Derap langkah kaki terus terdengar di setiap sisi jalanan kota ini, kota yang bisa kita sebut sebagai 'Kota Mortal'. Sibuknya para pejalan kaki ini menandakan malam telah berganti pagi, mereka tak ingin keduluan silaunya sinar matahari untuk mencapai tempat kerja mereka.
"Talk less, do more." Itulah kata terpenting pada tiap-tiap orang yang sibuk melangkah kan kaki mereka untuk menggapai tujuan mereka. Tapi pernahkah mereka berpikir sejenak jika di antara kesibukan mereka terdapat tirai misteri yang belum tersibak ditelan kesibukan diri masing-masing orang? Ya, itulah jawabannya. Tak seorang pun yang menyadari adanya tirai misteri yang memisahkan antara dua dunia. Tapi tunggu, ada satu orang yang menyadarinya!
Bukan seorang yang ahli sulap, bukan juga seorang ilmuwan. Tapi seorang gadis kecil yang begitu mungil hingga tak seorang pun menyadari mata coklatnya telah menangkap suatu pergerakan dari tirai misteri tersebut. Dia melihat seorang laki-laki muda dengan jas hitamnya muncul tiba-tiba hanya dengan menyibakan tirai transparan di sudut jalan pertokoan. Tempat itu begitu sepi dan gelap, hingga tak seorang pun menyadarinya. Mungkinkah orang-orang tidak sadar karena terlalu sibuk dengan dirinya masing-masing atau mereka tak sadar karena tempat itu penuh dengan kegelapan hingga setiap orang tak ingin menengok sedikit pun ke tempat itu?
"Ibu, lihat!" Teriak gadis kecil tersebut sambil menunjuk laki-laki muda berjas hitam tersebut.
"Ada apa lagi, Czarina?" Tanya sang ibu sambil melihat arah telunjuk anaknya.
"Aku melihatnya lagi, bu. Orang-orang yang muncul dari balik tirai!" Balas Czarina. Gadis kecil itu terus menunjuk laki-laki berjas hitam yang masih berdiri di tempatnya.
Sang Ibu hanya menatap datar anaknya. Sudah ke-7 kalinya Czarina terus berteriak ke arahnya hanya karena ingin menunjukan jika memang ada orang-orang yang muncul dari balik tirai. Sang Ibu langsung menggandeng anaknya, berjalan menjauh dari pusat pertokoan dan menuntun Czarina pulang ke rumah.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Ini sudah yang ketujuh kalinya dia menunjuk-nunjuk tempat sepi dan gelap itu." Terang Ibu Czarina dengan nada yang terdengar putus asa.
"Sayang, tenangkan dirimu. Czarina masih kecil, bahkan umurnya baru 8 tahun." Balas Ayah Czarina, mencoba menenangkan istrinya.
"Kau pikir aku bisa tenang selama anakku terus saja berteriak mencoba menunjukan sesuatu yang tak terlihat di tempat sepi dan gelap?!" Malam itu emosi Ibu Czarina tak terkendali, amarah bercampur dengan rasa khawatir harus membuatnya menumpahkan air mata.
"Kita akan cari cara untuk mengatasi itu. Bukan berarti dia gila hanya karena menunjuk-nunjuk seperti itu." Kata Ayah Czarina sambil memeluk istrinya.
"aku tidak mengatakan dia gila! Aku hanya tidak ingin kehilangan sesuatu yang berharga lagi. Aku tak ingin kehilangan harapan hanya karena kegelapan." Terang Ibu Czarina yang sudah mulai tenang.
Dibalik ruangan yang menjadi saksi percakapan tersebut, terlihat Czarina yang memandang sebuah foto. Di sana Ia melihat dirinya berdiri di sebuah ladang luas dengan seorang gadis yang sedang memeluknya. Gadis itu adalah kakak perempuan Czarina yang menghilang selama 2 tahun dan sampai saat ini tak ditemukan kabarnya.
Czarina masih teringat betapa tragisnya malam itu, malam di saat kakaknya menghilang. Beberapa hari sebelum kakaknya menghilang, Ia selalu mendapati kakaknya berteriak sambil menunjuk-nunjuk sesuatu seperti apa yang Czarina lakukan sebelumnya. Kini Czarina mengurungkan rasa penasarannya akan tirai misteri tersebut, mengingat kedua orang tuanya tak ingin melihatnya menghilang juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darkest Side
Fantasy"Kegelapan, sesuatu yang terdengar mengerikan di telinga setiap orang." "Kegelapan, terlihat menyakitkan hingga membuat setiap mata meneteskan air mata." "Kegelapan, kata-kata itu jarang keluar dari bibir tiap-tiap orang." . Sejak kecil kita tahu, b...