Happy Reading! 🧚🏻♀️
Malam ini terasa begitu sunyi. Hanya ada suara tetesan hujan gerimis yang perlahan menyentuh danau. Hutan yang begitu lebat, membuat suasana semakin terasa begitu mencekam. Tuhan, tempat ini begitu indah. Air danau yang memancarkan cahaya Bulan dan juga Bintang, menjadi saksi gelapnya malam.
Di waktu-waktu seperti inilah beberapa sosok yang selama ini menjadi mitos belaka, keluar untuk sekadar menenangkan hati mereka. Perlahan, satu sosok keluar dari persembunyian nya. Sosok itu terus memandang kagum terangnya Bulan dikala gelapnya malam. Malam yang sunyi ini, terhiasi oleh suara terompet yang ia buat dari Kerang besar. Terompet itu ia tiup sebanyak 3 kali, dan ia menggunakannya untuk memanggil beberapa kawanannya yang lain agar segera berkumpul di danau ini.
Dan benar saja, tak lama setelah itu, 3 sosok lainnya perlahan mulai keluar dari tempat persembunyian mereka. Oh ya, tentang perwujudan mereka, biar aku jelaskan. Mereka berwujud seperti manusia, ya, begitu sama persis. Tapi yang menjadi ciri khas dari mereka adalah bentuk telinga yang runcing ke belakang, layaknya seorang Peri. Mereka bisa mengerti bahasa manusia, dan mereka gunakan sebagai bahasa untuk berbicara satu sama lain.
Sosok yang tadi membunyikan terompet Kerang, memberi hormat ala Pangeran kepada tiga sosok yang baru saja datang. Dan mereka bertiga juga melakukan hal serupa. Di tempat tinggal mereka, mereka memanggil satu sama lain dengan nama yang sama, yaitu, Ferionzy. Entah, aku saja tidak mengerti.
Bukankah akan sangat membingungkan jika kita memanggil teman-teman kita dengan nama yang sama seperti mereka memanggil kita? Bukan membingungkan, tapi.. Aneh. Tapi, itu tidaklah terlalu membingungkan, karena mereka hanya berempat.
Lalu, kemana yang lainnya? Bukankah di dalam dongeng Peri itu selalu berkawanan? Kenapa hanya ada mereka berempat saja? Kemana yang lainnya?
Jika ditanya seperti itu, jawabannya adalah.. Manusia.
Manusia beranggapan jika Peri itu adalah makhluk pembawa sial, yang dikarenakan mereka memiliki kekuatan magis/ sihir. Manusia berkata bahwa mereka tidak akan pernah menerima keberadaan Peri sampai kapanpun!
Baik, mereka menerima jika mereka para Peri dijauhi atau kasarnya diasingkan oleh bangsa Manusia. Mereka -bangsa Peri- memilih untuk tinggal di hutan dan menjadikannya sebagai tempat tinggal mereka. Tapi, Manusia dan sifat liciknya tidak akan pernah merasa puas akan hal kecil seperti mereka cukup hanya pindah saja, dan menjauh dari bangsa Manusia.
Tak lama setelah diasingkannya bangsa Peri, bangsa Manusia kembali berulah. Mereka mengobrak-abrik habis tempat tinggal para Peri tanpa alasan yang jelas.
Mereka tiba-tiba saja datang, menghancurkan semua yang ada di sana, bahkan.. Mereka membunuh bangsa Peri. Pertumpahan darah 'pun tidak dapat terelakkan. Mereka -bangsa Peri- tidak ingin melawan bangsa Manusia. Bagi mereka, Manusia adalah makhluk sosial yang -sebenarnya- memiliki hati yang suci dan bersih.
Namun, sifat mereka yang serakah dan selalu menginginkan lebih, lebih memenangkan diri mereka daripada rasa empati yang mereka miliki.
"Kami tidak akan menyakiti teman Manusia. Karena Manusia adalah teman kami, keluarga kami."
Percayalah, zaman dahulu kala, bangsa Manusia dan bangsa Peri itu mempunyai hubungan yang benar-benar baik. Mereka saling membantu satu sama lain, bahagia serta tertawa bersama.
Kembali pada mereka berempat, kini salah satu diantara mereka memulai pembicaraan.
"Ferionzy, apa yang harus kita lakukan sekarang? Apa kita akan terus tetap tinggal di hutan ini?"
"Persediaan makanan di hutan ini perlahan mulai habis, tanah sudah tidak lagi subur, pohon sudah tidak lagi berbuah lebat, air Danau Suci juga sudah mulai terkontaminasi oleh cairan-cairan aneh ini."
"Dan untuk pemulihan Liontin Ruan juga berproses sangat lambat. Energi dari alam sudah mulai terkuras habis.. Mereka yang mengambilnya lagii.."
"Ferionzy, dengan semua kegelisahan yang kita rasakan, aku rasa ini adalah waktu yang tepat untuk menggunakan Liontin Ruan."
"Tapi Ferionzy, jikapun kita memakai kekuatan Liontin Ruan, apa yang bisa kita dapatkan lagi di dalam hutan ini? Sementara semua yang ada di sini perlahan juga mulai sirna, mereka juga akan dengan mudah menemukan keberadaan kita, bukan?"
"Aku memutuskan untuk memakai kekuatan Liontin Ruan sekarang, juga bukan semata-mata hanya untuk memulihkan diri kita, dan memulai kembali bertahan hidup di tempat ini. Tidak sama sekali."
"Lalu, kemana kita akan pergi?"
"Dunia bangsa Manusia."
"Ferionzy, apakah kamu yakin dengan keputusan yang sudah kamu buat? Bagaimana kita akan bertahan hidup di sana? Bahkan berdampingan secara langsung dengan bangsa Manusia. Kita ini hanyalah makhluk Mitologi Kuno yang tidak pernah diakui keberadaannya. Apakah akan ada bangsa Manusia yang semudah itu mempercayai kita?"
"Kita percayakan semuanya pada Liontin Ruan. Dialah yang akan membawa kita ke tempat yang lebih baik, lagi dan lagi. Apakah kalian akan ikut denganku Ferionzy?"
"Aku ikut,"
"Aku juga!"
"Bagaimana denganmu, Ferionzy?"
"Jika memang benar ini adalah yang terbaik, aku akan ikut."
🧚🏻♀️🧚🏻♀️🧚🏻♀️
Avvvvvv... ><
Kangen sama kalian, gimana kabarnya?
Maaf kalo pendek, namanya juga Prolog, yekan? :))
Untuk cerita ini, in syaa Allah aku akan Update setiap hari Rabu & Minggu, yaa.. (Dengan catatan : tidak janji, karena kemungkinan besar aku bakalan sibuk belajar untuk UTS yang akan datang. Begitupun cerita yang lain, yee.. 😇🙏🏻)
Oh iya, tentang cerita kali ini, aku ga ngebawa cerita ini untuk menjelek-jelekan bangsa Manusia. Aku tau dan percaya kalo Manusia itu ga ada yang jahat. Kalo kata si 'A' mah, 'hanya saja hati mereka sedang tertutupi oleh kegelapan.' 😊
Jum'at, 1 September 2023.
(Tanggal ketika PROLOG ini dibuat)Semoga kalian suka sama alur yang belum mateng ini, yah.. See you next time! 🧚🏻♀️
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fairy is Real
FantasyApakah kalian percaya akan keberadaannya Peri? Sosok kecil yang memiliki Sayap serta telinganya yang runcing ke belakang, dan juga kekuatan Sihirnya yang istimewa. Beberapa orang ada yang percaya dan juga tidak. Bagaimana denganmu? Cerita kali ini...