Arvell berjalan untuk mengambil motornya yang terparkir di parkiran restaurant. Namun, saat ia menyebrangi jalan ia hampir tertabrak oleh seorang wanita yang menggunakan motor matic.
"hehh bisa bawa motor ga sihh!!" teriak Arvell sembari menatap kesal wanita itu. Ia pun berlari menghampiri wanita itu namun sialnya wanita itu langsung kabur.
"eh bangsat! gue ingat yaa muka lo, awas aja kalo lo ketemu gue lagi!!" teriaknya dengan penuh emosi.
Setibanya di rumah, Arvell masih saja kesal kepada wanita misterius yang hampir menabraknya itu. Ia ingin sekali bertemu kembali dan melampiaskan kekesalannya itu.
"anak liar, jam segini baru nyampe rumah! kemana aja kamu?" tanya Bobby, ayah Arvell yang sedang mengotak atik gadget miliknya di ruang tamu.
Arvell tak menjawab pertanyaan ayahnya karena ia tau jika ia menjawab hal pasti yang akan terjadi adalah percekcokan yang tiada usai. Arvell langsung menaiki tangga menuju kamarnya, namun sayang langkahnya terhenti kembali tatkala Rissa, ibu tirinya ikut berucap.
"Papa kaya ga kenal dia aja, untung-untung masih ingat pulang, ya biasalah kalo anak hasil dari hubungan haram punya kelakuan kaya gitu" ucap Rissa.
Arvell mengepalkan tangannya hingga urat tangannya terlihat jelas.
"bisa berhenti ngecap gue anak haram ga?!" ucap Arvell.
"ga sopan ngomong pake lo gue, dia ini ibu kamu!" sahut Bobby.
"lagian memang benar kalo kamu itu anak hasil hubungan gelap dan Papa akui itu salah makanya kelakuan kamu kaya gini susah banget diatur, mau jadi berandalan kamu?" sambungnya.
Arvell memukul dinding lalu menghampiri Bobby dan Rissa yang tengah duduk.
"sampai kapanpun Arvell ga bakal ngakuin wanita matre ini ibu Arvell, karna bagi Arvell ibu itu cuma Mama Farra" ucap Arvell.
"asal Papa tau, dia ini udah jadi benalu bagi kita Pa!!!" sambungnya.
"cukup!!" teriak Bobby sembari menampar putranya itu hingga terdiam sejenak.
Arvell menggelengkan kepalanya sembari tersenyum kecewa. Ia langsung berlari menuju kamarnya dan mengunci rapat pintu itu. Ia langsung membasuh wajahnya dan bercermin memandangi wajahnya yang begitu hina di mata ayahnya.
"semua kayak anjing!" batinnya bergejolak.
"kenapa gue ga mati aja kayak Nenek sih" sambungnya.
Tiba-tiba ia melihat ada cairan merah mengalir dari hidungnya hingga menetes ke wastafel. Arvell langsung mengambil tisu dan menyumpalkannya ke hidungnya.
"akhir-akhir ini gue sering banget mimisan" ucapnya heran.
Setelah darah itu tak tampak lagi di hidungnya, Arvell langsung membuang tisu yang tampak merah oleh darah itu. Ia kembali ke kasurnya sembari bertanya-tanya pada dirinya mengapa ia begitu sial hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unending Love
RomantikArvell adalah anak yang tak pernah dianggap ada oleh ibu kandungnya sendiri. Sedangkan ayahnya juga selalu menganggap kehadiran dirinya adalah kesialan baginya begitupun dengan ibu tirinya yang selalu ikut campur mencacinya. Ini bukanlah kehidupan y...