'Cause you're a sky, 'cause you're a sky full of stars
I'm gonna give you my heart.*****
Uchiha Sasuke, lelaki muda, tampan, dan berkuasa. Di usianya yang baru menginjak 20 tahun, ia sudah memiliki segalanya. Ya, mungkin saja semuanya.
Menjadi raja diusia muda, disegani oleh kerajaan-kerajaan seberang, bahkan memiliki tunangan yang amat sangat cantik.
Sore hari yang indah ini, Sasuke mendapat jamuan yang sangat istimewa dari kerjaan Uzumaki karena telah membantu mereka dalam medan perang. Sasuke berserta ribuan prajuritnya turun membantu kerajaan Uzumaki yang jika saja tidak mereka bantu mungkin hanya akan tinggal sejarah saja bahwa dulu pernah berdiri sebuah kerajaan Uzumaki.
"Teman, apalah yang dapat kami berikan sebagai tanda terima kasih dan hormat kami atas bala bantuan yang kau berikan?"
Sasuke hanya tersenyum kecil melirik sebentar teman kuningnya itu "Tidak perlu, anggap saja ini balas budi atas apa yang dulu pernah paman Minato lakukan pada kerajaan Uchiha."
Naruto tersenyum tulus, "Kau akan menginap?"
"Tidak, sepertinya sudah sangat lama aku meninggalkan kerajaanku"
"Kau merindukan istanamu atau wanita cantik yang ada didalamnya?"
Sasuke memutar bola matanya malas, melihat seringai mengejek dari Naruto.
"Baiklah, hati-hati dalam perjalanan. Sampaikan salamku pada tunanganmu".
Sasuke tidak menggubris Naruto, setelah berpamitan ia pun pergi menuju kuda kesayangannya.
"Shikamaru, tinggal lah disini. Kau boleh pulang setelah lukamu sembuh."
"Tapi, bagaimana dengan Anda, Yang Mulia, ini sudah mulai gelap."
"Kau meremehkan ku?"
"Bukan seperti itu Yang Mulia, t-tapi"
"Sudahlah, kau juga harus memperhatikan dirimu. Kau pikir dengan kondisimu saat ini kau bisa melindungi ku? Aku pergi."
Sasuke menaiki kudanya, meninggalkan Shikamaru, panglima jenderal terbaiknya yang terluka cukup berat akibat peperangan tersebut.
...
"Sial aku salah jalan." Umpat Sasuke.
Hari semakin gelap, namun ia merasa justru semakin jauh masuk kedalam daerah yang sangat asing baginya. Mencoba menerka-nerka jalan mengandalkan instingnya justru semakin membuatnya merosok jauh.
Gelap hampir habis, begitu juga tenaganya. Sasuke akhirnya menyerah dan mengistirahatkan tubuhnya sejenak dibawah pohon rindang. Sangat lelah, hingga tak lama matanya memberat.
"Tuan, tuan" Goncangan kecil ditubuhnya membuat Sasuke tak nyaman.
Matanya mulai terbuka menampilkan jelaga hitam menawan. Sasuke terkejut dalam duduknya, wajah gadis cantik tepat didepan matanya menyambutnya pagi itu.
Gadis itu tersenyum manis dan tulus. hatinya bergetar, senyuman itu mampu menembus hingga ke relung hatinya.
"Tuan, kenapa Anda tidur disini? Apakah Anda sakit?" Suara yang mengalun lembut itu menyadarkannya.
"Aku tersesat disini."
Gadis itu mengangguk "Oh, kalau boleh tau Anda dari mana?"
"Mm, kerajaan Uchiha"
Gadis itu tercengang membuat wajahnya terlihat lucu sekarang "Wah, kerajaan Uchiha. Saya pernah mendengarnya. Anda tersesat sangat jauh juga ternyata."
"Memang ini dimana?"
"Ini daerah terpinggirkan di lembah gunung. Bagaimana Anda bisa sampai sejauh ini?"
"Entahlah."
"Anda sudah makan? Mau mampir ke rumah saya?"
Mulai dari situ Sasuke tinggal bersama Hinata. Gadis cantik kebanggaan Desa Hujan. Pasalnya gadis itu sangat pintar dalam meracik obat-obatan tradisional berkat bakar otodidak nya. Desa mereka sangat jauh dari peradaban modern hingga bisa dibilang desa mereka termasuk daerah terpencil sehingga masyarakat disana masih sangat tertinggal sekali.
Namun hal itu yang membuat Sasuke betah tinggal disana. Masyarakat Desa Hujan yang tidak tau latar belakangnya sebagai seorang raja membuat mereka memperlakukan Sasuke seperti masyarakat biasa, impian Sasuke dari dulu, hidup sederhana tanpa ada perang dan intrik politik.
Ia tinggal bersama Hinata dan membantunya meracik obat-obatan tradisional. Berkat kepandaian Sasuke, ia berhasil membuat obat-obat untuk banyak penyakit yang belum pernah Hinata temukan sehingga membuat masyarakat Desa Hujan sangat menyayangi Sasuke.
Lama tinggal bersama membuat bibit-bibit cinta tumbuh di hati Hinata. Apalagi masyarakat desa selalu memuji ketampanan dan kepandaian Sasuke yang mereka bilang sangat cocok dengannya. Mereka saling melengkapi, itu kata warga desa. Tanpa sadar perlakuan Hinata yang begitu keibuan juga membuat Sasuke nyaman.
"Ini obat apa Sasuke-kun?"
"Obat untuk pencernaan, kemaren aku melihat sudah tiga anak-anak desa yang melaporkan keluhan yang sama tentang pencernaan mereka."
Cup' Hinata mengecup ringan bibir Sasuke. "Baiklah karena obatnya sudah jadi, mari kita tidur." Ajaknya, Sasuke tersenyum mengikuti Hinata yang sudah berjalan mendahuluinya.