Sematan Paripurna

2 0 0
                                    

Profesinya sebagai ahli konservasi hutan yang sering bertugas ke luar kota, membuat Janar benar-benar sibuk dengan pekerjaannya. Seringkali, wilayah tempatnya bertugas tidak memiliki jaringan internet yang stabil, sehingga sulit baginya untuk memberi kabar. Sebagai kekasihnya, Arsha belajar memahami hal tersebut. Sudah bukan hal yang baru lagi jika saat Janar mendapatkan tugas lapangan, komunikasi mereka berdua sedikit terhambat. Tapi biasanya, paling lama Janar tidak memberi kabar itu seminggu.

"Dua minggu anjir Sha dia nggak ngabarin kamu! Udah gila itu manusia satu!" Elakshi berseru jengkel sembari meletakkan mug berisi cokelat panasnya ke meja dengan kasar. Rilis membulatkan mata melihatnya. Ditamparnya punggung Elakshi dengan keras hingga suaranya cukup membuat ketiga sahabatnya yang lain meringis.

"Mug kesayanganku jangan asal dibanting, El! Dua juta itu satunya. Sampe pecah, kamu tak jual," Rilis lebih dulu mengomel sebelum Elakshi membuka mulut. 

Punggung Elakshi diusap halus oleh Arsha. "Mas Janar lagi tugas di pesisir Aceh Timur, El. Di desa Gampong kata mas waktu itu. Jaringannya memang suka hilang muncul," ucap Arsha dengan halus, membalas seruan Elakshi tadi.

"Tapi dua minggu nggak ngasih kabar sama sekali itu memang nggak normal, Sha. Kak Taka loh lima hari aja nggak ada kabarnya. Lepas lima hari sampe tadi malem ngabarin aku terus," Gina menyaut sembari memperlihatkan chatnya bersama laki-laki yang ia maksud. Terlihat jelas di roomchat tersebut, terakhir kontak dia dengan laki-laki bernama Taka itu adalah tadi malam, tepatnya jam 23.55 malam.

"Tanggal 13 kan itu mereka berangkat ke Acehnya. Sampe tanggal 18, Kak Taka memang nggak ada ngechat. Pas aku lagi uring-uringan, akhirnya tanggal 19 malem itu dia baru ngechat. Nih dia bilang, 'kemarin pas sampe desa, jaringannya masih belum stabil, baru ada hari ini.' " Gina yang memang duduk di samping Arsha memperlihatkan isi chatnya bersama Taka dengan jelas. "'Hari ini' yang Kak Taka maksud itu dari tanggal 19 loh, Sha. Artinya kan jaringan mereka udah stabil sejak hari itu."

"Dan sekarang udah tanggal 27. Sampe sekarang masih belum ada kabar sedikitpun dari cowokmu itu," Niran ikut menyauti. "Brengsek!"

"Kalo ngomongin sibuk, Kak Taka nggak mungkin nganggur kan di Aceh sana. Kerjaan dia juga pasti nggak kalah porsinya sama punya Kak Janar. Nyatanya bisa aja tuh Kak Taka ngabarin Gina barang cuma sebentar," sambil meminum cokelat panasnya, Elakshi menyampaikan pendapatnya.

"Dasarnya memang dia nggak pernah prioritasin kamu itu," saking kesalnya dengan kekasih sahabatnya, Rilis keceplosan. Ketika menyadari apa yang baru saja ia ucapkan, Rilis dengan cepat menolehkan kepalanya kepada Arsha. "Maaf Sha, bukan maksudku kamu nggak penting buat diprioritasin," ucap Rilis panik. Kedua tangannya meraih tangan kiri Arsha yang bebas dan digenggamnya dengan erat.

Arsha tersenyum lembut kepada gadis itu. Tangan kanannya menepuk pelan kedua punggung tangan Rilis. "Nggak papa, aku paham maksudmu kok," katanya dengan suara halus. Arsha menoleh ke arah Gina, "kamu ada nanya ke Kak Taka tentang Mas Janar yang belum ngasih kabar ke aku nggak?"

Gina mengangguk. Matanya kembali mengarah ke roomchatnya, menggulir ke atas percakapannya dengan Taka hingga ia menemukan apa yang ditanyakan oleh sahabatnya. Diberikannya handphone itu kepada Arsha agar gadis itu bisa membaca langsung isi chat mereka.

Kak Taka

23 Juli

20.39

Kak, aku mau nanya deh

Nanya apa sayang?

Kak Janar tuh sibuk banget apa gimana?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mini NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang