⁴ four

970 125 6
                                    

Note : part belum di revisi kalo ada kesalahan mohon dimaklumi.

happy reading

.

Setelah diizinkan pulang oleh dokter, Alan segera meminta mimi nya membereskan barangnya.

Kini ia sudah ada di dalam mobil dengan Mimi disamping nya dan..

Janu beserta Madhava di depan, membuatnya mencebik kesal.

"Sayang.. Ayah lagi ngomong sama kamu tuh" ujar Ryana

"Ayah?? Suami Mimi kali" sarkasnya membuat Ryana tersenyum maklum, ia cukup sadar jika dirinya egois. Ia akan pelan-pelan membujuk sang anak agar dekat dengan ayah sambungnya itu.

Dann.. ia juga akan kembali merengkuh putra semata wayangnya itu, karena selama bertahun-tahun ia sibuk dengan kerjanya demi mencukupi kebutuhan hidup mereka.

Bisa di bilang ia istirahat dan fokus dengan anaknya lagi.

"Pernikahan Ayah sama Mimi kamu bakal di adain 2 hari lagi" ujar Janu

"Besok juga nggak masalah buat gue"

"Sayangggg.." suara Ryana memperingati, bahasa gaul sangat tidak sopan.

"Sorry.." ujar Alan setengah hati

"Kamu tidur aja, perjalanan lumayan jauh" ucap Ryana, Alan yang awalnya menatap keluar jendela kini menatap dengan alis berkerut kearah Mimi nya

"Jauh? Rumah kita 15 menit doang jarak tempuh-nya" ujar Alan

"Kita akan pulang kerumah Ayah" Janu menjawab kebingungan Alan

"Gila!" Kutuknya sambil membuang pandangannya lagi, ia juga malas berdebat dengan Calon suami ibunya itu, melihat wajahnya saja rasanya ia ingin menggadaikannya.

Ia menyadarkan tubuhnya di sandaran kursi mobilnya, ia melirik mimi nya yang tengah berbicara dengan Janu "mi" panggil Alan

Ryana menoleh "ya sayang?"

"Earphone Alan" pintanya dengan mata sayu, ia mengantuk.

"Ah!" Ryana mengangguk ingat, lalu mengambil earphone Alan di tasnya, semua barang yang sering Alan gunakan selalu ada di tasnya.

Alan menerima Earphone dari Miminya dan langsung memakainya "makasih Mi" ujarnya sebelum memejamkan mata, membuat Ryana tersenyum

Ryana mengusap surai rambut putranya kebelakang "sama-sama sayang, good night, have a good sleep" ucapnya lalu mengecup dahi Alan yang sudah terlelap.

(Selamat tidur, semoga tidur nyenyak)

●●●○○○

Alan terbangun saat ia merasa sedang di angkat, matanya mengerjabkan-ngerjab guna memperjelas penglihatannya

Walaupun masih linglung, ia yakin dengan apa yang kini sedang terjadi, ia melihat dagu si anj- ehem Anak pertama Janu dan ia paling yakin adalah sekarang ia sedang.. DI GENDONG?!!

Wt-Fuckkkk?!

"L-"

"Jangan bergerak atau.." Madhava menganggungkan kalimatnya

"ATAU APA?!" Tanya Alan ngegas tak lupa dengan pelototan nya

Sementara si empu yang di ngegasin malah terkekeh lalu membuang muka guna menormalkan ekspresinya

"Adek lucu kan kak?" Tanya Ryana sedikit menggoda membuat Alan seketika melotot menatap ibunya

"Mi??!! Mimi won't help me? " Alan tak habis pikir.
(Mimi nggak bantu aku?)

Ryana memasang wajah berpura-pura sedih "tadi kan kamu tidur, mimi nggak tega bangunin kamu karena mimi nggak kuat gendong kamu jadi kakak kamu deh yang gendong hehe" Ryana cengengesan di akhir kalimatnya.

Alan memberontak sehingga mau tak mau Madhava menurunkannya "lain kali langsung bangunin aku aja!"

"Dimana kamar aku?" Tanyanya, ia ingin cepat-cepat pergi dari hadapan keluarga baru Mimi nya itu, apalagi Janu yang sedari tadi memperhatikannya membuatnya tak nyaman.

"Lantai 2 pintu warna biru sayang" jawab Ryana

Alan mengangguk dan bergegas pergi ke kamarnya.

sesampainya dikamarnya ia bersandar di pintu lalu bergidik ngeri "gila! dikate gue anak kecil apa?!" gumamnya lalu pergi kekamar mandi, ia ingin menghapus sisa-sisa setan yang menempel di tubuhnya.

skip>>

makan malam tiba, Alan kini turun kelantai bawah dengan langkah malas. ia tadi tengah bersantai,tiba-tiba pintunya di ketuk di susul suara seorang maid mengintrupsi "tuan muda, nyonya meminta anda segera turun untuk malakn malam"

alan menghela nafas pelas "iya,bilangin sebentar lagi"

"baik tuan muda" ujarnya lalu pamit undur diri.

alan duduk di kursi dekat miminya, memang makan malam ini belum mulai karena menunggu dirinya, merasa tak enak? ohh.. tentu tidak.

ryana menyajikan nasi dan ayam di piringnya, sementara yang lain memakan steak daging membuat alan mencebik "beda banget menunya" sindiran halus terlontar dari mulut kecilnya.

ryana yang sedang memoting steak terhenti karena ujaran yang anaknya lontarkan, ia tersenyum kecil "sayang penderita asam lambung kaya kamu seenggaknya harus makan nasi dulu, kalo habis makan nasi terus kamu masih pengen makan steak nanti mimi kasih kok" ujar ryana memberi pengertian.

alan cemberut "gue nggak pengen steak tuh" gumamnya namun masih bisa didengar oleh yang lain.

tuk! suara tabrakan pisau madhava dan piring alan, alan menatap anak sulung miminya dengan tatapan heran "makan" titah madhava yang memberikan potongan steak dipiring alan

ryana tersenyum sementara janu menaikan alisnya heran, "kesurupan?" batinya

"karena mimi gue ngajarin sopan santun, makasih ya om" ujarnya tanpa menatap madhava

"ppfffttt.. om" suara tawa yang ditahan itu berhasil mengambil atensi semua orang

"ehem, sorry-sorry" ujar tyaga yang masih menahan tawanya

alan hanya menatap tyaga datar. "gaje banget stress" ujarnya yang hanya ia bisa lakukan di dalam hati.

TBC>>>

Haiiii!!! gimana part ini? jangan lupa vote dan komen ya...!!

sampai jumpa lagi di aakashhhh


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALLANDROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang