Oneshot

40 4 0
                                    

"Neeeww." Untuk ke sekian kalinya New mendengar rengekkan dari sang pacar.

Ia berkali-kali sudah merotasi bola matanya jenuh. Tay terus saja merajuk sejak 3 jam yang lalu setelah ia mengetahui sebuah fakta. Sejujurnya bukan fakta mengejutkan, hanya saja Tay masih tidak bisa terima.

"Bilang sama abangmu itu buat pergi jauh-jauh." Tay dengan gaduh menggoyang-goyangkan bahu New.

New masih tidak peduli dengan Tay, gimnya lebih penting dari apa pun saat ini. Mengerti ia tidak akan mendapat respons jika hanya seperti ini, mulailah otak cerdiknya bekerja.

"Tee!" Belum juga Tay menjalankan misinya, namun New sudah lebih dulu merasakan gelagat anehnya. "Diem, deh. Mending kamu keluar ke minimarket beliin aku jajan."

"Cih." Tay Tawan memilih untuk meneruskan aksi merajuknya.

Dengan bengas menyandar pada sofa. Kakinya terus bervibrasi lengkap dengan tangan yang terlipat.

"Diem, Tee. Kalo emang nggak mau bang Off ikut bilang ajalah sama dia."

"Masalahnya, New ... Dia udah booking tempat, bahkan dia udah dalam perjalanan!" Sebentar lagi New akan mencekik cowoknya yang kembali histeris.

Fakta bahwa kakak sepupunya ikut ke acara liburan mereka sangat membuat Tay syok dunia akhirat. Ia sudah susah-susah mencari waktu untuk cuti agar bisa liburan romantis bersama pasangannya, tapi malah si kakak sepupu setan itu tidak ingin tertinggal.

Mau bagaimana lagi?

"Ey, Newwiee. Akhirnya sampai juga."

"Abang!!!" New berlari kecil menemui abangnya. "Mana Gun?"

"Tadi dia liat toko aksesoris. Biasalah." New memutar tubuhnya melihat Tay yang masih cukup berjarak berjalan dengan lesu. "Kenapa dia. Katanya mau liburan."

"Iya liburan, tapi kan dia nggak niat liburan bareng abang."

"Oh." Cukup itu respons Off. "Pasti dia mau berbuat yang enggak-enggak, makanya buat jaga-jaga abang ikut." Off mendapat senggolan dari bahu New.

"Siapa yang mau berbuat yang enggak-enggak?!" Pelototan dari Tay tidak ada pengaruhnya untuk Off. "Off, emang lo nggak ada kerjaan?"

"Jadi CEO mah bebas." Ya, Off sudah mendapatkan jabatan CEO-nya, sedangkan Tay masih beriringan dengan ayahnya menjalankan perusahaan.

Ia masih belum sebebas Off. Justru jadwalnya sangat padat untuk sekadar malam mingguan dengan New.

"Bang ..." Bibir Tay mengerucut masam, bukan karena ia tersinggung. Memang faktanya seperti itu dan ia jadi tidak ada waktu untuk New. "Kita naruh barang dulu, deh."

Segera saja New menyeret Tay dari hadapan abangnya. Mewanti-wanti jika semakin lama mereka di sana, semakin Off mengusili Tay.

"Jangan cemberutlah. Katanya liburan." Sebagai obat New memberikan pelukan pada pacarnya. "Kamu udah kenal bang Off lama." Ia ikut menjatuhkan diri di ranjang dan memosisikan diri menyamping.

"Justru karena aku udah kenal dia lama."

Setengah badan New terangkat untuk melihat wajah Tay. Ia tidak berkata apa-apa hanya tersenyum manis berbanding terbalik dengan wajah Tay.

"Mana pacarku yang ganteng."

Cup

"Jelek amat."

Cup

"Kalau nggak ganteng aku tinggal."

Cup

Kecupan terakhirnya tidak bisa terlepas karena Tay menahan leher belakangnya. Tidak ada kata sabar dalam kamus Tay Tawan. Ia tidak segan-segan melumat bibir plump yang sudah ia rindukan itu. Tangan tak ingin menganggur saja mulai menggerayang ke punggung New.

Liburan TayNew Featuring Off(Gun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang