Chapter 72

1.9K 81 12
                                    

Salah satu kebiasaan yang kudapat ketika bekerja sebagai kurir adalah aku menjawab segala macam telepon dan mengecek seluruh pesan. Setelah si orgil pergi, aku berbaring di kasur dengan badan yang rasanya sudah mau mati ketika aku teringat akan ponselku. Penasaran dimana ponselku berada, segera setelah aku bangkit, rasa sakit menjalar dari tulang ekor hingga punggung bawahku, dan aku mengeluarkan umpatan. Aku menggertakkan gigi, berdiri, memakai jubah, dan meninggalkan kamar.

Kamar hotelnya sebesar rumah. Setelah melewati lorong, ada ruang tamu besar, dan aku menemukan ponselku yang tergeletak di lantai. Kenapa ada disana? Lalu, aku seketika teringat. Setelah aku memasuki tempat ini, si orgil menarik dan menciumku... Lupakan saja. Aku segera menghapus pemikiranku dan duduk di sofa untuk mengecek ponsel seperti biasa. Ponselku mati. Aku bingung, dan ketika menyala, rentetan notifikasi muncul.

"Ada apa?"

Ada beberapa pesan suara yang biasanya tidak kuterima. Mengingat-ingat cara mendengarkan pesan suara, aku memasukkan password. Tak lama, pesannya terdengar.

[Halo, Lee Baekwon.]

Setelah aku mendengar nama itu, aku ingin mematikan ponselku. Namun karena dulu aku berhutang pada manajer, aku mendengarkan apa yang ingin dia katakan dengan wajah mengkerut.

[Saya manajer Alice's Labyrinth. Bagaimana kabar Anda?]

Kupikir itu adalah sapaan yang sangat tidak berguna, dan suara lain di latar belakang rekamannya juga memberikan opini yang sama

[Ah, hentikan omong kosongmu dan cepat tanyakan tentang Jay.]

Dia bos Alice. Suaranya lebih kencang daripada manajer yang merekam di ponsel.

[Pak, saya manajer Alice dalam nama, jadi saya tidak bisa berlaku tidak sopan tanpa mengucapkan halo.]

[Ya, itu benar... uh? Setelah kau meneleponku kemarin, kau menyuruhku datang cepat-cepat karena Pimpinan Hwang datang tanpa pemberitahuan, kan?]

[Saya memberitahu Anda tolong datang cepat-cepat.]

[Oh iya... apa? Hei.]

Dan pesan suaranya berhenti. Benar-benar ada suara 'hei.' Aku mendengarkan pesan selanjutnya, tertegun.

[Halo, Lee Baekwon. Saya manajer Alice's Labyrinth.]

Ketika aku mendengarnya, kupikir aku mendengar pesan yang sama, tapi suara di latar belakangnya berbeda.

[Ah, cepatlah, tanyakan tentang Jay, please. Jay-ku mematikan ponselnya dan aku tidak bisa menghubunginya, bagaimana bisa kita punya waktu menyapa Lee Baekwon?]

Jadi dia meninggalkan pesan suara karena ponsel si orgil mati? Tapi perkataannya ada benarnya. Aku juga tidak pamit. Sial, seluruh badanku sakit. Tidak sepertiku yang menahan rasa sakit dalam hati, bos Alice berkata tanpa ragu.

[Waktu tengah hari, dia berlari keluar perusahaan dan bahkan tidak mengangkat telepon. Jay-ku bukan orang yang tidak bertanggung jawab seperti itu! Bahkan kalau dia ke kamar mandi karena diare, dia tidak akan putus kontak selama ini... Ya ampun, jangan-jangan dia tumbang sewaktu buang air!]

Yang membuat bos Alice heran, si manajer langsung membalas.

[Bukan itu masalahnya, pak. Dia tidak mau mematikan ponselnya meskipun dia ke kamar mandi untuk buang air, di saat dia paling memerlukannya.]

[Oh, manajer. Penalaranmu meningkat-]

[Semuanya saya dapat dari melihat kemampuan analisis bos yang menusuk langsung ke intinya.]

[Itu benar. Aku pandai melakukannya. Kau pandai menggunakan tanganmu.]

Suara kedua pesan suaranya berakhir dengan kisah yang tidak begitu pedih. Aku mengumpulkan sisa kesabaranku dan mendengarkan pesan suara ketiga untuk jaga-jaga.

Payback [DROPPED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang