Langit rembulan dengan setia menerangi sang bumi Pertiwi di malam hari. Jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari, tapi seorang pemuda dengan netra hitam pekatnya masih membuka mata. Dengan alasan tidak bisa untuk tertidur.
Matanya melekat pada langit-langit kamarnya. Ia sudah mencoba beberapa kali menghitung domba, tapi pikirannya tidak membiarkan dirinya untuk beristirahat. Lelah. Hanya itu yang bisa ia rasakan.
Tanpa ia sadari, jauh diseberang sana, juga ada seorang gadis yang sedang bergelut dengan kertas yang ada diatas meja belajarnya. Formulir pendaftaran, data dirinya, dan beberapa dokumen penting lainnya. Sama dengan dirinya, lelah juga mulai menyerang seluruh anggota tubuh gadis tersebut.
Tak ada yang tahu apa hubungan kedua hamba tuhan ini. Takdir apa lagi yang akan mengenai mereka?
🍀🍀🍀🍀🍀🍀
Sang mentari mulai malu-malu menunjukkan dirinya pada dunia. Mata seorang gadis terbuka akibat gangguan cahaya yang menusuk tepat ke matanya. Sungguh mengganggu waktu istirahatnya.
Gadis bernetra hazel gelap tersebut mulai menggeliat ditempat tidur, sembari mengumpulkan kesadarannya untuk mengawali harinya. Hari pertama untuk keluar setelah sekian lama terkurung dirumahnya.
Ia mulai beberes, untuk mengawali hari ini guna keluar dari zona nyamannya. Beranjak menuju kamar mandi, untuk menyegarkan dirinya kembali.
Selang beberapa saat, gadis tersebut sudah bersiap dengan seragam sekolah, dan rambut sebahu ia biarkan tergerai. Serta sedikit polesan bedak dan lipbalm, ia tampak lebih segar dari sebelumnya.
Sebelum keluar dari kamar, ia kembali melihat dirinya ke cermin gantung yang tidak jauh dari kasurnya. Sudah rapi, dan sudah lama sekali ia tak berpenampilan seperti ini. Tak lupa juga ia kembali mengenakan leontin rembulan yang bertengger di lehernya.
Aksana Cahaya. Siswi baru yang akan melewati masa putih abunya pada hari ini. Siswi hang selama ini homeschooling semenjak kelas satu di sekolah menengah pertamanya. Tentu dengan alasan yang ditutup rapat dari publik.
'Aku kembali... Dunia'
🍀🍀🍀🍀🍀🍀
Kelas 11-2 sudah dihuni oleh sebagian besar penghuninya. Bisa dibilang sudah cukup ramai untuk waktu yang terbilang terlalu pagi ini.
Dean yang dimana selalu salah satu penghuni kelas tersebut memilih untuk membuat kelas semakin lebih ramai, yang dimana disertai dengan temannya yang lain.
Jauh disana, tepatnya dibarisan paling belakang, terlihat Haska dan temannya, Alfa yang hanya melihat pasrah kejadian tersebut. Dean dan saudara beda darahnya, Andra jika sudah disatukan, tidak akan bisa diam.
Terdengar jelas lagi yang disetel melalui ponsel mereka, Jiwa yang bersedih, sembari mereka bernyanyi bersama dengan teman kelas yang lain. Sangat berisik.
"Tidakkah letih kakimu berlari?!" Sahut keras salah satu teman kelasnya.
"Ada hal yang tak mereka mengerti!" Lirik itu dilanjutkan.
"Muak! Aku muak-!" Kalimat dari Andra terhenti akibat satu buku sukses mengenai belakang kepalanya.
"Salah lirik, bodoh!" Itu Dean. Saat dia sudah mencoba untuk mendalami lagu, Andra malah merusak segalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I fall again?
Teen Fiction"Kalau jatuh, bareng ya?" ----------------------------------------- Jatuh? Tentu saja. Siapa yang tidak bisa menahan semua godaan fisik yang ada. Perasaan pada manusia itu pasti akan memakan mereka dalam iringan waktu. Tapi, berbeda dengan Haska. Sa...