Chapter #1💔

2 2 1
                                    

PRANGGG!
"Sayang, aku mohon jangan kayak gini, aku nggak bohong, uangku habis, aku benar² gak punya uang" kini si wanita dengan pakaian minim itu berdiri, matanya basah, entah keberapa kalinya ia menangis, orang di depannya hanya mendengus tak suka.
"Ckk, alesan!" Pria itu hendak melangkahkan kakinya, kalau saja sepasang tangan menghentikan nya.
"Apalagi!, Kamu buat aku muak, kamu janji bakal kasih semua yang aku mau, dan sekarang?" Pria itu mendengus lagi "aku cuman minta uang kamu sedikit aja, tapi kamu bilang nggak ada, padahal kamu kemarin aku lihat jalan sama laki² tua itu"
"Aku gakbohong sayang, aku memang gak megang uang, dia belum kasih apa pum sama aku, kami tidur, terus nesoknya aku udah di suruh pulang" kini wanita itu masih menjelaskan dengan sesegukan, dia menangis.
"Arghhh, aku gak peduli, dasar jalang gak tau diri!" Pria itu berlalu meninggalkan si wanita yang sekarang terduduk di lantai setelah tadi ia di dorong dengan kasar, pria itu berdecak kesal dan pergi meninggalkannya.
Lalu si perempuan teringat sesuatu, ia mengambil ponsel di tasnya yang tergeletak di atas kursi tamu, jarinya lincah menelusuri benda persegi panjang itu, ia memasuki laman kontak, mencari² nama seseorang yang akan di hubunginya, lalu ia menekan tombol panggil, kakinya tak diam bergerak, kukunya ia gigit untuk menghilangkan rasa cemas, orang yang ia telpon tak kunjung juga mengangkat panggilannya.
"Anton.., angkat dong, kamu dimana.." ia terus meramalkan itu, matanya bergerak kekiri kanan, ia tampak cemas, tak lama suara decitan pintu terbuka, bukan Anton, dan ini juga berasal dari pintu kamar, nampak seorang gadis dengan mata sedikit bengkak.
"Buk..." Tak ada jawaban dari wanita yang sedang menelpon dengan raut cemas itu
"Ibuk..." Masih tak ada jawaban dari wanita yang di panggil ibu oleh gadis itu, gadis itu mengambil langkah dengan cepat, ia tarik telpon genggam sang ibu.
Brukk!
"AYU!, APA MAKSUD KAMU, KAMU LIHAT, HP IBU JADI RUSAK" dengan cekatan ia mengambil telpon genggamnya yang sudah terhambur, bahkan kartu serta baterai sudah berserakan dimana-mana "duh gimana ini, gimana aku bisa hubungin Anton kalau gini caranya.."
Gadis yang dipanggil Ayu tadi tampak gusar, ia tampak muak, dadanya turun naik menahan emosi yang membeludak, Ayu sudah tak tahan dengan semua ini.
"Buk, udahlah buk, dia itu bukan laki-laki yang baik, dia cuman manfaatin ibuk, dia gak cinta sama ibuk, bahkan gara² dia, ibuk gak pernah perhatian lagi sama Ayu, ibuk cuman perhatian sama pacar ibuk itu, Bukk..., Dengerin Ayu buk.." wanita yang dipanggil ibu itu, masih saja sibuk dengan telpon genggamnya, ia sibuk membenarkan telponnya, ada sedik retak dibagian pinggir sisinya.
"Ckkk, biasa juga kalau ditekan-tekan seperti ini, pasti bakalan idup" ia seperti menulikan telinganya, bahkan saat gadis itu mulai menangis, ia masih sibuk menekan² hpnya agar bisa hidup kembali.
"AHH!, GARA-GARA KAMU, HP IBUK GAK MAU HIDUP!" Kini ia mulai memaki gadis itu.
"DASAR ANAK GAK TAU UNTUNG!, KAMU TU CUMAN BIKIN IBUK SIAL!" Yang dimaki hanya diam menangis, dia tak tau letak salahnya dimana, ibunya tak pernah peduli padanya, bahkan sekarang ia dianggap pembawa sial oleh ibunya. Ibunya berlalu meninggalkannya ke kamar, meninggal si Ayu yang semakin sesegukan, lalu tak lama ia kembali lagi, sekarang lengkap dengan jaket yang di kenakannya, mengambil tas yang tergeletak di atas kursi tamu.
"Ibuk mau kemana?..." Ibunya hanya dia dia tidak menggubris perkataan anaknya
"Buk.."
"Apa!, Kamu gak perlu tau urusan ibuk, kamu tu masih kecil, gak ngerti urusan orang dewasa, kamu cuman jadi pengacau di kehidupan ibuk!" Lalu ia melangkah pergi
"Apa ibuk mau cari laki² brengsek itu?, Buk.. dia itu bukan laki-laki baik, dia gak pantes untuk ibuk, dia cuman manfaatin ibuk" langkah ibu ayu terhenti, ia juga mendengus kesal
"Tutup mulut kamu yu" ia terlihat enggan menatap wajah anaknya, bahkan ia berbicara tanpa melihat kebelakang.
"Tapi itu emang bener buk,laki² itu bukan laki baik dan..." Tak sempat menyelesaikan perkataannya, ibunya kini membentaknya lagi.
"IBUK BILANG TUTUP MULUT KAMU!, Sekali lagi kamu ngomong, ibuk gak segan² bakal anter kamu ke ayah kamu, ngerti!" Lalu ia pergi dengan tergesa-gesa.
"Bukkkk..."ayu berteriak memanggil ibunya, matanya seketika terasa panas
"Buk..." Kini suaranya melemah
"Buk, ayu takut" buliran bening membasahi pipinya, Ayu rapuh, ia tak berdaya, Ayu lelah, Tuhan begitu percaya padanya, sampai ia diberi kepercayaan menghadapi masalah seberat ini.
Seperti nya Ayu harus rela, jika malam ini ia harus berada di rumah seorang diri, lagi, iya lagi, ini bukan kali pertama ia harus sendirian di rumah, ibunya bisa pergi berhari² berminggu-minggu bahkan 2 bulan lamanya ia bisa pergi tanpa harus memperdulikan anaknya di rumah sendirian.
Bukan Ayu takut sendirian di rumah, bukan, bukan sama sekali, bahkan ia sudah di tinggal saat masih kecil, ia sudah biasa? Haruss, seharusnya dia biasa, tapi tetap saja Ayu masih belum bisa membiaskan diri, semua terasa rumit untuk Ayu, apakah semua orang dewasa seperti itu, mereka akan sibuk dengan urusannya, bahkan melupakan keluarganya, Ayu hanya butuh di mengerti, semua terlalu berat untuk Ayu.
Pagi² sekali, ayu sudah bangun, bahkan di dapur ia sudah memasak untuk sarapan dan juga bekalnya nanti, di kamar mandi semua bajunya dan baju ibunya sudah di giling di mesin pencuci itu. Baju pacar ibunya?, Itu biarlah, nanti saja, jika ayu mood, lagipula ayu tidak terlalu menganggap orang itu ada. Paling ia mencuci sendiri atau ibunya yang akan mencuci bajunya jika baju di lemari sudah habis.
Hari ini hari Senin, ayu harus cepat pergi, selain itu ayu harus mengikuti upacara, hari ini juga ada jadwal piket untuknya, untung ayu cepat bangun hari ini, meskipun hari² biasa ia tetap harus bangun cepat, terlebih jika ada si Anton pacar ibunya itu, ia makin repot, ibunya pasti akan menyuruhnya memasak atau mengerjakan semua pekerjaan rumah, bahkan melayani si Anton itu. Untungnya hari ini si Anton tak pulang kerumah, ibunya sejak tadi malam pergi untuk mengejar si Anton juga tak pulang², ayu sudah bisa hidup seperti ini, bahkan sangat biasa.
Semua sudah beres, masak, sarapan, bekal, mencuci pakaian, bahkan sudah di jemur, dan mandi, ayu sudah selesai, ia hanya perlu pergi ke sekolah, pintu juga sudah ia kunci, tak perlu khawatir tentang ibunya, mereka masing-masing memiliki kunci rumah, Untuk Anton, ayu tak tau, tak mau tau, lebih tepatnya tak peduli.
guru matematika tidak hadir, ia izin karna anaknya sedang sakit, ia mesti mengurus anaknya. Ayu cukup lega, ia tidak perlu repot-repot memikirkan pelajaran matematika yang membuatnya terkadang sedikit pusing dengan angka²nya. Ayu sama dengan kebanyakan murid lainnya, sedikit memusuhi pelajaran yang banyak menggunakan angka ini, ayu tidak bodoh, juga tidak pintar, hanya rata², di sekolah ia cukup pendiam, teman sekelasnya tak begitu peduli, ayu cukup beruntung, kelasnya tak seperti kelas² di sinetron tv, yang mana jika murid pendiam akan menjadi bulan²an bullying.
Bel pulang berbunyi, mengakhiri pelajaran kesenian hari ini, tak ada pr, ayu cukup lega, setelah tadi malam ia melalui kejadian yang tak mengenakkan, hari ini ia cukup tenang, setidaknya ada yang bisa ayu syukuri hari ini, seperti biasa, ayu pulang selalu bersama teman karibnya, Nora Agustina, atau sering di panggil Nora, gadis manis, berambut ikal sebahu, dengan kacamata tebal dan behel di gigi bagian atas. Tapi seperti hari biasa, anak itu selalu menghilang, ayu tau kemana ia pergi, pasti kelapangan, apalagi kalau bukan ingin melihat pria favorit Nora, Rahaga Abimanyu, atau biasa di panggil aga, pria tampan, berprestasi dalam bidang bulutangkis, pintar karena selalu juara umum di sekolahnya, jangan lupa lesung pipi di pipi kirinya, yang menambah kesan manis diwajahnya. Aga memang salah satu pria idaman para siswi, yang pasti membuat para siswa jadi iri padanya. Tapi tak pernah ayu mendengar, aga memiliki kekasih, padahal dengan ketenaran yang ia punya, sangat mudah untuk mendapatkan apa yang ia inginkan, yang ayu dengar juga, ayahnya adalah pemilik kebun sawit terbesar di Riau, ibunya yang selalu tampil modis di sosial media, yang membuat ayu berfikir aga bukan dari keluarga sembarangan, dan yang membuat ayu bingung, kenapa aga mau bersekolah di sekolah negri, yang bahkan fasilitasnya jauh dikatakan baik, ya contohnya kamar mandi, yang selalu tersumbat, bau Pesing, kotor bahkan pembalut yang sembarangan di buang oleh para siswi. Jika ayu di posisi saga, mungkin ia akan memilih untuk bersekolah di sekolah swasta yang pasti fasilitas nya, apalagi ayu yakin orang tua saga cukup mampu untuk membiayai saga sekolah di sekolah elit, terlebih aga anak tunggal, itu seperti menjentikkan jari dan semua akan terwujud.
Benar dugaan ayu, Nora sudah duduk manis di bangku semen yang sudah disediakan oleh pihak sekolah di sisi kiri dan kanan lapangan, dilapangan yang tak terlalu luas ini, memang sering digunakan siswa siswi, untuk berolahraga atau melakukan kegiatan yang mengharuskan diluar kelas, di SMA ini ada dua lapangan, satu lapangan berada di luar yang pastinya masih di area SMA, lalu satu lagi berada didalam, tepatnya di tengah² sekolahan, yang diluar sengaja digunakan untuk upacara atau apapun yang melibatkan orang banyak, intinya cukup untuk menampung seluruh warga SMA untuk upacara bendera atau yang lainnya.
Ayu datang, lalu memperhatikan sesaat gerakan lincah aga dan temannya yang menjadi partnernya bermain bulutangkis, cukup ramai orang menonton, ayu cukup tak heran, seperti yang kalian tahu, aga adalah salah satu cowok favorit di sekolahnya. Tak heran yang menonton kebanyakan siswa putri.
Tanpa sadar Nora sudah berada di sampingnya.
"Pulang nggak?" Itu cukup menyadarkan lamunan ayu yang melalang buana.
"Eh iya?, Udah nontonnya?"
"Udah, eh kamu sampe bengong gitu, serius banget nontonnya, padahal kan aku yang ngeidolain, tapi malah kamu yang terpesona"
"Apa sihh, nggak gitu, cuman aku heran aja, dari Minggu kemaren, mereka giat banget latihannya, ada lomba emang?" Heran ayu mengerenyitkan dahinya
"Lahh kamu gak tau, ahh~ kamu mah kudett~" Sambil mengembangkan pipinya, Nora menjelaskan semuanya kepada Ayu yang ia anggap kudet (kurang update) itu "kan mereka emang mau tanding, jadi ya mesti mempersiapkan diri lahh, biar menang" kini mereka mulai melangkah lambat, ayu hanya menjawab sekenanya saja, toh ia tak terlalu peduli.
"Jangan sampe jilat ludah sendiri ya yakk" kini ayu makin mengerenyitkan dahinya, cukup bingung dengan pernyataan kawan karibnya ini
"Maksud kamu Ra?"
"Kamu tu, kalau aku nyeritain si aga, pasti kamu kayak gak tertarik gitu, kenapa sih?"
"Ya gapapa, kan kamu sendiri tau emang aku gak tertarik aja"
"Ya tapi kenapa, kalau kamu gak peduli, terus apa tadi kamu nonton sampe bengong gitu, suka ya sama aga" kini pernyataan Nora cukup membuat Ayu terkesiap, kesannya seperti ayu sedang ketahuan mencintai pacar temannya saja.
"Apasih Ra, aku bengong ya aku cuman mikirin mereka kenapa latihannya jadi makin sering, gitu aja kok" kini mereka berhenti, lalu melangkah perlahan lagi
"Masak sih yakk~~" kini Nora mulai menggoda ayu
"Nora Agustinaaa"
"Dwiyunita Naraya~" makin makin Nora menggoda ayu, ayu yang digoda hanya mendengus kesal. Ditambah Nora yang mengikuti memanggil nama panjang Ayu, di sekolah Ayu memang dipanggil Raya, tidak seperti di rumah yang panggilannya Ayu, itu bermula kala Nora lah yang terlebih dahulu memanggilnya seperti itu, akhirnya teman sekelasnya juga memanggilnya Raya juga, ayu tak masalah dengan itu, toh itu juga bagus, setidaknya melupakannya dengan nama panggilan biasanya yang hidupnya selalu menyedihkan.
"Tauk ah, kesel aku"
"Ih ih ih, marah nih dia, yaelah yak bercanda kalii" kini dengan manja Nora bergelayutan di tangan Ayu "aku tau kok kamu gak bakal tertarik, dah ya jangan ngambek bercanda doang kok" ayu yang melihat hanya memutar matanya malas
"Terserah kamu lah Ra" Ayu makin melajukan jalannya, tak peduli dengan Nora yang memanggil²nya dengan lebay
"Yakk, rayaa..., Ihh kamu mah baperann, bercanda aku yak, gak ku anterin balik nih" ancamnya
"Ihh bodo amattt, aku bisa naik bis, atau gak angkot, tu juga ada ojek" ujar ayu tak mau kalah
"Rayaaa ihh, aku bercanda, pulang sama aku ya, oke raya cantik dah ah gak usah ngambek lagi" yang di tanya hanya menyahutinya sekenanya saja, tak sadar mereka sudah sampai di parkiran motor, yang memang di khususkan untuk pelajar di sini, kesekolah Nora memang selalu menggunakan kendaraan roda dua ini, karna ayah atau ibunya tak bisa selalu mengantar jemputnya terlebih ayahnya adalah seorang TNI, yang jarang ada dirumah, pun ibunya yang harus menjaga rumah, serta mengantar jemput adik keduanya, Nora memiliki dua saudara, dan ia anak tertua, adik keduanya masih SMP kelas 1 lalu adiknya baru menginjak usia tiga tahun. Mengharuskan Nora mandiri pulang perginya, toh dengan begini, Nora jadi bisa mengantar jemput teman tersayangnya ini, meskipun Rumah Ayu berada di lorong satunya dan cukup masuk kedalam, Nora tak begitu peduli, pernah ayu menolak, Karna merasa tidak enakan dengan Nora, tapi malah membuat gadis ikal ini salah paham, menganggap Ayu tidak ingin berteman dengannya makanya ia tak ingin berangkat atau di antar olehnya, contohnya tadi pagi saja, Nora kekeh sekali ingin menjemput Nora, dan Ayu mengatakan ia hari ini ada jadwal piket, ia harus datang pagi, jika Nora menjemputnya, maka ia harus rela bangun pagi dan memotong waktu tidurnya, karna Ayu yakin anak itu selalu bergadang, demi menonton idol K-Popnya berjoget di atas panggung, lagi pula ayu juga merasa tak enak pada ibu Nora, akan cukup merepotkan Nora bangun pagi² anak itu akan melupakan banyak hal jika di suruh datang pagi-pagi, entah tak sarapan, atau barang-barang seperti dasi dan topi yang tertinggal.
Balik ke Nora yang masih adik menggoda Ayu.
"Tapi aku bakal kecewa banget sih kalau kamu ambil aga dari aku" ucapnya sambil memberikan satu helm ke Ayu
"Ya ampunnn, masih aja, gak dan gak akan pernah, lagian dia buka tipe aku, aku juga gak tertarik sama hal kayak gitu." Jawab Ayu, iyakan? memang ayu tak pernah tertarik dengan hal hal yang berbau percintaan, bahkan ayu curiga ia seorang aseksual.
"Bener yaa, awas kamu nikung aku, aku cubit kamu, tapi kira² aga mau gak ya sama aku, yang populer kayak Sasmita aja gak dilirik sama aga, apalagi aku, yang bahkan dia tau aku idup aja nggak" Kini wajah Nora terlihat murung memikirkan hidupnya yang nelangsa ini.
"Nahh, liat, dia aja gak percaya diri, gimana sih, kamu gak boleh pesimis gitu, gak ada yang gak mungkin, dan gak ada yang tau kedepannya kita bakal gimana, lagian tiap orang punya kekurangan sama kelebihan masing-masing, dan inget, aku bakal selalu ada untuk kamu, dan terus dukung keputusan kamu, selama itu bener" jawab Ayu sambil tersenyum simpul, nah, satu untuk ayu, ia jarang sekali tersenyum, hidupnya yang berat ini membuatnya lupa bagaimana tersenyum.
"Aaaa~ terharu deh aku, makasihhh ya bestieeee" sekarang Nora mulai bergelayutan manja pada ayu, membuat ayu jadi memutar matanya malas.
"Oiya, si Anton Anton itu ada di rumah gak?" Teringat Nora dengan keadaan temannya ini, ia sibuk dengan kisah percintaannya yang abu² lalu lupa dengan temannya ini yang memiliki masalah yang mungkin tidak semua orang bisa bertahan sepertinya.
"Gak ada, dari tadi malam dia pergi, yahh biasalah" ayu menghembus nafas nya dengan panjang
"Ibumu?"
"Ngejer si Anton, mereka berdua berantem tadi malam, Anton gak tau pergi kemana, dan ya kayak biasa, ibuk pasti ngejer Anton, mohon² buat dia balik, kayak kaset rusaklah, gak ada akhirnya, ceritanya gak jauh-jauh dari duit, ibuk yang bucin banget, terus Anton yang manfaatin ibuk, kamu pasti bosen deh kalau dengernya" Ayu hanya mengedikan bahunya acuh, Nora yang meras pembicaraan ini sudah mulai ke arah sensitif ia mulai mengalihkan pembicaraan, tak ingin melihat kawannya ini terlarut dengan drama pacar ibunya yang brengsek itu.
"Dah ahh, gak usah di bahas lagi, gak pulang² juga kita entar" cengirnya kaku
"Yee, kamu kali yang dari tadi rempong, cerewet, nih liat sampe sepi nih parkiran, gak sekalian bikin tenda terus nginep aja di sini" ucap ayu tak mau larut dalam masalahnya
" Ya udah ya udah, kita pulang"
Akhirnya mereka pulang, bahkan parkiran itu sampai benar² kosong hanya ada motor Nora dan mungkin motor penjaga sekolah yang memang tidur disitu.

1 April 2023

TBC
.
.
.
.
.
Nih gw kasih tau, kn ada ya pas part Nora bilang "jangan sampe jilat ludah sendiri ya yak" nah yg GK paham ngacung🖕, ini tu mengarah ke si Ayu yang gak suka atau gak tertarik sama hal² percintaan, sedangkan dia tadi nengok kek tersepona gitu Ama si aga, jadi si Nora ini ngingetin jangan sampe ke makan omongan sendiri gitu lh, paham?, Kagak paham balik dah Lo Sono, ni cerita orang gila, yang waras kagak bakal ngerti.
Halowwww, akhirnya gw bisa update, setelah menimbang nimbang berat badan, eitss enggak dong 🤣🤣🤣 canda, dan gw mau bilang ini cerita non bl sekali lagi NON BL pertama yang gw buat, wahhhh emejinkkk✨, ya gw lagi dapat hidayah aja, makanya bikin, dan untuk ni cerita gw gak jiplak, ini murni hasil pikiran gw yang kadang nyendat🥲, GK PP nyendat, penting masih bisa mikirr, ye gak. Dan untuk jadwal, suka suka gw (alias kagak nentu) tapi gw sempet²tin lah, seenggaknya 1 kali seminggu lah, tapi kagak janji yak, dah itu aja yg pengen di sampaiin, sampai ketemu di hari mood gw byeee💩

Atapyu♡⁠(⁠˃͈⁠ ⁠દ⁠ ⁠˂͈⁠ )

Aku Juga Ingin Bahagia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang