1

1.5K 119 2
                                    

Sekiranya, hari telah menjunjung sang surya untuk menyinggasanai puncak langit ketika kedatangan Hyuga Hinata -- Putri dari kerajaan Edel -- disambut dengan begitu baik di kediaman sang paman di kastil selatan.

Memakan waktu sekitar berhari-hari agar rombongan yang membawa sang putri dapat tiba -- meski harus sedikit terlambat beberapa jam dari perkiraan, sehingga Otsutsuki Toneri, sang Paman, sempat memberikan teguran keras kepada orang-orang yang mendapat tugas untuk mengantar dan menjaga sang putri selama perjalanan.

"Perjalanannya pasti begitu melelahkan." Pada meja besar dengan berbagai hidangan mewah sejauh mata memandang, Toneri tersenyum begitu dewasa menatapi ponakan kecilnya yang kini telah menjadi perempuan dewasa dengan paras begitu menawan.

Hyuga Hinata termasuk seorang putri yang jarang -- bahkan mungkin belum pernah terekspos ke dunia luar, berbeda dengan sang kakak, Hyuga Neji, yang harus selalu menyatakan diri di depan orang-orang dikarenakan status keberadaannya yang akan menjadi seorang penerus kerajaan.

Bukan karena Hyuga Hiashi, ayah mereka, ingin menyembunyikan anak perempuannya dengan tujuan buruk, melainkan, tradisi kerajaan Edel hanya boleh memperlihatkan anak perempuannya di depan khalayak secara resmi -- hanya ketika -- ia telah berusia 23 tahun, saat ia dianggap siap untuk dipersunting oleh seseorang.

Orang-orang tahu bila Hyuga Hiashi memiliki seorang anak perempuan, namun tidak bisa melihat secara langsung seperti apa rupanya -- terkecuali mereka merupakan bagian penting dari kerajaan dan keluarga utama.

Itulah mengapa, Hiashi mengizinkan Hinata untuk dapat menyambangi tempat sang Paman saat ini. Ditambah lagi, minggu depan, usianya akan memasuki yang ke 23 tahun. Dalam waktu dekat juga akan siap untuk diperkenalkan pada seluruh rakyak kerjaan Edel.

"Benar. Ini adalah pertama kalinya aku berpergian sangat jauh hingga berhari-hari. Namun, aku senang bisa datang ke tempat Paman." Hinata membalas senyuman itu. Wajah cantiknya tampak seperti porselen ketika cahaya matahari membias secara malu-malu.

"Aku bersyukur karena keadaan Paman sudah lebih baik. Ada beberapa bingkisan dari Ayah. Semoga Paman akan menyukainya dan akan semakin merasa membaik."

Toneri tertawa pelan. Hiashi tidak berubah sejak dulu. Dia seorang yang sangat dermawan dan royal.

"Terima kasih banyak. Sekarang, nikmati makananmu."

Hinata mengangguk pelan. Menikmati apa yang tersaji di hadapannya, dibarengi etika di meja makan yang sudah tertanam sejak kecil.

"Usiamu akan memasuki yang ke-23. Itu artinya, kau akan segera diperkenalkan kepada semua rakyak. Bagaimana perasaanmu?"

"Aku sedikit gugup memikirkannya." Hinata menghela napas pelan. "Aku tidak pernah berdiri di depan orang banyak sebelumnya. Jika hari itu tiba, aku berharap tidak akan melakukan kesalahan apa pun yang bisa membuat ayah merasa malu."

"Perkenalan pertama memang akan sangat mendebarkan. Tetapi, setelah itu, kau akan mulai terbiasa."

"Ya," Hinata kembali mengangguk. Hidup lebih bebas dan tidak lagi terkurung seperti seorang tawanan di kerajaan adalah keinginan terbesar Hinata sejak dulu. Sehari-harinya, ia hanya akan menghabiskan waktu dengan mengikuti segala peraturan kerajaan dan kehidupan seorang bangsawan yang selayaknya, tanpa tahu dunia luar itu seperti apa.

Hinata mungkin beberapa kali diizinkan untuk menjejaki dunia luar. Namun, semua harus secara diam-diam serta bersama keamaan yang begitu ketat. Dibanding dapat menikmatinya, Hinata lebih terkesan sangat terbeban karena tak bisa bebas melakukan apa yang diinginkan.

Hinata merasa senang ketika dirinya akan mencapai usia yang tepat dan tak perlu lagi harus terkurung terus-menerus di kerjaan yang disebut rumah. Namun, di sisi lain--

Bound - NaruHina [ M ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang