chptr 1

232 11 0
                                    

Hari ini sama seperti hari sebelumnya.

Dokja pergi bekerja pada jam 07:00 WIB dan pulang pada jam 14:30 WIB.

Lalu setelah sampai di rumah dan setelah membersihkan diri,
Dokja membaca novel kesukaannya dengan tidur di atas tempat tidurnya yang sangat nyaman itu.

S*********
Semuanya mati!
Jadi begitulah akhir ceritanya!
Hei kenapa akhirnya seperti ini?!

Dokja memelototi layar ponselnya yang masih menampilkan ending novel yang diluar prediksi.

Tiba-tiba lantai kamar Dokja bercahaya.

????????

Secepatnya Dokja menyipitkan matanya sebelum melihat asal cahaya tersebut.

Kenapa lantai di kamarku ini bercahaya semua?!
Aku kan tidak pernah
Oh s*********!!!!!!!!!!!!!

Dokja tidak bisa membuka matanya karena cahayanya semakin terang dan semakin menyilaukan sehingga Dokja menutup matanya yang sudah tertutup dengan kedua tangannya.

Dokja merasa di sekitarnya sudah aman sehingga Dokja pun segera membuka matanya.

Dimana pula lah ini??????

Dokja mengamati sekelilingnya dengan lambat.

Ini bukan kamarku.
Ruangan ini adalah sebuah kamar yang sangat mewah dan sangat cocok untuk cerita yang bertemakan isekai/transmigrasi.

Suara ketukan pintu terdengar,
memecah keheningan di ruangan tersebut.

"Seolhwa? Ibu masuk ya?"

Seolhwa?!?!?!?!?!
Bagian ini kan persis seperti yang ada di novel yang sudah aku baca!
Dokja gugup di dalam hatinya selagi menanti ibu dari Seolhwa memasuki kamar.

"Ibu tau kau memang sangat cantik.
Tapi kau usahakan agar selalu menggunakan lipstik subam."

" ....... "
Dokja segera menyadari bahwa dirinya sudah bertransmigrasi ke dalam novel kesukaannya yang endingnya sangat dia benci.
"Aku hanya di rumah, Ibu."

Wanita yang sedikit mirip heroine dan terlihat seperti berumur dua puluhan,
menunjuk tengah lehernya sendiri.
"Suaramu mengalami perubahan.
Kau baru sebulan yang lalu berumur 15 tahun.
Ibu tidak ingin sampai ada yang menyadari keanehan pada dirimu,
Seolhwa."

Jadi pada kenyataannya heroine bukan seorang perempuan?!
Pembaca benar-benar telah tertipu!
Aku yang baca dari awal novel sampai akhir pun tidak mengetahuinya!
Karena heroine ini adalah perempuan yang sempurna!
Tidak ada kekurangan!
Dokja memarahi author novel kesukaannya di dalam benaknya karena tidak pernah memberitahukan hal sepenting ini.

"Selama kau tetap ingat bahwa kau itu perempuan,
semuanya akan baik-baik saja."

Apakah semua sikap yang lembut dan penyayang di novel itu cuma akting?!
Dokja merasa kasihan dengan heroine dan hampir menitikkan air matanya.

Ibu Seolhwa menghela napas.
"Jangan memikirkan hal yang tak perlu kau pikirkan."

Dokja menganggukkan kepalanya sebelum beranjak dari tempat tidur.

"Langsung ke ruang makan setelah kau sudah siap."
Kata ibunya dengan lembut dan penuh perhatian sebelum pergi membiarkan Dokja bersiap-siap.

Bagaimana heroine bisa menyembunyikan dirinya dengan sempurna sampai ceritanya selesai?
Biasanya yang namanya cerita menyamar/menyembunyikan diri,
tidak akan bertahan sampai di akhir cerita.
Dokja berdiri di depan cermin panjang yang memantulkan bayangan dirinya dari atas kepala sampai kaki beserta lantai yang dipijak.

Cermin tersebut hanya ada satu,
sehingga Dokja harus memindahkannya ke dalam kamar mandi untuk memperhatikan detail pada tubuhnya.
Apakah ada kekurangan atau keanehan,
Dokja mengerutkan alisnya.

Ini terlalu sempurna.
Aku curiga ibunya Seolhwa menggunakan sesuatu yang berbahaya pada tubuh Seolhwa!
Tapi ini sangat aneh!
Apa yang digunakan sampai bisa sesempurna ini???????

Dokja membalikkan cermin tersebut agar menghadap tembok,
kemudian dirinya sendiri mulai membersihkan diri selama lima menit.

Ada yang aneh di sekitar tengah tulang dadaku.....!

Dokja mengusap pelan area yang ia curigai itu dan selanjutnya dalam sekejap mata, tubuhnya berubah.

Dengan cepat Dokja segera membalikkan cermin.

!!!!!!!!
Ini kan memang wujudku!!!!!!
Ragaku!!!!!!

Dokja menggeleng pelan sebelum kemudian mengusap kembali area sekitar tengah tulang dadanya seperti sebelumnya.

Kok aku tidak berubah?????
Apa yang salah????
Coba aku ingat dulu......

Dokja mengembuskan napasnya perlahan-lahan.

Tadi aku berpikir untuk melihat tubuh aslinya heroine sambil mengusap-usap.
Mungkin kalau aku berpikir kebalikannya,
aku akan berhasil.

Sama seperti sebelumnya.

Tubuh Dokja berubah dalam sekejap mata.

Ternyata begitu metodenya!
Aku paham, aku paham....!

Dokja mengembalikan cermin kembali pada tempat di mana dia dapat sebelum bergegas berpakaian yang tentunya dibantu oleh pelayan pribadinya untuk menata rambutnya yang panjang, aksesorisnya [seperti kalung, anting-anting, dsb], dan riasan wajahnya.

Dokja tiba di ruang makan.

Di kursi meja makan,
ada abang pertama dan abang keduanya Seolhwa yang duduk di bagian kanan,
ada ibunya Seolhwa yang duduk di sebelah kiri,
dan ada ayahnya Seolhwa yang duduk di bagian kursi kepala keluarga.

Mereka tampak jelas sedang menunggunya.

"Adik kita selalu dingin seperti biasa~"
Kata abang keduanya Seolhwa dengan senyum dan intonasi main-main.

"Setidaknya Seolhwa selalu bagus.
Tidak seperti adikku yang satunya."
Balas abang pertamanya Seolhwa dengan tenang dan kalem seperti biasa.

Abang keduanya Seolhwa menoleh ke sampingnya,
di mana abang pertamanya Seolhwa duduk.
"Apa maksudmu itu aku?!
Hei! Kapan aku tidak bagus?!"

"Seolhwa, sini nak.
Duduk di sebelah Ibu."
Ujar ibunya Seolhwa dengan nada dan senyum yang amat lembut.

Aku harus bersikap bagaimana heroine asli dalam novel bersikap!
Dokja menyunggingkan senyum tipisnya selagi berjalan dan kemudian duduk tepat di sebelah ibunya Seolhwa.

Makan malam berjalan lancar tanpa suara.

Dokja yang tadinya cemas akan ditanyakan sesuatu atau diajak mengobrol oleh saudara ataupun ayahnya Seolhwa,
kini bernapas lega di taman halaman depan rumah.

"Kemana saja kau dari tadi Ayah cari!"
Kata ayahnya dengan sangat tiba-tiba tidak lama Dokja duduk di kursi taman.

"Aku cuma sedang berjalan-jalan sebentar untuk mempercepat pencernaan.
Kenapa Ayah mencariku?"

"Surat pertanda kau berhasil masuk ke dalam akademi baru saja tiba.
Jadi kau harus sudah tau apa yang harus kau lakukan."

Dokja menganggukkan kepalanya.
"Aku akan berkemas."

«Bersambung»

Being a Heroine is Not What I WantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang