6
[][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][][]
Ditengah-tengah kekhawatirannya karena Jisung yang sekarang jadi tahu dimana pesta keluarga nya akan dilakukan, salah satu karyawannya baru mengabarkan bahwa tangan kanannya ditemukan meninggal.
'Bunuh diri.'
Chenle tidak terlalu berfikir yang aneh-aneh. Mungkin setiap orang memang sedang ditempa masalah pribadi atau dia sedang dalam tekanan pekerjaan.
Pekerjaan..
Chenle bahkan tidak pernah memberikannya pekerjaan kotor? Kenapa tiba-tiba pula karyawannya ini meninggal? Tangan kanannya pula?
'Berkhianat.'
Chenle yang sedang berbaring santai di sofa nya pun terbangun saat membaca pesan singkat dari sang ayah. Beberapa kali matanya berkedip tidak beraturan, ada perasaan aneh yang muncul di dalam hati nya saat ini.
Menuduh tangan kanan Chenle dengan berkhianat adalah salah satu tuduhan berat. Ia tidak seperti sang ayah yang penuh dengan kegelapan. Ia hanya lah seorang businessman yang bekerja sebersih yang ia bisa. Kenapa pula bawahannya memutuskan untuk berkhianat? Dan untuk apa? Dan lebih pentingnya kepada siapa ia berkhianat?
Suara reporter di televisi yang sedang bertugas untuk menyampaikan berita bunuh diri salah satu karyawan perusahaan besar di negeri ini membangunkannya dari lamunan. Juru bicara perusahaannya sudah mengeluarkan pernyataan serta bela sungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan, semua hal yang diminta Chenle melalui pesan dilakukan dengan baik.
Chenle mematikan televisinya lalu ia dapat melihat pantulan dirinya dari layar hitam tersebut. Televisinya yang cukup besar itu menyadarkannya kepada satu hal, ia melihat bahwa sosok Alpha di badannya seperti melemah. Ia terlihat lemas, bahkan ia menjadi lebih kurus dari sebelumnya. Beberapa kali juga ia mendengar komentar dari asisten rumah tangga nya bahwa ia terlihat seperti orang sakit meskipun sebetulnya tubuhnya sedang dalam fit-fitnya.
Apakah efek Enigma begitu mengubah penampilannya? Bagaimana pun juga Chenle tidak bisa menjadi seperti ini. Ia tidak mau terlihat lemah di depan Jisung dan terutama di depan sang ayah. Ia bisa diremehkan oleh pria tua yang sebetulnya tidak pernah pantas menyandang status sebagai sang ayah.
—
Saat pintu rumah nya terbuka lebar, Chenle terdasar oleh satu hal. Ia bisa menunjukkan wajah Jisung ke depan wajah sang ayah dan membiarkan ayah nya yang menyelesaikan masalah dan tada? Ia bisa hidup dengan tenang dengan mencari omega lain?
Itu ide bagus.
Chenle yang sebelumnya menyesal bertemu sang sepupu yang ternyata kenal dengan Jisung, malah berterima kasih kepada Haknyeon yang sudah mengundang Jisung.
"Tapi dia kan matemu?" Tanya Haknyeon sambil menggigit salah satu donat yang sudah ia pegang.
Chenle melupakan fakta bahwa Jisung sudah memperkenalkan dirinya sebagai mate dari Jisung.
Chenle menganggukan kepalanya, "Tapi aku kemarin lupa dan saat itu kami sedang ribut jadi ya aku lupa mengajaknya."
Haknyeon dengan mudahnya percaya dengan jawaban Chenle dan kemudian membiarkan Chenle untuk berbaur dengan tamu lain.
Chenle sudah menaruh pandangannya kepada sang ayah yang sedang berbicara dengan teman-teman Alpha nya sambil menatap remeh Omega serta Beta yang berjalan melewati mereka, membuatnya cukup sebal dan paham, kenapa banyak orang mencoba untuk menurunkan mereka dari posisi nya sekarang.
Kali ini Chenle mencari satu-satu nya orang yang sedang ia nantikan. Sang superstar dan Enigma, Jisung. Namun sudah setengah jam, ia belum menemukan sang Enigma.
KAMU SEDANG MEMBACA
On Your Knees
FanfictionJisung hanya ingin mengganggu Alpha ini saja. Mengganggu atau balas dendam? Jisung belum menentukannya. [To everyone who might miss my story on Twitter/X, here for you all :). di simpan disini saja, incase write.as eror hehehe, agar tidak hilang.]