...
[ New York, 11:15 p.m ]
Malam Tahun Baru.Malam itu benar-benar bising, alunan musik natal dan tahun baru terus terputar di sepanjang jalan. Orang-orang berlalu lalang untuk menghabiskan malam itu dengan orang tersayang mereka. Bahkan tidak terlihat sama sekali celah kosong di sepanjang jalanan kota New York.
Semua orang disana sangat bersemangat, setia menanti-nanti jam 12 tepat tiba. Tak terkecuali seorang pemuda berambut pirang yang berdiri sendirian di dekat pohon natal raksasa yang bercahaya. Manik abu-abu nya terus menatap ke langit, yang pada saat itu salju-salju turun membanjiri seisi kota.
Pats..
Tiba-tiba saja semuanya gelap. Seluruh lampu di kota di matikan. Pemuda itu mengambil ponselnya dan melihat waktu yang tertera disana. Ah ya...
11:59 p.m
Senyum kecilnya terukir. Pandangan nya beralih pada bintang bercahaya yang berada di puncak pohon natal raksasa itu.
" Here we go!!!! "
" 10.. "
" 9.. "
" 8.. "
Dirinya tidak ikut menghitung mundur. Matanya terus menatap bintang itu. Perlahan tangan nya menggerogoh saku jaket tebal yang ia gunakan dan mengambil sesuatu.
" 3.. "
" 2.. "
" 1!!! "
DORRRRR........
Lampu-lampu kembali dinyalakan, semua orang disana langsung berteriak, memeluk, dan mencium satu sama lain, membagikan kebahagiaan mereka masing-masing.
" HAPPY NEW YEAR !!!! "
Malam itu benar-benar sangat meriah, tak terlihat sedikit pun kesedihan dari raut wajah mereka, termasuk pria itu. Ia tersenyum teduh dan menatap benda di tangan nya.
Kacamata bulat yang sudah lumayan usang.
Jari nya mengusap sudut kacamata itu. Perlahan mengecup nya dengan lembut. Senyum nya terus terukir. Walau tak ada satupun orang yang menemaninya di malam yang indah ini, ia tak merasa sendirian.
Pandangan nya tetap terkunci pada kacamata bulat itu, lalu mulutnya mulai menggumamkan sesuatu.
" Happy New Year, Potter... "
.
.
.
.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
FOR YOU : In The Next Few Years [ DRARRY ]
Fanfiction_[ FIRST VOLUME ] . . . Surai coklat lembut, yang terlihat sangat indah ketika angin menerpa nya. Manik hijau yang bercahaya didalam kegelapan, bersama kacamata bulat yang selalu bertengger disana. Dia membenci nya, sangat membencinya. Namun rasa ri...