CHASING YOU [END] ✅

Bagian 22

⚡ Chasing You ⚡

Hyunsuk, Haruto (dom)
Jihoon, Junkyu (sub)

Warning : mafia, romance, mature, kekerasan, bxb, au, yaoi, DLDR, adult, blood, fiksi, typo(s).

ATTENTION‼️
⇉Tolong jangan membawa cerita ini ke kehidupan nyata. Ini hanya fiksi.
⇉Chap ini agak mature dikit ya manteman👀

Happy Reading🙌

.

.

.

"Aku sangat paham jika kata 'maaf' saja sepertinya kurang untukmu, karena memang sebrengsek itulah diriku."

.

.

.

Jihoon mendudukkan dirinya di sofa, mengambil nafas perlahan dan membuangnya dengan perlahan juga. Kini dirinya baru saja selesai membuang semua rambut yang rontok di lantai, entah sudah berapa banyak rambutnya yang rontok sekarang mengingat ia yang rutin untuk kemoterapi belakangan ini. Sebenarnya dokter Haechan menyarankan untuk membuang semua rambutnya, tapi Jihoon menolak ia tidak ingin kepalanya tidak punya rambut terlihat sekali dia seperti orang sakit dan lagi dirinya malu kalau ketemu dengan Choi Hyunsuk.

Eh? Choi Hyunsuk?

Kenapa harus dia yang ada di pikiran Jihoon sekarang?

"Hahh.. Mungkin aku harus melupakannya, " gumam Jihoon mengambil lima butir obat yang barusan sudah ia buka dan memasukkannya ke dalam mulut sekaligus bersamaan dengan air putih yang bertujuan untuk mendorong obat itu untuk masuk ke dalam tubuhnya.

Setelah selesai，Jihoon meletakkan kembali gelas air putih itu sambil menghela nafas, matanya menatap lima butir obat itu dengan pasrah. Ingin sekali pemuda itu berhenti meminum obat sehari atau bahkan berhari-hari. Jihoon sudah lelah setiap harinya harus meminum obat lima butir sekaligus bukan hanya itu Jihoon juga lelah karena makanan yang ia masukkan ke dalam tubuh tidak sembarangan karena pesan Dokter Haechan tadi pagi saat dirinya kontrol menyarankan Jihoon untuk memakan bermacam-macam sayuran dan buah-buahan tidak diperbolehkan untuk memakan daging merah atau daging setengah matang terlebih dahulu, karena itu akan memicu kanker di dalam tubuhnya semakin parah.

Tangan mungil itu menutupi wajahnya dan detik berikutnya Jihoon menangis, ia menangis karena kenapa Tuhan memberikan sebuah ujian yang begitu berat padanya?. Entah ujian dirinya yang sakit, orang tuanya meninggal dan cintanya telah hilang, Jihoon tidak tau lagi apa yang harus dia lakukan untuk ke depannya kalau bukan hanya berobat dan berkerja.

Ting.

Satu notifikasi dari ponselnya berbunyi membuat layar ponsel yang tadinya hitam kini menyala menampilkan notifikasi dari teman kerjanya, Kim Jungwoo. Ia mengambil ponselnya dan membuka notifikasi chatnya dan membaca sebuah pesan dari Jungwoo.

To : Jihoon
From : Jungwoo

Jihoon, kau tidak bekerja hari ini?

19.30 KST

Mata Jihoon membulat, ia lupa ini sudah waktunya ia berangkat kerja shift malam dan kenapa dirinya malah menangis disini? Dengan cepat Jihoon mengambil jaket tebalnya mengingat sebentar lagi akan memasuki musim dingin, masker dan tasnya. Setelahnya pemuda itu berlari ke arah pintu dan membukanya tapi tiba tiba dirinya di buat terkejut oleh seorang pemuda yang kini telah berdiri di depan pintunya dengan wajah datarnya dan kedua tangan yang ia masukkan di dalam saku celana.