Bab 1

18 3 0
                                    

"Jadi yang ada dalam foto itu benaran kamu?" tanya Dimas--menagemen. 

"Hemm, itu gue." Sakha menjawab dengan santai.

Dimas yang mendengar jawaban santai Sakha hanya bisa menghela napas panjang. Pria itu menggeleng pelan, kemudian menatap aktornya dengan tidak percaya. "Terus apa yang akan kamu lakukan sekarang?"

"Dibiarin aja, enggak usah heboh gitu! Nanti juga beritanya bakal turun sendiri."

Sakha masih berbicara dengan santai. Sementara Dimas merasa tidak habis pikir dengan pola pikiran Sakha. "Kamu tahu kalau gosip ini bukan cuman kamu yang kena? Tapi Fai juga."

"Seharusnya kamu mikir! Kamu mau biarin Fai kena masalah juga, hemm?" Dimas bertanya dengan menahan geram. 

Jelas Dimas murka, kedua artisnya terlibat skandal yang tidak biasa. Sakha dan Fai kepergok masuk ke apartemen Fai. Sehingga sosial media dibuat panas dengan fakta tersebut.

Pasalnya Sakha memiliki nama baik yang bagus. Membuat para penggemarnya merasa kecewa karena Sakha ketahuan satu kamar malam-malam bersama perempuan. Perempuan itu Fai, seorang aktris lawan mainnya dalam film yang sedang diproduksi.

"Tinggal ngelak kalau gue lagi pergi ke suatu tempat, beres 'kan?" Setelah mengatakan itu, Sakha bangkit lalu pergi begitu saja dari ruangan tersebut.

"Sakha!" panggil Dimas yang hanya dianggap angin lalu oleh Runa. "Arsakha!"

Sakha terus melangkah. Begitu membuka pintu ia berpapasan dengan Roni--asisten pribadinya. "Loh, udah selesai?"

Tidak menjawab pertanyaan Roni, Sakha memilih pergi begitu saja dari sana. "Sakha!" panggil Roni sambil mengejar Sakha.

"Lo mau ke mana sekarang?" Roni bertanya ketika ia sudah berhasil mengejar Sakha.

"Bukan urusan lo!"

"Semua jadi urusan gue, Kha. Gue asisten lo, jadi harus tahu semua yang lo lakuin."

Mendengus kesal, Sakha menoleh sebentar ke arah pria tinggi kurus di sampingnya. "Gue mau ke apartemen Fai."

"Gila lo! Berita lo sama Fai lagi panas. Enggak-enggak, gue enggak izinin lo."

"Gue enggak butuh izin lo," cetus Sakha dengan ketus.

Roni menahan lengan Sakha agar berhenti melangkah. Sontak hal itu membuat Sakha murka. "Lepasin bangsat!"

"Lo harusnya mikir! Kalau lo ketahuan temui Fai sama awak media, bukan nama lo aja yang rusak. Tapi Fai juga," ujar Roni mencoba mengingatkan.

"Gue enggak peduli!"

"Lo enggak inget perjuangan yang Fai lalui buat bisa sampai sekarang, hemm?"

Pertanyaan Roni berhasil membungkam  Sakha. Membuat Roni kembali berbicara. "Jangan sampai usaha Fai buat bisa sampai sekarang hancur gara-gara lo yang egois!"

Terdiam, Sakha menghempaskan tangan Roni yang mencekal lengannya. Ia mengusap wajahnya dengan kasar, kemudian menguar rambut gondrongnya ke belakang. "Ah, bangsat!"

Sakha mengumpat sambil meninju tembok dengan keras. Sehingga darah segar keluar dari buku-buku tangannya. "Jadi gue harus gimana?"

"Kita ke ruangan Pak Dimas dulu. Cari solusi dengan baik," ujar Roni memberitahu.

Tidak ada lagi penolakan yang Sakha lakukan. Pria janggung dengan tubuh yang sempurna itu memutar arah lalu membawa langkahnya menuju ruangan Dimas. Begitu masuk Sakha langsung berkata, "Gue pengen tahu solusi yang lo punya."

Asyakha [Dari Benci Jadi Rindu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang