chptr 6

108 7 0
                                    

"Kau sudah pernah merasakan tekstur luar dan dalam pantatku.
Jadi jangan terlalu khawatir begitu."

ML (Male Lead).......
Dokja dapat merasakan dengan jelas suhu di wajah dan lehernya naik beberapa derajat akibat dari apa yang dikatakan Joonghyuk.
"Maafkan aku karena sudah membuatmu menunggu."

Joonghyuk menoleh ke arahnya tanpa mengubah posisinya.
"Aku memakluminya."

Senyum tipis tersungging di bibir Dokja.
"Terima kasih."
Teringat akan sesuatu,
Dokja berdeham.
"Apakah kau ingin mengetahui namaku?"

"Tentu saja."

"Kim Dokja.
Itu namaku."

Wajah Joonghyuk menggelap.
"Seharusnya kau memberitahuku sebelum kita berjimak untuk yang pertama kalinya!"

Dokja menatap ke arah lain dengan wajah yang memucat.
"Aku tidak ingat."

"Untung saja kau ingat dan berinisiatif menanyakan hal tersebut.
Kalau sempat kau lupa sampai besok-besok.....
Aku akan menguras jauharmu sampai kau mengalami ejakulasi kering."

Dokja menggigil samar membayangkannya.

"Sekarang, ayo kita mulai."
Ujar Joonghyuk yang kepalanya sudah menghadap ke depan,
tepatnya menghadap ke batu.

Anna Croft, Lee Jihye, Kim Namwoon, dan Lee Hyunsung sedang membuat sarapan bersama-sama.

"Ketua ada dimana?
Kalian ada yang tau?"
Tanya Kim Namwoon yang sedang membuat makanan ringan di sebelah Lee Hyunsung yang sedang memotong buah-buahan.

"Tadi aku sempat melihat Ketua dipapah kak Seolhwa ke arah sungai."
Kata Jihye yang sedang menyiangi ikan sebelum membumbuinya dan menusuknya dengan ranting.

Anna Croft menepuk pelan lengan Jihye,
mengisyaratkannya agar tidak mengatakan apa-apa lagi.

Lee Hyunsung yang melihatnya,
segera mengalihkan topik pembicaraan.
"Hei, Kim Namwoon.
Letakkan yang sudah jadi di atas mangkuk bermotif daun supaya aku bisa meletakkan buah-buahan yang sudah aku potong ini di atasnya."

"Mengapa diletakkan di mangkuk?
Bukankah akan lebih bagus kalau langsung ditaruh di atas piring kecil untuk setiap orang?"

"Aku akan mencoba teknik yang baru aku modifikasi."

"Baiklah kalau begitu!"
Lalu Kim Namwoon melaksanakan apa yang dibilang Lee Hyunsung dengan semangat baja.

Lima menit kemudian....

Orang yang mereka bicarakan kini tiba di depan mata mereka.

"Kau mau duduk di tenda kita saja?"
Tanya Dokja dengan nada yang lembut namun masih bisa didengar oleh teman-temannya yang sedang menyiapkan sarapan.

"Biasanya aku yang memasak hidangan utamanya."

Dokja mengerutkan alisnya.
"Kondisimu saat ini tidak memungkinkan untuk hal seperti itu."

Dengan tiba-tiba,
Joonghyuk menunjuk Dokja tepat di ujung hidungnya.
"Oleh sebab itulah kau mesti membantuku."

Being a Heroine is Not What I WantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang