Bloody Innocent

748 39 4
                                    

Obsession

Warning: Miss Typo[s], GORE, GORE, GORE , but happy ending... death chara? Absolutely, duh.

Pair: HiNaru

~Happy reading minna-san~

 

"Naru kenapa sendirian?" suara lembut mengagetkannya, sontak ia melihat keatas pohon. Ia penasaran dan terkejut, namun kemudian wajah sedihnya kembali.

"Naru sendirian, semuanya benci Naru. Kamu siapa? ... Apa kamu juga kesepian?"

"Aku Hinata... aku juga sendirian, tapi aku tidak ingin Naru sedih. Naru mau jadi teman Hinata?" Mendengar kata Hinata yang meyakinkan, hati Naru berbunga-bunga seketika.

"Naru mau! Tapi Hinata, Naru juga mau main dengan mereka, tapi.. mereka jahat pada Naru" katanya sambil terisak.

Hinata menyeringai. "Naru jangan menangis... besok semua akan berubah menjadi baik untuk Naru, Naru bisa main sepuasnya dengan Hinata, Naru mau hanya main dengan Hinata, kan?".

Naru berpikir sebentar lalu mengangguk "Ha'i!" Pikirnya lebih baik memiliki satu yang berharga daripada seribu namun tak berharga. Tapi ia tak mengerti arti seringai Hinata karena kepolosan murninya.

"Dan semua yang mengganggu dan menjahati Naru akan Hinata habisi. Hihihi". Dalam kegelapan malam yang pekat ketika semua 'teman' Naru tertidur, Hinata menculik mereka satu persatu dimulai dari Sai yang sangat suka mengejek Naru.

Dengan sigap dan dengan kekuatan yang tak terduga dari seorang bocah kecil mengangkut Sai kecil ke sebuah lahan datar ditengah hutan yang sangat jauh dari kota. Dibelainya lembut rambut Sai agar bocah kecil itu tetap tertidur. Kemudia Hinata mulai menculik 'teman-teman' Naru yang lain.

"Hihihi.. Semua yang menjahati Naru akan Hinata habisi.. lalalala..." sambil membelai Tayuya yang paling suka memukuli Naru, adalah anak terakhir sasarannya. Tayuya, mendengkur tipis khas anak kecil.

"nah, semuanya sudah lengkap, saatnya pesta dimulai" serunya girang.

Shika yang paling tua dan paling cerdas terbangun akibat tawa girang miring seorang gadis kecil. "Tunggu, kamu siapa? Kenapa.." Ia menolah kekanan-kirinya, menyadari apa yang terjadi. " Kenapa aku dan teman-temanku ada disini?". Mendengar suara teriakan keras, semuanya pun terbangun dengan cepat. Mereka ketakutan dan menangis saat sadar mereka tak lagi dalam perlindungan hangat rumah mereka.

"Hihihi. Pas sekali, Hinata baru saja ingin memulai pestanya!" Semua anak itu memandang Hinata dengan tatapan ngeri dan ketakutan luar biasa. Dipundak gadis kecil itu terpikullah sebuah sabit raksasa dengan rasio yang timpang untuk ukuran gadis kecil sepertinya.

Dengan latar belakang bulan purnama bersar dan dikelilingi hutan. Mereka menjerit histeris.

"Sora tidak mau mati!!! Huaaaaa.." Teriaknya sambil berlari menuju hutan.

.

.

.

SLAASH!!!

.

.

.

Tubuh kecilnya yang sedang berlari terhempas kekanan dan kekiri. "Sora-kun jadi ada dua! Lucu sekali. Hihihi.." Ya, ampun. Dengan suara dan wajah imut bertubuh kecil itu, dia menertawakan mayat yang terbelah dan berhamburan isinya setelah menyentuh tanah, didepan anak-anak dibawah umur.

Tapi itu tak menjadi masalah baginya, anak-anak itu juga akan mati sebentar lagi jadi tak akan menimbulkan trauma berjangka panjang bagi mereka. "Sangat melegakan bukan? Hihihi"

Obsession [HinaNaru] Naruto FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang