"Jadi, Tante Kiena baik-baik saja?" Aku duduk di atas motor dan Build berdiri—mengobrol kecil di depan pagar rumahku, hari ini Build dan kedua orang tuanya akan pergi menemui keluarga mereka.
Aku masih mengingat bagaimana sikap Tante Kiena tadi malam, mencoba bertanya pada Build tentang keadaannya hari ini. Aku menggenggam tangan Build, dan mengguncang ringan.
"Aku khawatir."
Build mengangguk. "Bunda baik-baik saja, Bible, katanya hanya lelah karena pasien di rumah sakit kemarin banyak."
Benarkah hanya itu? Masalahnya itu secara tiba-tiba dan membuat perasaanku tidak nyaman.
"Kemarin ada pasien seorang ibu yang meninggal karena penyakit komplikasi, Bunda sedih mengingat kondisi putranya yang masih kecil." Jelas Build membuatku sejenak terdiam. Mungkinkah Tante Kiena merasa kesedihan yang aku rasakan seperti anak pasiennya? Aku menatap tangan Build yang naik untuk mengelus puncak kepalaku. "Maaf ya, Bunda memang seperti itu, aku dan Ayah sudah terbiasa ketika Bunda tiba-tiba diam dan bad mood sepanjang hari karena pasiennya."
Aku mengangguk kecil, seharusnya aku merasa lega. Namun, rasanya tetap ada yang mengganjal.
"Pergi berapa lama?" Mencoba mengalihkan topik perihal perubahan sikap Tante Kiena. Mungkin hanya perasaanku saja yang buruk.
"Kata Ayah, satu minggu saja."
Tubuhku merespon lemas berlebihan sampai membuat Build terkekeh lucu, aku menyandarkan kepala di dadanya. "Kalau rindu, bagaimana?"
"Astaga, Bible, kita tidak sedang di zaman paleolitikum! Kamu bisa berbicara denganku lewat telepon." Build sempat mendengus kesal, tapi tidak benar-benar sedang kesal padaku. Tangannya mengusap kepala belakangku, dia mengecup sekilas. "Sudah dua bulan lebih juga, aku tidak menemui Oma, hanya berkabar lewat telepon."
Aku menjauhkan wajahku untuk menatap wajah cantiknya, "Tidak bisa kamu pulang lebih dulu? Bilang kalau ada jadwal kuliah dadakan."
"Kamu menyuruhku berbohong? Ayah tahu semua jadwalku," aku turut mendengus kesal, mengingat bagaimana sikap posesif Om Ghazam pada Build. Aku bahkan pernah tidak sengaja mendengar Om Ghazam berbicara dengan seseorang dalam panggilan telepon membicarakan apa saja kegiatan Build di kampus karena tiba-tiba saja Build pulang dan menghabiskan waktu di rumahku, padahal saat itu Build memang hanya memiliki satu mata kuliah karena dua kelas lain di kosongkan. "Hanya satu minggu, Bible."
Kepalaku menengadah ke atas, memasang wajah sekesal mungkin. Masalahnya adalah, aku tidak mendapatkan ciuman selama satu minggu, itu … bagaimana rasanya? Bahkan meski tidak mendapatkan ciuman. Paling tidak, aku bisa menatap Build dalam kamarnya—ini pasti akan terasa hampa.
"Kita sedang pendekatan."
"Lalu?"
Alisku hampir menyatu dengan pertanyaannya. "Lalu? Kamu bisa saja bertemu dengan orang lain dan meninggalkanku. Kita sedang pendekatan, berpisah sebentar saja bisa membuat perasaan seseorang berubah."
Pikiran negatif mulai menyerang otakku.
"Astaga, itu tergantung pribadi seseorang, Bible. Mau menjalin hubungan kuat pun, bisa tetap berpaling jika orang itu mau." Build mengusap rahangku dengan ibu jarinya. "Ini cuma menemui Oma saja, aku juga jarang keluar dari rumah."
Aku memeluk pinggangnya, mendongak untuk menunjukkan wajah sedihku. "Biu, sampai kapan pendekatan ini? Apa aku masih kurang untuk jadi kekasihmu?"
Build tersenyum tipis, "Sebentar lagi, kata temanku pendekatan itu paling tidak harus genap satu bulan."
Aku mendorong tubuh Build agar memberikan jarak, Build masih bergantung pada apa kata teman-temannya. Padahal setiap aku dan dia pergi bersama, aku selalu mencoba agar Build selalu bertanya apa pun kepadaku, tetapi mungkin Build lebih nyaman bertanya dengan teman-temannya. Terlebih, seharusnya pendekatan berakhir itu karena seseorang yang sedang menjalaninya sudah menentukan pilihan, bukan berapa lama harus ditempuh.
![](https://img.wattpad.com/cover/346905361-288-k350389.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hilang Naluri [END]
FanfictionBible tidak tahu jika pria yang baru saja pindah ke sebelah rumahnya adalah sebuah narkoba yang menjelma manusia, membuatnya kecanduan setiap saat. "What do you think about me? Tentang ... Seseorang yang akan menjadi pasanganku nantinya, apa bisa ak...