Pukul menunjukkan sudah jam tujuh malam, waktunya untukku pulang ke rumah. Aku sangat menyukai pekerjaanku, walau sering sekali pekerjaanku membuat aku sakit kepala. Ketika aku sedang merapikan meja kerjaku, telepon genggamku berbunyi dan aku melihat notifikasi yang ada di telepon genggamku. " ahhh... ini pesan dari dia" hatiku sangat senang sekali setiap menerima pesan singkat dari dia. Dia adalah wanita yang cantik, dia selalu bisa membuatku tersenyum. Hari-hariku selalu berwarna ketika berbicara kepadanya. Dia wanita yang sangat lucu dan selalu berhasil membuatku tertawa sehingga aku dapat melupakan masalah pekerjaanku dan di rumah, dia bernama Susi. Aku mempunyai pacar dan kami tinggal bersama di apartemenku, dia bernama Naura. Hubungan kami baik-baik saja, Naura wanita yang baik. Naura tidak tahu tentang Susi, aku menyembunyikan Susi dari Naura.
Susi ... aku selalu tersenyum ketika menyebut namanya, ada suatu rasa senang setiap hal tentang dia. Aku bertemu Susi dengan tidak sengaja, melewati game online. Awalnya kami tidak sengaja di pertemukan dalam satu permainan, kemudian kami mulai intens main bersama. Tentu saja aku mengundang Susi sebagai teman di akun game online aku. Setiap ada kesempatan kami bermain game online bersamaan. Hampir setiap hari kami bermain tanpa Naura menaruh curiga. Setiap Naura melemparkan pertanyaan atau kecurigaan aku selalu berkata "ini hanya game! Tidak ada yang special, kami hanya bermain. Aku terlena di buat Susi, sikap lucunya yang selalu membuat aku senang. Dan aku mulai merasakan ada perasaan yang lebih terhadap Susi. Kami mulai berkomunikasi tidak hanya lewat pesan game online lagi. Kami mulai berkomunikasi lebih sering di email dan sms (pesan singkat di telepon genggam). Setiap hari aku bisa merasakan betapa aku mencintai Susi dan aku merasa Susi memiliki perasaan yang sama terhadapku. Lalu aku memberanikan diri untuk menyatakan perasaanku kepadanya. "aku mencintaimu, sejak dulu aku sudah mencintaimu dan kamu tahu itu" dengan hati berdebar aku mengirimkan pesan itu kepada Susi. Dan rasa sangat gelisah untuk menunggu balasan dari Susi, aku hanya khawatir kalau perkiraanku tentang perasaan Susi terhadapku salah. (suara telepon genggam) "Ting.." tertulis pesan dari Susi. Aku benar-benar gugup apa yang akan Susi katakan kepadaku. (isi pesan Susi) "Aku mencintaimu juga" dengan hati yang berbunga-bunga aku sangat bahagia sekali membaca pesan dari Susi, wajahku tersenyum lebar "Yes... " aku sangat senang sekali.
Hubungan kami berhasil berjalan sampai 10 tahun, tanpa bertemu, tanpa berbicara di telepon atau tanpa melalukan video call. Tentu saja kami selalu bertukar foto-foto pribadi yang sangat privasi. Tanpa diketahui oleh Naura dan suami Susi. Kami tahu kami sudah menyakiti pasangan kami masing-masing. Tapi kami saling mencintai, kami saling membutuhkan satu sama lain. Dalam 10 tahun kami tidak pernah bertengkar. Susi mempunyai tempat special di hatiku.
Sampai akhirnya aku berpisah dari Naura, dan Naura tidak tahu tentang aku dan Susi. Perpisahan kami bukanya karena Susi. Setelah beberapa lama aku sendiri tanpa mempunyai hubungan yang nyata dengan seseorang. Susi tetap menjadi pertama di hatiku dan aku sangat sekali tidak mau Susi meninggalkanku. Aku takut sekali Susi marah kepadaku. Sampai pada akhirnya aku bertemu Aayana, wanita yang aku temui ketika aku tugas ke luar kota. Awalnya aku hanya ingin bermain kepada Aayana hanya ingin mengisi kekosongan waktuku saja. Karena aku tidak pernah bisa bertemu dengan Susi. Tapi aku terperangkap oleh Aayana ke sebuah hubungan yang sangat serius. Aku sendiri bingung kenapa aku selalu mengiyakan apapun yang Aayana inginkan. Dan kami bertunangan karena Aayana menginginkanya. Perlahan aku memberitahukan tentang Aayana kepada Susi,bukan tengtang pertunanganku dengan Aayana. Dan Susi sangat mengerti posisiku. Itu yang membuat aku jatuh cinta terhadap Susi, dia wanita yang mengerti aku.
Tidak lama dari pertunangan kami, Aayana membuka telepon genggamku karena dia tahu kata sandi telepon genggamku. Aayana sangat marah sekali mengetahui semua percakapan aku dan Susi. Kami bertengkar sangat hebat. Pertunangan kami hampir hancur. Aku memilih Aayana, karena aku yakin Aayana adalah wanita yang akan menemaniku menghabisi sisa hidupku.
Akhirnya dengan desakan Aayana aku mengakhiri hubunganku dengan Susi. Hatiku sedih akan tetapi aku yakin Susi akan mengerti. Dan aku sangat merasa bersalah terhadap Susi.
Susi aku merindukanmu..