1
[][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][]
Orangtua nya selalu mengingatkan bahwa tidak semua hal bisa Jisung dapatkan meskipun status Jisung merupakan Enigma.Lahir di keluarga biasa saja dengan status yang luar biasa, tentu membuat orangtua Jisung sedikit ketar ketir. Ayah Jisung yang merupakan Alpha menikahi seorang wanita dengan status Beta. Saat hamil Jisung, Ayah dan Ibu Jisung berharap bahwa anak mereka bisa lahir sebagai Alpha atau mungkin Beta tapi ternyata takdir berkata lain, Jisung lahir dengan tanda khusus Enigma. Tanda yang pernah muncul di badan kakek buyut dari Ayah Jisung dan kakek dari Ibu Jisung.
Ayahnya selalu mengajarkan bahwa dengan status Enigma, Jisung tidak bisa semena-mena. Ia tidak bisa menggunakan statusnya untuk mengambil hak yang bukan miliknya, tetapi seperti nya Enigma Jisung tidak mau mendengarkan nasihat ayahnya.
Mata Jisung menangkap salah satu Alpha yang selalu disebutkan oleh para Omega yang menemaninya di bar yang baru buka 10 menit lalu. Wajah manisnya itu membuat Jisung mendorong salah satu pria yang sudah setengah telanjang agar ia bisa berdiri dan mendekati Alpha tersebut.
Jisung ingat betul juga kalau Alpha ini adalah anak dari bos Ayahnya. Bos yang pernah memecat ayahnya karena sang ayah meminta izin dua hari untuk menjaga ibunya yang sedang sakit.
Karena ayah dari Alpha ini juga, ayahnya sekarang hanya bisa bekerja di rumah dengan berjualan makanan di pasar. Perlu kah Jisung memberikan pelajaran kepada Alpha sombong ini?
Jisung mengangkat tangan dan dagunya, sebagai kode kepada barista untuk segera melayani nya. Sang Barista membaca kode tersebut dan langsung menuangkan dirinya sebuah bir yang alkoholnya masih bisa dikonsumsi lebih dari 10 gelas sloki.
Alpha ini melirik ke Jisung kemudian membuang muka, tampak tidak tertarik dengan Jisung dan kembali memilih untuk meminum gelas wiski yang sudah ia pesan.
"Minumanmu biar aku yang traktir." Ujar Jisung kepada Alpha ini.Alpha ini tersenyum mengejek, "Melihat jam mu yang bukan merek Rolex, sepertinya aku bisa mentraktir diriku sendiri. Thanks, but no thanks."
Jisung melihat tangan kanannya, tempat dimana jam tangannya menempel. Memang merek murah tapi ia dapatkan ini dengan cara halal kok, tidak dengan merengek kepada Alpha murahan berumur 40 tahun yang butuh sugar baby.
"Jangan begitu sombong, aku hanya ingin mentraktirmu. Aku mau berkenalan denganmu." Kata Jisung dengan yakin.
Alpha yang sedang sibuk memainkan jari cantik nya di gelas ini langsung menengokkan kepalanya ke Jisung, membuat Jisung terpesona melihat mata hitam cantik miliknya diikuti dengan bibir merah merona yang warna nya sepertinya sama dengan warna minuman yang sedang dibuat oleh barista.
"Aku tidak bisa berkenalan dengan orang pas-pas an sepertimu, paham? Aku tidak akan mendapatkan apa pun dengan mengenalmu." Jawabnya sembari mengejek Jisung.
"Lagipula kamu cuman Beta kan? Tapi ada satu hal yang perlu aku puji darimu," Alpha ini memajukan wajahnya ke arah wajah Jisung lalu menunjuk tempat duduk yang tadi diduduki Jisung, "Yang duduk di dekatmu tadi Omega yang menyewamu? Berapa kamu dibayar? 50 juta? Atau mungkin sepertinya kamu pemula ya? 25 juta? Wah, hebat juga kamu bisa mendapatkan Omega kaya yang bisa membiayai hidupmu sampai 5 tahun ke depan. Boleh dong aku dikenalkan dengan mereka saja? Jangan takut, aku tidak akan menjadi mainan mereka karena aku akan membeli mereka sehingga kamu tidak punya lagi sumber untuk mendapatkan uang."
Jisung tahu kalau Alpha kaya seperti ini hanya bisa dilawan dengan dua pilihan:1. Disiram air panas untuk dibunuh secara perlahan; atau2. Dibuat menunduk di bawah kaki Enigmanya Jisung untuk membuatnya merasakan kenikmatan.
Saat ini Jisung belum menentukan, mana yang ingin ia lakukan kepada Alpha tersebut.
--
Jisung tahu betul yang ia ingin lakukan sekarang adalah membalas dendam dari nasib ayahnya. Saat kemarin mendengar ucapan sombong dari Alpha itu, ia memutuskan untuk pergi dan melihat Alphanya dari jauh. Cukup untuk melihat dan mencoba mencari informasi lebih dalam dari Alpha tersebut.
Dari yang Jisung tahu setelah memberikan ciuman manis kepada barista, nama Alpha itu Chenle. Chenle Jung. Keturunan dari Dinasti Jung, pemegang takhta tertinggi Alpha di Korea Selatan. Pria sombong yang tidak pernah membawa pulang Beta ataupun Omega dari club dan selalu berakhir hanya meminum alkohol. Chenle lebih cocok dikenal sebagai pecundang daripada seorang Alpha Dinasti Jung.
Jisung menutup laptop setelah melihat dimana Chenle berkuliah. Universitas paling mahal di Korea Selatan ternyata. Ia menggunakan koneksi dari salah satu dosen yang pernah ia temani di sebuah acara untuk mendapatkan kartu identitas agar bisa masuk ke kampus tersebut dengan mudah untuk menemui Chenle.
Bingo. Chenle sedang berdiri manis dengan minuman berwarna merah muda ditemani dengan seorang Beta. Jisung bisa mencium bahwa Beta ini sudah ditandai oleh seorang Alpha.
Jisung tidak ingin menyapa Alpha ini, ia hanya ingin menampakan dirinya dan memberikan Alpha ini tanda bahwa Jisung ada disekitarnya selama ini.
Jisung melangkahkan kakinya mendekati Chenle dan tanpa memberikan sapaan apapun, ia hanya berjalan melewati pria itu. Yang ia bisa rasakan saat sudah sedikit menjauh, Chenle meliriknya tetapi tidak menggubris dan kembali melanjutkan pembicaraan dengan Beta ini.
--
Terhitung sudah 4 bulan sudah, Jisung mengikuti Chenle. Tidak 'mengikuti' juga karena setelah ia telusuri, teman Jisung ada yang juga teman Chenle sehingga mereka akan bertemu di suatu kesempatan. Suatu kesempatan di club. Tapi tentu saja Jisung tidak akan mau mengajak pria ini berbicara, ia hanya ingin menunjukkan dirinya di depan Chenle lalu pergi. Selama 4 bulan, itu yang ia lakukan berulang kali dan setiap saat juga, reaksi Chenle mulai berubah dari yang awalnya hanya melirik sampai perlahan mencoba untuk berjalan mengikuti gerakan Jisung.
Jisung memutuskan berhenti menguntit Chenle di bulan ke-5. Ia ingin lihat, apakah Chenle mulai merasakan kehilangan bahwa tidak ada lagi seseorang yang berdiri di dekatnya.
Jisung menelan potongan buah jeruk yang sudah dipotongkan oleh barista sebagai tanda karena sudah membantunya untuk menjaga bar kemarin malam. Matanya mencoba melihat ke sekitar, apakah Chenle sudah datang atau memutuskan untuk tidak datang dulu ke club malam ini.
Sampai satu momen, Jisung merasa bahwa ia mengeluarkan feromonnya. Ia tidak tahu persis bagaimana bau dari feromonnya tetapi ia bisa merasakan kalau ada sosok yang membuatnya mengeluarkan bau ini. Kepalanya celingak celinguk, melihat sesuatu atau mungkin seseorang yang bisa membuatnya seperti ini.
Chenle dengan seorang Omega.
Jisung kini tahu, apa yang ingin ia lakukan sebagai tanda untuk melakukan perlawanan setelah ia di-injak habis-habisan oleh Alpha kaya ini.Jisung berjalan mendekati Chenle dan Omega ini dan dilihat dari gerakan kepala, ia tahu siapa sosok yang sepertinya terganggu dengan feromon yang ia keluarkan.
Tanpa disadari olehnya, Jisung menarik Chenle pergi dari club tersebut dan membawanya ke kamar hotel bintang lima yang sudah sengaja ia sewa dengan uang jajan yang ia tabung selama ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
On Your Knees
FanfictionJisung hanya ingin mengganggu Alpha ini saja. Mengganggu atau balas dendam? Jisung belum menentukannya. [To everyone who might miss my story on Twitter/X, here for you all :). di simpan disini saja, incase write.as eror hehehe, agar tidak hilang.]