CERPEN 1: UNINVITED YOUNG GIRL

12.7K 9 1
                                    

Will sedang menyeduh kopi saat pintu rumahnya diketuk. Dia melirik ke arah jam dinding, pukul sebelas malam seharusnya tidak ada yang bertamu, apalagi di luar sedang badai. Mungkin darurat, pikir Will.

Meninggalkan kopinya yang mengepul di konter dapur, dia beranjak ke depan. Rumahnya tidak besar, tapi cukup hangat pada saat hujan seperti saat ini. Malam itu Will berencana untuk pergi menjemput istri dan tiga anak mereka yang menginap di tempat mertuanya. Tapi badai datang lebih cepat daripada ramalan cuaca yang disiarkan weatherman di saluran TV. Jadi, dia menelepon istrinya untuk menundanya sampai besok pagi.

Istrinya setuju demi keselamatan Will. Lagi pula, anak-anak mereka gembira menghabiskan waktu bersama kakek dan nenek mereka.

Will yang mengenakan kaus oblong dan celana kain panjang pergi ke pintu untuk melihat siapa yang bertamu. Sewaktu dia membuka pintu, jantungnya berdegup-degup. Seharusnya udara dingin dari luar membuatnya meremang dingin, Will malah merasakan ada percikan panas di sekujur kulitnya. "Permisi, apakah ada yang bisa kubantu?" sapa Will dengan suara agak tertahan.

Tamu tak diundang itu adalah gadis muda berambut cokelat panjang tergerai, berkulit bersih, berbadan sintal, dan setengah kebasahan. Tingginya hanya sedada Will yang bidang. Di hadapan tuan rumah, gadis itu mengaku, "Hai, Sir. Aku Krissy. Aku terjebak hujan dan tak berani melanjutkan perjalanan. Bolehkah aku menumpang?"

Will terpana selama sekian detik. Baju gadis itu lembap, mencentak sempurna buah dada menawan yang berada di balik baju basah itu. Seberkas rembesan air hujan yang menempel di dada, leher, lengan, hingga kening dan dagu gadis itu membuat Will menelan ludah kehausan. "Apakah kau yakin, Nona? Aku hanya punya ruang tamu karena dua kamar kami adalah kamarku dan anak-anakku."

Krissy yang menggigil menyambut cepat tawaran itu. "Ya, Sir. Tidak masalah. Aku bisa tidur di mana saja."

Will kepanasan; sangat bertolak belakang dengan udara yang berkeliaran di sekitarnya. "Sialan gadis ini. Apakah dia dewi api sampai aku merasa panas begini?" celetuk Will dalam hati.

Tanpa menunggu lebih lama lagi, dia membuka pintu lebih lebar, memberikan ruang agar Krissy bisa segera masuk. Will merasa agak kasihan gadis semuda itu terdampar di badai pada malam hari. Selagi wanita itu berjalan ke arah sofa, Will menebak-nebak tentang usia Krissy. Instingnya mengatakan sekitar dua puluhan awal. Dan Will senang mengetahui bahwa Krissy adalah gadis baik kalau melihat cara bicara serta pembawaannya yang lembut dan sopan. Jadi dia tidak perlu direpotkan oleh gadis muda tukang rengek yang akan meminta banyak hal.

"Oh ya, Sir," sapa Krissy berbalik menghadap Will yang baru saja menutup pintu rapat-rapat.

"Panggil saja aku, Will, namaku William," sahut Will sambil tersenyum. Ritme detak jantung pria itu perlahan namun pasti bertambah gila. Ya, mungkin Krissy bukan gadis manja yang akan merepotkannya dengan banyak meminta sesuatu pada Tuan Rumah, tapi gadis satu ini bagi Will bakal merepotkannya dalam urusan yang lain.

"Ada apa, Krissy?" tanya Will setelah mengenalkan nama.

Krissy tersenyum canggung. "Aku memarkir mobilku di halaman rumah Anda. Aku lupa meminta izin."

Will melipat tangan di dada sambil mengusap-usap lengan dengan gelisah. Mata hazel Krissy sangat menarik dan berkilau di bawah cahaya lampu. Berusaha bersikap sesantai mungkin, Will menjawab, "Yeah, tidak masalah, duduklah. Omong-omong kau mau kopi atau teh?"

Krissy menggeleng pelan namun tetap mempertahankan senyum manis di bibirnya yang mungil. "Tidak perlu repot-repot, Sir," Krissy menggigit bibir, segera mengoreksi ucapannya. "maksudku, Will. Anda tidak perlu melakukannya, Will. Aku sudah senang bisa mendapatkan tumpangan malam ini."

Sudah sesuai dengan tebakan Will. Krissy memang gadis sopan yang tidak akan mau meminta apa pun sampai orang lain benar-benar memaksanya. "Ayolah, Krissy, hanya tawaran kecil. Tunggu sebentar, oke?"

Akhirnya Krissy mengangguk. Sebelum Will kembali ke dapur, dia bertanya lagi pada Krissy. "Ah ya, kopi atau teh?"

"Teh, please,"

****

Cerita lengkap cerpen ini bisa kalian baca di KaryaKarsa dengan harga 14.500 rupiah!

Caranya baca di KaryaKarsa :

1. Download aplikasi KaryaKarsa di IOS atau Android kalian, atau bisa langsung ke website-nya karyakarsa: karyakarsa.com/kingromance

com/kingromance

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2. Bikin akun dulu pakai email kalian biar bisa kasih dukungan.

3. Meluncur ke akun author dengan WAJIB KLIK LINK yang ada di bio wattpad author ya.

 Meluncur ke akun author dengan WAJIB KLIK LINK yang ada di bio wattpad author ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


4. Pilih karya author yang ingin kalian kasih dukungan.

5. Tinggal bayar deh. Banyak pilihannya bisa transfer bank, ovo, gopay, shopeepay, indomaret, alfamart, pulsa, qris, pulsa dan lain-lain. 

UNFAITHFUL HUSBANDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang