Awal hanya Awal, Pertemuan kita..

172 7 4
                                    

Flashback

"Maa.. kenapa mama tidak segera bangun?" Rengek seorang anak kecil kala itu pada ibunya.

"Mamah mu tidak akan bangun lagi. Dia sudah meninggal." Kata seorang pria berperawakan besar dengan raut yang mirip dengan anak laki-laki itu.

"Maa.. ayo bangun ma.." isaknya sambil menggoyang tubuh wanita yang ia panggil Mamah.

Kebakaran hebat yang menewaskan Ibu dari seorang anak laki-laki tersebut sangat menimbulkan luka mendalam di hatinya.

Tak ada yang tahu apa penyebab kebakaran rumah di kawasan elit itu.
Polisi sudah menyelidikinya. Tapi hanyalah omong kosong saja yang ia berikan.

"Kita akan pindah dari sini. Biarlah ibumu istirahat tenang disana. Kita akan pindah ke Jepang mulai besok." Ucap sang Ayah pada anaknya yang tengah meratapi kepergian ibunya selamanya.

"Tidak! Aku akan tetap disini bersama Mamah! Aku mau menemani Mamah pah!" Isaknya.

"Dasar keras kepala. Mamahmu akan dimakamkan nanti. Besok kita akan berangkat."

"Tidak.. aku akan menjaga Mamah ditidurnya! Aku masih ingin disini. Please Papah aku ingin sekolah disini saja, dan menemani Mamah disini."

Tangis Ayah dari anak laki-laki itu buyar tak dapat dibendungnya. Mendengar kata anak kecil berumur 15 tahun yang begitu menusuk di hatinya.

"Tapi kau harus hidup mandiri nak! Apakah kau bisa?"

"Tentu aku akan berusaha bersama Kurama disini. Mamah pasti selalu disampingku pah! Dia sayang padaku.. sayang Papah juga!"

"Nak......"

Laki-laki itu memeluk anaknya. Seakan tak percaya apa yang telah ia ucapkan. Ia membiarkan anaknya tinggal sendirian disini. Anak satu-satunya. Buah hatinya.

"Kau akan disini bersama orang kepercayaan Papah. Jangan nakal."

Awan mendung pekat itu mengiringi pemakaman seorang wanita korban kebakaran. Dia berusaha menyelamatkan anaknya ditengah kebakaran hebat yang melanda rumahnya. Sungguh ibu yang terlalu baik

"Ma.. terus disini bersamaku."

Flashback end

Sarah POV.

"Awwwwww.. siapa sih yang melempar batu ke kepala! Rese' tuh orang!" Umpat seseorang.

Eh apakah lemparan batuku mengenai seseorang. Sepertinya aku mendengar suara seseorang. Apa itu hanya perasaanku saja? Ah iya paling.

Aku melihat Alien yang sedari tadi memandangiku. Dia lucu.

Aku memandangi kembali danau yang sedari tadi aku gunakan untuk sekedar menenangkan pikiranku.
Terduduk bersama Alien. Memandangi indahnya sore di pantulan danau ini.

Melempari batu ke danau dan terkadang ke arah belakangku.
Hanya iseng. Karna tidak adil bukan jika melempar ke depan terus menerus? Sekedar ingin untuk meluapkan emosi.

Sesekali aku melihat pantulan wajahku di danau. Apakah orang disekitarku selalu memandangiku hanya karna ini? Terlalu mencolokkah diriku disini?
Apakah aku aneh? Tidak tidak, tidak ada kecacatan dalam diriku.

Angin sore ini selalu mengingatkan ku akan suatu hal..

Wajah itu..

"Kyaaaaa alienn berubah!" Teriakku kaget, karna melihat pantulan wajah di air danau. Dia berada di belakangku.

"Apa maksudmu? Alien? Apakah disini ada makhluk ruang angkasa? Dasar sembarangan!" Ucap seseorang yang aku kira Alien yang telah berubah menjadi manusia.

I Want To NormalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang