EKSEPSI

194 20 3
                                    

"ignorantia judicis est calanaitax innocentis"

(The ignorance of the judge is the misfortune of the innocent)

Is it better to destroy others to heal yourself?? Sebuah buku menyimpan jawabannya, buku tipis berbahasa Italia bersampul hitam bertuliskan nama Niccolo Machiavelli dalam tinta berwarna emas. Salah satu buku favorit pria yang kini duduk di ruang kerjanya, memeriksa beberapa dokumen yang dalam tiga tahun terakhir menjadi satu dari sekian jalan yang harus ia ambil untuk meraih ambisinya.

Song Minho tipe manusia pada umumnya, dia punya harapan, keinginan dan ambisi. Dia pekerja keras yang bekerja dalam diam. Ia terlalu tenang sampai terkadang pergerakannya tak dapat dibaca. Baginya memasang topeng di wajahnya adalah sebuah keharusan. Bagi ibunya, dia putra terbaik,membanggakan dan yang dapat diandalkan_namun juga putra paling menyedihkan. Bagi neneknya, dia cucu yang dapat diandalkan, tangan kanan yang tak akan pernah menusuknya dari belakang, sementara bagi keluarga besarnya dia adalah ancaman, serigala berbulu domba yang bisa mengeluarkan taringnya kapan saja.

Manusia tidak selalu hitam atau putih, sama halnya dengan baik dan buruk_kehidupan bukan sesuatu yang sederhana. Putih tak akan pernah ada tanpa hitam begitu pula sebaliknya. Baik pun tak akan ada tanpa keburukan dan keburukan tak akan pernah ada tanpa kebaikan. Manusia selalu berubah, di detik ini kita menjadi malaikat dan di detik berikutnya kita bisa menjadi iblis penghancur.

=======

Banyak hal berubah setelah kematian ayahnya, dulu Mino adalah pemuda dengan kepribadian yang cukup menyenangkan meskipun agak pendiam di saat-saat tertentu__ jauh dengan dirinya yang sekarang, kini bahkan dengan sahabatnya pun dia jelas menarik batasan. Ia hanya akan tersenyum ketika itu memang dibutuhkan, tentu saja semua itu dilakukan dalam rangka memuluskan rencananya.

Baginya tindakan kita mewakili hal yang ada dalam pikiran kita, maka dari itu ia sangat berhati-hati dalam mengekspresikan perasaan dan pemikirannya karena ia tahu hal itu bisa digunakan orang lain untuk menyerangnya.

Sebenarnya ada banyak hal yang berputar dalam benaknya, dulu dirinya adalah seseorang yang merasa semua hal adalah tanggung jawabnya apalagi ketika ayahnya mulai sakit-sakitan, ia seolah meletakan semua beban di pundaknya, meskipun sekarang tak ada yang berbeda tapi caranya bereaksi terhadap semua itu berubah seratus delapan puluh derajat. Dulu ia merasakan kecemasan yang berlebihan namun kini ketika kecemasan itu datang ia mulai membiarkan semuanya, menyerahkan semua itu pada waktu dan ternyata itu lebih baik dibanding terlalu memikirkan dan fokus pada masalah. Terkadang ketika kita terlalu sibuk dengan kepala justru kita tak akan menemukan solusi.

Sejak ayahnya meninggal kehidupannya berubah, ia telah memutuskan untuk melanggar wasiat ayahnya. Sepanjang hidupnya Tuan Song selalu menekankan pada kedua anaknya untuk tidak ikut campur dengan perusahaan keluarga kakek dan nenek mereka karena beliau tahu semengerikan apa politik di dalamnya. Tapi menjadi Song Mino tidaklah mudah, sejujurnya dia lelah dengan kehidupannya yang penuh keterbatasan sehingga tepat dua hari setelah ayahnya dimakamkan_ketika neneknya menawarkan jabatan di perusahaan, dirinya langsung mengiyakan. Dirinya sadar kekuasaan dan uang tidak akan bisa didapatkan hanya dengan kerja keras. Sekali pun ia kini menjadi musuh semua orang dalam keluarga besarnya, tapi ia sadar memang ada harga yang harus dibayar untuk sebuah posisi.

.

.

.

Langit biru tanpa awan dengan pemandangan lautan luas, pasir putih menghampar dan rasa tenang seharusnya muncul begitu kita menatap ciptaan Tuhan ini, tapi agaknya semua karya Tuhan ini tak akan pernah ada nilainya bagi orang-orang di dalam villa mewah itu.

Heal & Validate (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang