lily.

Dua sohib berjalan menuju kamar mandi sesuai kesepakatan namun belum sempat sampai tujuan seorang pria yang sedang berdiri di ruang 2.4 menghentikan langkah mereka berdua.

"Kak Lily"panggil pria itu membuat Lily Sik pemilik nama menghentikan langkahnya kemudia berbalik badan, begitupun Alina merasa terpanggil ketika nama temannya di sebut.

"Iya Al"Lily menghampiri pria itu di ikuti Alina dibelakangnya.

Lily dan pria itu kini asik mengobrol berdua dengan bahasa daerah mereka,tentu saja Alina tidak mengerti.Lily dan Alina memang berasal dari daerah yang berbeda.Lily adalah perantau di daerah Alina,meski begitu tetap saja Alina menjadi minoritas di sini.Pasalnya orang orang yang menjadi mahasiswa dari kampus ini memang kebanyakan berasal dari daerah lain.
Pria itu dan Lily sudah mengobrol cukup lama,Alina dengan setia menunggu di samping Lily sambil memainkan ponsel entah apa yang di buka gadis itu,namun dari raut wajahnya terlihat sangat aneh tidak seperti biasanya entah apa yang dipikirkan gadis itu.

"Na,ayok"Lily menarik tangan Alina.

"Eh iya ly"Alana memulai langkah menuju tujuan awal .

"Kenapa si Na,kok jadi bengong gitu?"tanya Lily sambil sibuk memperbaiki jilbabnya.

"Emmm ndak kenapa kenapa kok"

"Adaaa iyaaa cil"tanya Lily memastikan.

"MMM yang tadi siapa Ly"tanya Alina ragu ragu.

"Ohhh itu Aldrick, satu kampung sama aku tetangga gitu tapi udah kaya keluarga,eheh kenapa jadi nanya Aldrick suka Na?"

"Dih main suka suka aja lu,kenal aja kagak"celetuh Alina kaget mendengar pertanyaan Lily.

"Yaudah besok tak kenalin deeechhh,dia maniiis loh Na"goda Lily

"TERSERAHHHH LU DEH"jawab Alana dengan nada sedikit ditekan.

"HAHAHAHAHA,eh dia mau bantu tugas gambar kita loh"ungkap Lily membuat Alina sedikit terkejut.

"Bagus deeeh,ada guna juga kamu punya tetangga"jawab Alina coba menyembunyikan rasa kagetnya.

"udah ah nanti telat lagi ayok balik kelas"ajak Lily.

"Ya ayok"

Kedua gadis itu kini berjalan kembali menyusuri lorong lorong kelas sambil mengobrol,eh lebih tepatnya meroasting setiap aneh yang ia lihat,muali dari pakaian gaya rambut orangpun tetap di roasting mereka.

"Kok bisa Lily tetanggaan gitu ya"Alana masih terus bertanya tanya pada dirinya sendiri, pasalnya ia tak menyangka Lily bisa mengenal pria itu.





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PlutonyabumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang