00

41 2 0
                                    

ini first time aku ngetik yang rada²
soalnya biasanya ngetik cerita romance 😭😭

Tapi isoke, semoga kalian bisa menikmati yaa!




Selasa 20 - April - 2021

"Selamat pagi, Bunda!" Bima menyapa sang Ibunda dengan senyum yang merekah manis. Bunda Tari, namanya. Wanita cantik yang kuat melahirkan 3 anak tanpa pernah merasakan operasi caesar.

"Selamat pagi, Kak Bima." Bunda membalas sapaan anak tengahnya dengan senyuman manis.

Bima sudah duduk tenang menunggu Ayah dan adik bungsunya untuk sarapan, sedangkan abangnya, Damar, sudah berangkat kuliah sedari pukul 5 pagi tadi. Sambil tersenyum, ia memperhatikan Bunda yang sangat cekatan dalam mengolah dan menata alat makan di meja.

"Bunda, Ayah akan patroli kemana? Bima lihat dari tadi pagi, Ayah sudah ribet siapin ini itu." Bima bertanya sambil mengetukkan jari-jarinya ke meja. Bunda kembali tersenyum dan menaruh beberapa piring berisi lauk ke meja.


"Ayah patroli ke laut Bali pakai kapal selam KRI Nanggala 402, Kak. Kenapa? Kayak gak rela gitu." Bunda menjelaskan, tangannya bergerak untuk membalikkan piring di hadapan Bima dan mengisinya dengan beberapa centong nasi putih yang berbau pandan harum.

"Gak papa sih, nda. Cuma kan Ayah baru pulang seminggu lalu, masa pergi lagi..."

Senyum manis terus tersungging di wajah Bunda yang hanya melewati belakang kursi yang Bima duduki kemudian menggasak pelan rambutnya. Beberapa menit kemudian, suara langkah kaki dari atas pun terdengar, Ayah dan adiknya sudah turun, siap untuk sarapan.

"Selamat pagi, kakak! Selamat pagi Bunda!" Anjani menyapa sambil tersenyum menunjukkan lesung pipinya yang manis.
Bunda kembali tersenyum dan mengusap pelan kepala si anak bungsu.

Ah, Bima makin jatuh cinta rasanya kepada sang Ibunda. Entah sudah berapa kali Bunda Tari tersenyum pagi ini. Manis, senyum Bunda selalu manis kalau kata Ayah.
Setelah sarapan, Bima kembali ke kamarnya untuk mengambil tas dan kemudian berangkat ke sekolah bersama Ayah dan adiknya.

 Setelah sarapan, Bima kembali ke kamarnya untuk mengambil tas dan kemudian berangkat ke sekolah bersama Ayah dan adiknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bima dan Anjani sudah sampai di sekolah. Jika Anjani langsung salam dan keluar mobil untuk masuk kelasnya, berbeda dengan Bima yang masih bertahan di dalam mobil sambil mengobrol ringan bersama sang Ayah.

"Ayah, jangan lama-lama perginya. Bunda sering menangis saat Ayah nggak ada, dan Bima nggak suka itu." Bima berucap sambil menatap langsung ke mata Ayahnya. Ayah Adi tersenyum, mengusap rambut si anak tengah kemudian mengangguk pelan. Bima pun mengembangkan senyumnya dan menunjukkan lesung pipi manisnya yang tak begitu dalam kepada Ayah.

"Bima sekolah dulu ya, Yah. Assalamualaikum." Pamitnya sambil mencium punggung tangan Ayah Adi.

"Wa'alaikumussalam. Semangat sekolahnya, Ayah ada uang jajan tambahan untuk kamu. Ingat, jangan bolos. Ayah pergi dulu."

Bima mengangguk pelan. Entah kenapa, hatinya resah saat Ayahnya pamit menggunakan kata 'pergi'. Bima takut, tapi Bima tidak tau kenapa ia setakut ini.

TBC.

Bimantara; Jiwa yang Kuat.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang