Chapter 01 ~ The Anchored Ship

26 2 0
                                    


     Awan hitam bergelayut rendah di seluruh permukaan laut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

     Awan hitam bergelayut rendah di seluruh permukaan laut. Gerimis kecil pun ikut menitik samar-samar, memberi jejak suram pada langit jingga.

     Elaine pergi ke dermaga. Ia duduk menikmati lukisan alam yang membentang di ujung bentala. Segerombolan burung laut bermain-main di atas permukaan laut mengambil alih fokus.

     Di sebelah sana ada juga seekor burung pelikan berdiri di atas batang yang hanyut, menunggu ikan-ikan melompat lalu ia akan menerkamnya cepat-cepat. Elaine tersenyum lebar menyaksikan pemandangan sore yang menakjubkan.

     Namun, tiba-tiba angin kencang datang bersama ombak yang tinggi menghantam tepi dermaga sangat keras, sampai-sampai riak ombak yang memecah naik ke atas jembatan dermaga. Riak-riak itu behamburan memenuhi seluruh wajah Elaine dan membasahi sekujur tubuhnya.

     "Woah! Ombaknya sangat tinggi," katanya mundur selangkah dari tepi dermaga untuk menghindar, tetapi ia tidak pergi dari sana untuk kembali ke atas. Ia tetap menyaksikan angin bertiup kencang, membuat burung-burung yang terbang di atas permukaan laut menjauh dan pulang ke sarangnya masing-masing.

     Dari kejauhan, Elaine menatap ke tengah lautan dalam buramnya cahaya langit yang sudah menuju gelap malam. Sebuah kapal layar besar tiba-tiba sudah terdampar tepat di depan mata dan ingin menyandar di dermaga. Antah-berantah dari mana datangnya.

     Kapal layar itu terbuat dari kayu dan cukup besar, terlihat sudah banyak di makan usia. Layar putih mengembang di sejumlah titik melambai-lambai menyapa dermaga.

     Elaine berdiri dengan wajah terkejut. Ia heran dan penuh tanya. Ia tidak menyangka sebuah kapal sebesar itu akan berlabuh tiba-tiba bersama dengan datangnya angin kencang dan gelombang laut tadi.

     Matanya mengerjab-ngerjab untuk memastikan bahwa ia tidak sedang berhayal atau bermimpi menjelang malam. Namun, benar bahwa Elaine melihat kapal tersebut nyata di depannya saat ini.

     Kapal itu semakin mendekat tanpa permisi dan akhirnya menyandar di dermaga tepat di mana Elaine berdiri. Dermaga itu bahkan bergetar karena kapal itu menerjangnya cukup kencang. Beberapa pagar menjadi patah, ujung atapnya pun bengkok dan tangganya menjadi miring sebagian.

     "Hei, apa matamu buta? Kau tidak melihat ada dermaga di sini? Kau merusaknya!" Elaine berteriak pada seorang awak kapal dengan postur tubuh tinggi kurus.

     Orang itu lantas mendekat untuk melempar jangkarnya ke laut. Gelombang pun tak kunjung berhenti mengamuk di sekitar dermaga membuat Elaine semakin basah. Wajahnya lembap tetapi ia tidak pergi dari sana.

     "Nona, kami ingin meminjam dermaga ini semalam saja, kemudian besok kami akan pergi melanjutkan perjalanan," kata orang tadi berteriak dari atas kapal, ia baru saja selesai menurunkan jangkarnya.

     "Apa katamu?" Elaine terkejut. "Kau tidak bisa pergi sesukamu tanpa menggantikan apa yang rusak di tempat ini!" lanjutnya lagi dengan nada meninggi, ia tidak rela dermaga buatan ayahnya rusak hanya karena kapal asing yang singgah dan tidak bertanggung jawab.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 21 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Love PierWhere stories live. Discover now