Mulai

221 33 2
                                    

"Saka lo akhir-akhir ini jadi aneh banget sih Sak, tadi pada ribut di dekat pos lo malah diem aja gak bales, liat muka lo sekarang lebam semua." Kata Bima sambil membantu Saka membersihkan Luka diwajahnya.

Sedangkan Saka menahan amarahnya, dia tidak bisa berbuat apa apa lagi setelah notif itu muncul dari akun @ezy.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Sakaaaa~ kok bisa kayak gini sih muka kamu, kan ketampanan Saka jadi berkurang huhuu..." ujar Bella yang tiba-tiba datang entah dari mana sambil memegang wajah Saka.

"Diem bell." Saka langsung menyingkirkan tangan bella dengan kasar dari wajahnya.

"Iiih.. Saka kok gituh sih."

"Demian, Panggil Demian sekarang." pinta Saka dengan meninggikan suaranya kepada seluruh antek-anteknya.

Mereka langsung kembali ke sekolah menurutinya.

***

"Loh.. loh.. kok rame rame begini ada apaan Bay?" tanya Demian kepada Bayu teman sebangkunya dengan berbisik.

"Gak tau Dem, nyariin lo kali mana disini cuman tinggal kita doang Dem, masa nyariin Gue." bisiknya kembali.

Bima langsung menarik tangan Demian.

"Lo Demian kan?" Tanya Bima.

"Iy, iyah kenapa yah? rame-rame begini?" tanya Demian kebingungan.

'Duh Bima kan temannya Saka, jangan-jangan si Saka lagi yang nyuruh.' gumamnya dalam hati.

"Ikut aja." Ucapnya singkat sambil terus menarik tangan Demian.

"iyah, iyaah sabar! jangan tarik-tarik dong! gue bisa jalan sendiri." Ucap Demian sewot.

'keknya aura Saka bisa nular yeh, kul kull nya entu loh.'

***

"Bubar." Perintah Saka setelah Demian sampai, sedangkan Demian yang dengan polosnya ikut pergi, untung saja Saka sudah mencekal tangannya.

"Mau kemana?"

"Yah bubar, tadi katanya suruh bubar gimana sih lo." Saka langsung menoyor dahi Demian.

"Demian."

"hmmm?" Tanya Demian sambil menaikan alisnya.

Saka mengeluarkan ponselnya lalu menunjukan Bukti chatnya.

"Bukan gue! Serius Sak bukan gue! bahkan kemaren gue mau login di HP gue gak bisa, sandinya keganti." ucap Demian yang terus meyakinkan Saka.

"iya iyaaa gue tau gak mungkin lo, mana ada orang normal dibilang homo, gay." Ucapnya langsung percaya.

"Nah kan, gak mungkin apalagi sama lo, yang ada gue dikeroyok ciwi ciwi seantero sekolah." Jelasnya.

Demian membaca chatnya lagi dengan seksama.

"kayaknya dia ni mata-matain lo banget deh Sak, iya gak sih masa dia bisa tau lo kerumah gue, gue otak udang lah."

"Siapa? gue juga gak tau."

dretttt..

Mereka membacanya, memang bukan Demian yang mengetik pesan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka membacanya, memang bukan Demian yang mengetik pesan tersebut.

Saka langsung mencari dimana orang tersebut, bagaimana ia tahu, Demian bersamanya.

"SAT! KELUAR LO AN*JING! SINI RIBUT LANGSUNG! GAK PUNYA NYALI LO BANG*SAT!" Teriaknya dengan lantang sambil membanting tongkat besi.

Demian yang menyaksikan Saka membuat nya sedikit ngeri, ia baru kali ini liat Saka semarah itu.

"Udah Sak, udah suara lo ntar abis, percuma, gak bakal ada yang nyautin, mending lari aja, Mayan sispek dikit nie badan." Ucap Demian menenangkan Saka.

Mereka berdua pun langsung menuruti perintahnya, memutari lapangan sekolah, baru 15× putaran Demian sudah terkapar di tanah.

"Gak, gue gak kuat Sak, kaki gue pen patah, bener dah aselik, bilang kek ganti apa gitu yang gampangan dikit gue beneran gak sanggup." ucap Demian mengeluh.

Saka menyeka keringatnya dengan ujung bajunya, dan memperlihatkan, badan sispek sesungguhnya.

"Widih! gila langsung sispek." Demian langsung mengecek perutnya, barangkali badannya langsung sispek setelah berlari 15× putaran.

Saka sedikit tertawa, melihat perut Demian yang kurus tak berbentuk.

"Kok?" Demian sedikit kecewa ternyata perutnya masih sama saja.

Saka mengelengkan kepalanya tak percaya, betapa polosnya Demian.

"Lo kira dengan 15× putaran bisa kayak gini." Ujar Saka sambil memperlihatkan badan sispek nya dengan sangat jelas.

"Udah tutup! Gue gak mau liat! pamer banget sih loh ewh." ucap Demian yang sudah sangat iri.

"Beli air." Saka memberikan uang Lima puluh ribu kepada Demian.

"Lo nyuruh gue? lo gak kasian sama gue? kaki gue pengen copot begini lo suruh gue ke kantin yang jarak nya jauh banget itu." ucap Demian dramatis, padahal jika ia keluar dari lapangan sudah bertemu dengan kantin.

Saka menghela nafas, dengan berat hati ia membelinya sendiri ke kantin.

***

Demian menyodorkan tangannya setelah Saka kembali.

"Apa?" Tanya Saka.

"Air~" pinta Demian sambil menunjukan puppy eyesnya.

Saka menunjukan botol air yang tersisa sedikit, benar-benar sedikit.

"Kok segitu.. Jahat banget! pantes putus sama Bella act of service nya kurang." sindirnya sambil bangun dari duduknya.

"Apa hubungan nya sama lo?" Tanya Saka.

"Dahlah males ngobrol sama cowok yang gak pekaan." ucap Demian sambil membuang muka lalu berjalan ke kantin.

Saka sedikit tersenyum dengan sikap Demian yang sulit ditebak itu, lalu melanjutkan putarannya kembali.





Tbc

seperti biasanya jangan lupa vote and Komen, biar mangkin semangat upnya~~

Play Around [bxb] ONGOING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang